Part 19 - Dihukum lagi

702 66 0
                                    

Setelah 3 hari berturut-turut Lidya tetap merayu dan berusaha meluluhkan ketiga kakaknya. Ia selalu langsung pulang setelah sekolah, memakan apa yang disajikan, belajar setelah makan malam dan selalu bersikap manis di depan ketiganya. Seperti saat ini, Lidya sedang berada di kantor Jane. Ia berada di sini karena mobil Jane sedang rusak dan supir pirbadinya sedang mengurus mobilnya. 

Awalnya Jane ingin memesan taksi atau mobil online namun dihadang Lidya. Lidya ingin mengantar kakaknya pergi ke kantor di hari sabtu. Seharusnya Lidya bisa menggunakan hari liburnya untuk berpergian namun karena ketiga kakaknya masih marah, ia memilih untuk membujuk ketiga kakaknya di hari sabtu. Sesungguhnya Lidya bisa mengendarai mobil namun belum ada simnya. Dengan terpaksa Jane menggunakan mobil Lidya untuk ke kantor dan Lidya pun tetap ikut dengan kakaknya. Jane tetap menggunakan muka datarnya dan ia hanya berbicara di saat penting-penting saja. 2 jam sudah Jane berada di kantor, Lidya pun sudah bosa melihat kakaknya bekerja

"Kakk Jane, masih lamaa di sini?" rengek Lidya

"Iya masih lama, kalo kamu mau pulang ya pulang aja" Jane menjawabnya dengan judes

"Aku mau nemenin kakak aja sambil pulangnya kita makan ice cream" Lidya sangat tau kalo kakak keduanya ini sangat suka dengan ice cream, jadi dia mencoba merayu kakaknya dengan hal itu

"Aku masih lama" Jane menjawab dengan singkat

"Berapa lama?"

"Terserah aku, kamu kalo bosan ya pulang aja kan aku ga nyuruh kamu nemenin" jawab Jane dengan nada tegas

"Kakak, aku minta maaf jangan marah atau diemin aku lagi ya" Lidya langsung menghampiri Jane yang masih sibuk dengan laptop dan kertasnya

"Angkat kaki kamu terus jewer kuping kamu di pojokkan sekarang" ucap Jane

"Hah? Di pojokkan sini kak?" Pasalnya ruangan Jane memang tertutup namun bagian pojok masih bisa dilihat oleh karyawannya, apalagi beberapa kali sekertaris dan desginer sering keluar masuk ruangan itu

"Iya"

"Kak, aku malu jangan di sini. Di rumah aja" Lidya merayu kakaknya kembali

"Terserah, kalo kamu mau aku maafin lakuin itu sekarang" Lidya yang mendengar Jane menggunakan nada tegas pun langsung ke pojokkan dan melakukan apa yang kakaknya minta

"Ikutin kata-kata aku, aku tidak akan pernah pergi tanpa izin ketiga kakak aku  lagi" Lidya pun langsung mengikuti kata-kata kakaknya dan dilakukannya berulang.

Lidya sedaritadi sudah merasakan malu karena sudah beberapa karyawan melihat Lidya dihukum, bahkan sekertaris Jane pun hanya tersenyum melihat Lidya yang dihukum. 2 jam pun berlalu di sana sudah ada Rena yang sedaritadi mengobrol dengan Jane. ia sudah tau kalau Lidya dihukum karena pergi ke arena balap tanpa izin ketiga kakaknya dan ia sangat bersyukur kalau di hari itu Aurora tidak ikut. Saat Rena dan Jane berbincang, Rachel serta sekertarisnya Monica pun datang ke kantor Jane. Jane sengaja mengajak kakak dan adiknya untuk ke kantor supaya mereka bisa melihat Lidya yang dihukum

"Hai kak Jane, Kak Rena" ucap Rachel sambil diikuti Monica dibelakangnya

"Hai miss, hai Lidya" sapa Monica

"Hai Mon, udah duduk aja" kata Jane dengan senyuman

"Lidya aku mau maafin kamu, asal tanggal 20 kamu bisa jadi photographer di agency aku" kata Rachel sambil menghampiri adiknya yang sudah keringetan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya

"A-ku tanya Au-rora du-lu ya ka, di-a le-bih ta-u jad-wal aku" Lidya menjawab dengan terbata-bata karena badannya sudah lelah dan haus

"Aurora? Kok tiba-tiba dia yang lebih tau?" tanya Rena

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang