Part 40 - Begadang

702 73 15
                                    

Setelah kejadian ayam di sore hari, Lidya melakukan aktivitasnya seperti biasa dan dikarenakan kakak pertamanya selalu iseng, ia menempel kepada Jane agar ia tidak diganggu oleh si sulung. Akhir-akhir ini Lidya juga bingung kenapa sifatnya berubah. Jika di luar ia terlihat macho dan senggol bacok, saat di rumah ia berubah menjadi sosok yang cengeng. Ia bisa saja mengajak ribut preman-preman di jalan dan melawan banyak preman dengan kedua tangannya. Namun jika sudah ketiga kakaknya yang iseng, dia hanya bisa lemah dan menangis.

Lidya pernah sesekali ingin melawan keisengan dari kakaknya tapi lagi-lagi ketiga kakaknya bisa memutar balikkan keadaan dan membuat Lidya menangis serta takut. Akhirnya Lidya memilih untuk menuruti semua kemauan kakaknya atau menangis jika ketiga kakaknya sedang iseng. Lidya yang ditakutin banyak orang akan menjadi anak ayam jika di keluarganya.

Seperti sekarang, ini masih jam 21.00, dimana biasanya Lidya sedang memanasi motornya untuk balapan namun sekarang ia hanya di kamar dan menghabiskan susunya. Jane selalu meminta Lidya untuk meminum susu sebelum tidur, ia memerhatikan Lidya untuk meminum susunya dengan rapi karena akhir-akhir ini Lidya suka sekali membuat tetesan-tetesan susunya mengenai baju ataupun mengelap susu di bibirnya menggunakan punggung tangan

"Kenapa sih kamu tuh minum susu aja suka belepetan, minumnya pelan-pelan biar ga jatoh-jatoh susunya" Jane membersihkan bekas susu Lidya yang menetes hingga ke lehernya

"Adek juga ga tahu kalau minum susu selalu begini, kalau pake sedotan enggak kok" jawab Lidya yang menerima usapan tissue dari kakaknya

"Ini challenge dari kakak, besok kamu ga boleh minum susu belepetan gini lagi. Kalau 2x kamu belepetan, besok kakak kasih susu di botol dot, biar ga belepetan" ancam Jane

Lidya yang mendengarnya langsung takut karena di satu sisi ia tahu kakaknya yang satu ini tidak pernah bercanda untuk memberikan hukuman atau sanksi. Jika orang tua atau kedua kakaknya mengancam, Lidya tidak pernah takut karena itu hanyalah sebuah ancaman belaka tapi jika Jane yang mengancam, itu akan terjadi jika Lidya melakukannya

"Adek gamau pakai botol, itu kayak bayi. Nanti kak Jian bakal ledekkin adek terus" rengek Lidya

"Yaudah, kalau gamau ya adek harus belajar gimana caranya minum tanpa belepetan. Paham?!" tegas Jane

"Paham kakak" Lidya hanya menganggukkan kepalanya dan membawa dirinya ke arah kasur serta berbaring

"Yaudah kamu tidur sekarang, jangan main handphpne lagi" Jane membenarkan selimut adiknya biar nyaman

"Baru jam 9 kakak" Lidya kembali merengek

"Kamu ga tidur siang adek, tidur sekarang" Jane pun menatap wajah Lidya dengan tajam sampai akhirnya Lidya memutuskan untuk memejamkan matanya dan tertidur.

Biasanya Lidya akan terbangun di jam 05 subuh atau jam 06 pagi namun ia tiba-tiba terbangun di jam 01 pagi karena tenggorokkannya kering dan batuk. Ia memutuskan untuk mengambil air dan meminum air putih. Untungnya di kamar Lidya disediakan dispenser kecil untuk Lidya minum di kamar, jadi ia tidak perlu mengambil minum ke bawah di saat malam hari.

Setelah minum, matanya malah tidak bisa diajak tidur kembali jadi ia memutuskan untuk main games agar matanya lelah. Namun siapa sangka kalau ternyata teman-temannya juga sedang online untuk bermain games. Lidya sangat senang bisa bercanda dan mengobrol dengan teman-temannya walaupun hanya lewat games.

Jam pun berlalu, tanpa disadari bulan sudah berganti matahari. Lidya dan teman-temannya sedikit panik karena tiba-tiba sudah pagi dan mereka belum tidur. Mereka pun memutuskan untuk berhenti main games dan tidur tapi tidak dengan Lidya, ia harus bersiap-siap untuk sarapan bersama dengan keluarganya. Untung ini hari minggu jadi Lidya bisa tidur kembali setelah sarapan.

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang