Part 46 - Opa dan Oma

625 81 5
                                    

Pagi ini Opa dan Oma Lidya sudah ada di kediaman keluarga Radifan. Opa Lidya bernama Frank Desmond Radifan, sedangkan Oma bernama Adelina Permata Sanders. Opa dan Oma Lidya memang dari keluarga yang terpandang dan terkenal dengan kedisiplinannya. Sedari kecil anak-anak Radifan sudah dibiasakan dengan dididikkan oleh Opa dan Omanya yang keras, saat ketiga kakak Lidya masih tinggal bersama orang tuanya. Beberapa bulan sekali menerima kedatangan Opa dan Omanya untuk diajarkan kedisiplinan serta aturan-aturan yang ada di keluarga Radifan.

Lidya sudah biasa diomeli dan diberi hukuman oleh opa dan omanya karena sering kali melanggar peraturan yang sudah diterapkan. Sewaktu opa dan omanya mendengar Lidya yang saat ini susah diatur, mereka selalu meminta Reynand untuk membawa Lidya ke rumahnya untuk tinggal besama agar Lidya bisa lebih disiplin namun Reynand kekeh untuk ingin mengajari Lidya dengan caranya.

Namun karena Lidya saat ini masih belum jera dengan hukuman yang diberikan oieh Reynand maka ia memutuskan untuk membawa kedua orang tuanya mengajari Lidya lebih ketat lagi. Dari pagi opa dan oma sudah ada di kediaman rumah Radifan serta disambut oleh anak dan mantunya.

Saat ini, opa dan oma sudah ada di meja makan bersama Reynand dan Linda. Jian yang melihat opa dan omanya sudah hadir pun langsung memberi ciuman dan member pelukkan hangat

"Kok ga bangunin Jian kalau opa sama oma ada di sini?" Jian langsung memeluk opa dan omanya

"Kasian kalau bangunin kamu, pasti kamu kurang tidur kan. Liat tuh mata kamu kayak panda" Oma Adel langsung menceramahi Jian

"Tenang, uang Jian banyak. Besok aku ilangin mata pandanya" jawaban Jian mampu membuat opa dan omanya tertawa

"Hmmm ketawa-ketawa ga ngajak Jane. Opa, Oma apa kabar? Jane kangen" Jane mencium dan memeluk keduanya

"Baikk cucuku yang sibuknya ngalahin presiden" jawab Opa dengan nada bercanda

"Iya dong harus sibuk, biar kekayaannya ngalahin Frank Desmond Radifan" kedua orang tua Lidya dan opa oma langsung tertawa mendengar respon Jane

"Opaaaa..Omaaaa" teriak Racheel

"Astagaahh Rachell, jangan teriak-teriak" Opa Frank langsung bernada tegas

"Maaf Opa, masih aja galak hehe" Rachel mencium opanya biar ia tidak ada kesempatan untuk marah-marah

"Ini Lidya sering kayak gini? Jadi orang terakhir dan paling lama ke meja makan?" kata Opa Frank yang sudah menunggu Lidya 15 menit, memang biasanya jam 07.00 sudah waktunya sarapan dikarenakan Lidya homeschooling di jam 09.00.

"Apa perlu Rachel panggil?" Rachel sudah siap-siap membangkitkan diri namun terdengar suara bunyi pintu terbuka dan juga lift yang bunyi

"Peraturan di rumah ini apa sudah berubah? Sekarang kita harus menunggu yang paling bungsu untuk makan?" Opa Frank mengeluarkan nada tegas dan wajah garangnya di saat lidya berlari kecil supaya lebih cepat menuju ruang makan

"Siapa suruh lari Lidya?" teriak oma Adel yang membuat Lidya langsung berjalan normal

"Maafin adek telat Opa, Oma. Adek tadi udah bangun pagi tapi perutnya gabisa diajak kompromi" Lidya langsung mencium dan memeluk opa omanya

"Jangan dibiasain telat Lidya" tegas Frank, jika sudah sama si bungsu tidak ada gurauan atau bercandaan. Frank dan Adel memilih tegas dengan Lidya karena sikap Lidya yang tidak suka diatur

"Iya Opaku sayang" Lidya melanjutkan tradisi mencium anggota keluarga lainnya

Lidya langsung duduk di samping Rachel dan Opa Frank langsung mengajak untuk berdoa bersama. Selesai berdoa, Lidya melihat terlebih dulu anggota keluarga lainnya apakah mereka sudah memakan apa belum karena aturan bersama Opa dan Omanya adalah si bungsu atau yang paling kecil baru bisa makan setelah yang lebih tua sudah memakan.

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang