Beberapa hari pun berlalu, inilah hari yang ditunggu Lidya karena sudah diperbolehkan untuk pergi ke sekolah. Lidya pun sudah memberi kabar kepada teman-temannya kalau ia akan kembali ke sekolah di hari senin. Bukan hanya Lidya yang bersemangat namun Jane pun senang kalau adiknya yang satu ini akan mulai kembali dengan rutinitasnya. Walaupun Lidya tetap mengalami mimpi buruknya, Jane tetap menemani Lidya dengan sabar. Si bungsu pun secara perlahan sudah membuka hati dengan keluarganya namun Lidya tetap kekeh dengan pendiriannya yang tidak ingin tinggal di rumah keluarga Radifan terlebih dulu.
Jane masih tetap sabar dengan kelakuan adiknya yang terkadang menyebalkan. Salah satunya drama di pagi ini. Jane membangunkan Lidya dengan penuh kelembutan tapi tidak digubris oleh Lidya dan akhirnya Jane mengeluarkan aksi membuka baju si bungsu satu per satu. Jika kemarin Lidya sudah sadar setelah celananya ingih dibuka namun kali ini semuanya sudah dibuka oleh Jane tapi tidak bangun juga, sampai akhirnya Jane mengeluarkan handuk dengan air hangat yang ia ingin gunakan untuk mengelapo badan Lidya.
"Kakakkkkkkkkk..." Lidya langsung berteriak melihat kakanya yang sudah mengelap badannya dengan keadaan Lidya hanya menggunakan pakaian dalamnya saja
"Lagian daritadi kakak bangunin ga banguin-bangun. Ntar kamu telat kalau ga mandi sekarang, sini kakak lap aja" Jane tetap mengelap badan Lidya menggunakan air hangat
"Kakak kira adek anak bayi apa dilap kayak gini" Lidya langsung bangun dari tempat duduknya dan mengarahkan dirinya ke kamar mandi.
Jane pun langsung tersenyum lebar melihat wajah adiknya yang sedang kesal. Ia pun langsung bergegaske ruang makan untuk menyiapkan sarapan dan bekal Lidya. Setelah beberapa menit Jane menyiapkan makanan, akhirnya Lidya pun datang dengan seragam serta tas yang sudah ia bawa untuk pergi ke sekolah. Lidya langsung mencium pipi Jane dan duduk untuk menyantap sarapan yang sudah disediakan oleh kakaknya.
"Adek makan dulu aja ya, kakak mau mandi dan ganti baju biar kita bisa berangkat bareng" Jane langsung meninggalkan ruang makan dan masuk ke dalam kamar
"Lidya Gabriella Radifan!" Jane berteriak dari kamar dan Lidya di ruang makan langsung kaget karena suara kakaknya sangat menggelegar
"Udah berapa kali kakak bilang kalau handuk langsung dijemur! Kenapa taro di kasur sih!!" Jane melanjutkan teriakkannya sambil menghampiri Lidya
"Astagah kakak, pagi-pagi udah berisik" jawab Lidya dengan santai
"Jemur handuknya atau kamu yang kakak jemur" Jane melemparkan handuk lidya ke arah wajah Lidya
"Salah apa gue diamuk singa pagi-pagi kayak gini" bisik Lidya tetap melanjutkan makannya
"Kakak denger ya Lidya" teriak Jane dari kamar yang membuat Lidya langsung menjemur handuknya dan menyelesaikan makanannya dengan cepat.
Di sisi lain, Jane sudah siap untuk bekerja hari ini. Ia memang berencana untuk mengantar dan menjemput Lidya ke sekolah sambil mengerjakan pekerjaannya di kantor dan melanjutkannya di apartement. Jane langsung menghampiri Lidya yang sedang menunggu dirinya di ruang makan.
"Kakak mau sarapan dulu apa gimana?" tanya Lidya sambil melihat jam di tangannya
"Kakak udah siapin sarapan di kotak bekal kok, nanti kakak sarapan di kantor aja. Yuk kita berangkat sekolah. Adek udah siap?" Lidya langsung mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Jane
"Okay, ini bekal untuk adek. Jangan jajan sembarangan. Butuh uang jajan?" Jane mengeluarkan uang beberapa lembar namun Lidya menggelengkan kepalanya
"Nanti adek malah jadi mau jajan kalau ada uang" Lidya memasukkan bekal yang disediakan Jane ke dalam tas
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Teen FictionMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...