Part 12 - Bantu Kak Jane

814 61 4
                                    


Selesai obrolan semalam, Lidya langsung menghubungi teman-temannya untuk menyiapkan alat-alat yang sering Lidya gunakan untuk pemotretan. Jane sudah menjelaskan terlebih dulu ke Lidya mengenai konsep dan juga pakaian yang ia buat. Malam pun berlalu, Lidya sangat exited menjalani hari ini. Karena akirnya ia bisa keluar dari rumahnya walaupun hanya ke studio perusahaan Jane

"Dek, kamu ikut sama kakak dulu aja di perusahaan. Nanti biar temen kamu nyusul setelah mereka pulang sekolah" Jane menghampiri Lidya yang berada di ruang tamu

"Hem iya kak, ini makanya aku udah siap dari sekarang"

"Waduh semangat banget anak ini pergi, udah lama ga liat dunia luar ya?" Ledek Rachel sambil terkekeh

"Iya, bosen liat kakak terus di rumah" jawab Lidya dengan santainya

Rachel pun langsung melempar Lidya dengan bantal namun sayangnya bukan Lidya yang terkena namun kak Jian yang sedang berjalan menhampiri Lidya

"Rachel bener-bener ya kamu" ucap Jian dengan nada tinggi

"Maaf kakak, aku ga sengaja. Lidyanya tuh iseng" Rachel menghampiri Jian sambil merapohkan rambut Jian yang berantakkan karena kena bantal

"Jangan bercanda lempar-lemparan ya, ga bagus kalau kena orang lain" tegas Jane pada kedua adiknya

"Ish padahal cuman bercanda doang kenapa seserius ini sih" bantin Rachel

"Jangan ngedumel dalam hati Rachel" ujar Jian yang menatap tajam adiknya

"Hah? Iya, maaf kaka Jian" Rachel pun bingung kenapa kakaknya ini bisa membaca pikiran dan hatinya, padahal ia tidak mengucapkan apa-apa di mulutnya

"Yaudah, Lidya kamu tururin Jane ya, kalau capek jangan dipaksa. Jangan bandel pokoknya" tegas Jian pada Lidya

"Iya kakak, aku nurut sama kak Jane. Ayok kak kita berangkat" Lidya langsung menghampiri Jane dan mengajaknya untuk menuju mobil. Dalam perjalanan Jane dan Lidya sedikit berbincang mengenai hobi dan juga pekerjaan Lidya. Sesampai di kantor, Lidya dan Jane langsung memasukki lobby, semua orang terpana melihat kakak adik tersebut

"Gilak ya nih kakak adik oke semua"

"Umurnya sih boleh beda jauh tapi tetep cantik dua-duanya"

"Ini adiknya yang paling kecil kan? Bisa kali yak deketin adiknya"

Jane hanya menatap tajam orang-orang yang membicarakan dirinya dan juga Lidya. Sesungguhnya ia tak masalah kalau menjadi pusat perhatian tapi Jane tidak suka kalau adiknya digoda.

"Kayaknya bener deh kata Rachel, besok-besok aku pasung kamu aja. Dibanding kamu digodain sama orang-orang itu" Jane mendengus sebal sambil menceberutkan wajahnya

"Ish nanti aku nikah sama siapa kalau dipasung?" tanya Lidya

"Jadi kamu sekarang udah kepikiran nikah?" Jane langsung menhadap Lidya yang berada di sampingnya

"Ya ada dong, aku mau nikah muda kak. Enak kayaknya" jawab Lidya dengan bercanda. Lidya tau kalau kesabaran ketiga kakaknya ini sangat setipis tissue dibelah dua dan dikasih air, tapi ia sangat suka dengan mode jealous dari ketiga kakaknya

"Awas aja kamu nikah duluan dibanding kita bertiga. Aku pasung beneran" Jane langsung menghentakkan kakinya dan keluar dari lift tanpa memikirkan Lidya yang sudah kesusahan berjalan menggunakan tongkat. Jane langsung ke ruangannya terlebih dulu yang disusul oleh Vaya sekretaris pribadi Jane

"Good Morning Miss, jadwal hari ini cuman ada dua yaitu meeting nanti jam 09.00 dan nanti jadwal di siang adalah pemotretan. Beberapa alat udah kita siapin tapi nanti tinggal dicheck lagi sama photographernya"Vaya menjelaskan keseluruhan kegiatan Jane dari awal sampai akhir di hari ini menggunakan tab yang dipegannya

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang