Keesokkan paginya, di kediaman Radifan seperti biasa. Melakukan rutinitas sarapan bersama dan mengatarkan Lidya sampai ke mobil. Dengan perasaan gusar, ketiga kakak Lidya serta orang tuanya menunggu laporan dari pak Ade selanjutnya. Keluarga Lidya pun bersikap seperti biasa, tidak mengeluarkan nada tegas dan marah karena mereka belum punya bukti untuk memarahi Lidya. Keluarga Radifan memang seperti itu, mereka tidak akan menghakimi atau menghukum seseorang jika tidak ada buktinya. Bukti itu lebih penting daripada kata orang.
Ketiga kakak Lidya pun memutuskan untuk kerja di rumah karena mereka tidak mau tertinggal info mengenai adiknya, bahkan Jane masih memantau handphone Lidya yang sudah ia pasang dia hapenya untuk melihat keberadaan Lidya berada dimana saja.
Beberapa jam pun berlalu, saat ini jam Lidya pulang sekolah dan ia memang sudah meminta izin di grup keluarganya kalau ia mau main basket seperti biasanya. Dan ternyata kejadian kemarin terulang kembali. Pak Ade langsung memberikan foto serta video ke Reynand jika Lidya sedang merokok sambil tertawa bersama teman-temannya. Ia menggunakan rokok elektrik Aurora yang ia titip ke Erick supaya kakaknya tidak mengetahui kalau Aurora kembali merokok. Di foto dan video tersebut memang hanya ada Lidya dan teman-temannya yang sedang merokok sedangkan Aurora sedang bermain basket dan sesekali berbincang dengan teman-temannya.
Keluarga Radifan yang melihat anak bungsunya seperti itu pun langsung memanas dan si sulung langsung menelfon Lidya
"Halo" kata Lidya dengan nafas yang terengah-engah
"Pulang" Jian mengeluarkan nada tegas dan datar
Lidya yang mendegar suara kakaknya berubah, langsung mematikan handponenya dan izin pamit ke teman-temannya untuk segera pulang. Di dalam perjalanan Lidya sudah cemas dan takut kalau ia ketahuan aneh-aneh. Memang penyesalan selalu akan datang belakangan kan, Lidya langsung mengingat kalau dia sudah merokok dua kali dan ia takut kalau kakak serta keluarganya mengetahuinya.
Sesampai di rumah Lidya menggerakkan kakinya secara perlahan karena ia sangat takut dengan suasana di rumahnya yang saat ini auranya memanas
"Adek pulang" Lidya mengeluarkan suaranya dengan pelan sambil menuju ruang tamu yang terisi dengan ketiga kakak serta kedua orang tuanya sambil menatap Lidya dengan tajam.
Lidya langsung mendudukkan dirinya di bawa sambil mendongak ke atas untuk melihat jelas tatapan tajam dari keluarganya
"Kamu tahu kenapa kami suruh kamu pulang?" tanya Reynand dengan tegas
Lidya hanya menggelengkan kepalanya karena ia takut salah bertindak
"Baik, ini." Reynand langsung memberi lihat ke Lidya foto serta video yang dikirimkan ke pak Ade
Lidya hanya membulatkan matanya dan terdiam rasanya ia ingin menangis karena takut keluarganya memberi hukuman lebih dari sebelumnya
"Kamu mau jawab apa gimana? Papa udah ga tahan sama tingkah laku kamu. Papa udah punya hukuman untuk kamu, dan ini belum hukuman dari mama sama ketiga kakak kamu" Reynand menggunakan nada tingginya karena ia sangat kesal dengan tingkah laku si bungsu yang ternyata belum berubah
"Ad-dek min-ta ma-af. Adek udah nahan dari kemarin untuk ga merokok, tapi susah. Maafin adek, adek janji ini ga keulang lagi" kata Lidya dengan terbata-bata
"Udah berapa kali dek kita kasih kesempatan? Kemarin pas kamu ngerokok lagi, kamu juga janji ga bakal gitu lagi kan ternyata keulang lagi" kali ini Jane mengeluarkan suaranya
Lidya hanya bisa terdiam karena perkataan kakaknya memang benar tapi Lidya juga ingin keluarganya tahu kalau ia sudah menahan dan baru kali ini saja ia melakukan kesalahannya lagi
"Adek mohon, maafin adek hiks" akhirnya air mata Lidya pun langsung keluar begitu saja, ia tidak bisa menahannya lagi
"Lidya Gabriella Radifan, pokoknya papa udah mutusin untuk kamu homeschooling dan tidak ada sekolah umum lagi. Papa gamau karena pergaulan teman-teman kamu, kamu jadi liar lagi. Paham Lidya?" Reynand yang jarang mengeluarkan nada tegasnya di keluarganya pun membuat Lidya shock dan semakin menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Fiksi RemajaMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...