Pagi itu. Adrian sengaja berangkat ke kantor agak siang. Katanya ada pekerjaan yang mesti segera ia selesaikan menggunakan laptop. Aisha tidak banyak menanyainya. Melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh, barulah Adrian mengungkapkan pada Aisha alasannya berangkat siang.
Begitu mengetahui rencana Adrian, Aisha agak sebal. "Kok kamu gak bilang dari tadi sih, Mas? Tahu gitu aku kan bisa ikutan."
"Biar kamu juga ikut merasakan kejutan ini," kata Adrian. "Yuk, kita mulai!" Ia mengajak Aisha menemui Rosana di teras belakang, sambil membawa sesuatu yang sejak kemarin Adrian simpan di dalam kulkas pribadinya di ruang kerja.
Rosana sibuk merangkai bunga untuk hiasan baru di ruang tamu. Karena yang lama sudah pada layu. Sebenarnya ia sudah tahu ini hari apa, tetapi tidak satu pun orang di rumah mengingatnya. Dirinya merasa dilupakan. "Andai aku punya cucu, gak akan sebegini nelangsanya."
Tiba-tiba...
"Happy Birthday, Mama... Happy Birthday, Mama... Happy Birthday, Our Mama... Happy Birthday, Mama...." Adrian dan Aisha muncul dari ruang tengah, sama-sama menyanyikan lagu ulang tahun, dan membawakan sebuah kue tart strawberry cheesecake dengan lilin angka lima dan tiga berwarna merah di atasnya, sudah tersulut api kecil yang bergoyang disentuh angin.
"Ya ampun...! Kirain, gak ada yang inget hari ini Mama ulang tahun," kata Rosana, dengan mata berkaca-kaca.
"Masa gak inget sih, Ma. Ian sengaja berangkat siang, ya demi ini," jelas Adrian.
Rosana memeluk Adrian erat. "Terima kasih ya, anak kesayangan Mama yang gak sayang sama mamanya."
"Yah, Mama kok bilang gitu," gerutu Adrian. "Ian sayang bangetlah sama Mama."
Rosana tertawa. "Iya, iya, Mama percaya. Mama tahu, kalo Ian sangat sayang sama Mama."
Lalu, Aisha juga mengucapkan, "Selamat ulang tahun ya, Ma. Semoga Mama selalu sehat dan bahagia."
Hanya demi tidak merusak usaha Adrian menyenangkan dirinya hari ini, Rosana bisa menepis sedikit ketidaksukaannya pada si menantu mandul ini. "Makasih," ucapnya singkat.
"Sekarang, Mama tiup lilinnya," kata Adrian. "Berdoa dulu."
Rosana tersenyum, lantas memejamkan mata, merapalkan sebuah doa dalam hati, kemudian meniup lilin. "Semoga doa Mama kali ini terkabul!"
"Aamiin," ucap Adrian dan Aisha berbarengan. Lantas Adrian bertanya, "Doa apa emangnya, Ma?"
Rosana beringsut. "Rahasia, dong. Kalau dibocorin nanti gak terkabul."
"Ya udah, deh..." Adrian tidak memaksa.
Setelah melakukan potong kue dan memakannya bertiga, Adrian pun pamit berangkat ke kantor.
Seperginya Adrian ke kantor, dan Aisha kembali ke tugasnya, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, yang tidak dipasrahkan pada Sumi.
Tinggallah Rosana yang juga kembali sendirian bersama bunga-bunganya. Ia merenung. "Umurku udah seabad lebih. Temen-temenku juga udah pada punya cucu. Aku, gimana?" Lalu ia menelepon Akasma, dan mengajaknya bertemu.
Akasma bersedia bertemu dengan Rosana saat jam makan siang. Tapi Rosana bilang, jangan ketemuan di restorannya Syahlana. Ia berkata, ingin coba menu makanan terbaru di sebuah cepat saji, yang iklannya nongol terus di televisi. Akasma menyetujuinya.
Saat bertemu, Rosana tampak murung. Seperti hendak menangis.
"Mbak Ros, Mbak kenapa?" tanya Akasma. "Mbak kelihatan sedih."
"Akasma, kita sudah lebih dari dua puluh tahun kenal. Sejak anak-anak kita masih kecil. Ya, kan?" Rosana memulai topiknya dengan sedikit berbasa-basi.
"Iya," kata Akasma. "Emangnya kenapa ya, Mbak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/308735644-288-k611539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...