Dokter Zafran sudah mengizinkan Rosana meninggalkan rumah sakit, dengan syarat wajib kontrol setiap dua minggu sekali. Hari itu, Adrian dan Syahlana, juga si kembar yang menjemputnya. Betapa bahagia hati Rosana melihat keluarga kecil putranya ini.
Tampak, Adrian mendorong kursi roda, menuju keluar dari rumah sakit. Di samping mereka berjalanlah Syahlana yang anggun. Sedangkan San dan Aurora berjalan di depan mereka.
"Mama seneng deh melihat kalian barengan kayak gini, sebagai keluarga," ungkap Rosana. Ia terus saja memegangi tangan Syahlana. "Kalian jangan lagi berpisah, ya. Kalau terjadi lagi, Mama gak akan mampu menerima situasinya."
Syahlana membungkuk, dan bicara kepada mertuanya, "Ma, semua hal ada jalannya. Ada yang bisa kita rencanakan, tapi tetap Tuhan yang memutuskan."
"Makanya, rencanakan yang baik-baik aja. Supaya hasilnya gak jauh dari yang baik-baik juga." Permintaan Rosana ini mendapat anggukan dari Syahlana. "Trus, kapan kamu akan tinggal bareng lagi dengan kami, Lana?"
"Ma, ada banyak hal yang mesti Syahlana urus. Setelah selesai acara tahlilan papanya Lana, Lana harus kembali dulu ke Paris. Kan, di sana Lana punya usaha juga. Setidaknya, Lana harus pamitan dengan semua karyawan, kan. Karena di sana, kami sudah seperti keluarga."
Rosana masih cemberut mendengar penjelasan Syahlana. Takutnya, setelah sampai di Paris, dia gak akan balik lagi ke Indonesia.
Lalu, Adrian ikut membungkuk di depan ibunya. "Ma, kalau Mama khawatir, gimana kalau Ian temenin Lana ke Paris?" Selain agar memastikan Syahlana kembali lagi ke Jakarta, Adrian juga tidak ingin istri mudanya ini dekat dengan pria bernama Ilham itu. Ya, dirinya masih cemburu.
Syahlana terkejut mendengar rencana Adrian. "Eh, tapi, Mas. Kan aku ninggalin San di sini. Siapa yang jagain dia?"
Rosana langsung menjawab, "Kan ada Mama. Mama bisa jagain San. Juga ada Zivara dan David, kan?"
"Iya, memang sih." Syahlana tidak menampik itu. "Tapi Ma, aku dan Mas Ian kan..."
Rosana paham. Dia sudah mendengar dari Adrian soal rencana Mbangun Nikah. "Asal kamu setuju dan gak pakai banyak komentar, setelah selesai acara tahlilan untuk Jamal, kita realisasikan acara Mbangun Nikah itu."
Syahlana makin terkejut. Sejauh ini rencana yang dipikirkan sang mertua. Dan saat ini, lebih baik dirinya diam dulu. "Ya udah, sebaiknya kita bahas soal ini semua nanti aja. Sekarang, kita pulang dulu ya, Ma."
Di rumah keluarga Sudiro.
Seseorang sudah disibukkan dengan melakukan banyak hal. Membersihkan kamar utama yang ditempati Rosana. Lalu memasak beberapa menu makan siang. Dan semua itu dikerjakan Aisha, dengan dibantu oleh Sumi.
"Sum, itu kompor matiin. Supnya udah mateng," kata Aisha. Ia masih sibuk mengadon dadar jagung kesukaan Adrian. Juga sambil melihat ikan tuna yang masih dipanggang dalam oven.
Setelah semuanya siap, masih dibantu juga dengan Sumi, Aisha menata semua makanan di meja makan. Lengkap dengan semua peralatan makannya. Ia tahu, kalau hari ini Rosana akan pulang dari rumah sakit. Dijemput sama Adrian dan Aurora. Dan ia juga tahu, kalau Syahlana dan Hassan ikut menjemput sang mertua. Tahunya dari Sumi. "Berarti, ada berapa piring..." Ia menghitung-hitung. "Oke, tujuh piring." Ia pun menata peralatan makan sesuai jumlah yang dibutuhkan.
Tidak lama kemudian, terdengar suara deru mesin mobil berhenti di depan pintu rumah. Yang ditunggu akhirnya datang juga. Adrian mengambil kursi roda yang ditaruh di bagasi. Sedangkan Syahlana membukakan pintu mobil untuk Rosana. Sedangkan anak-anak lebih dulu turun. Keduanya masih saja terus bercanda-canda dan tertawa-tawa menggemaskan. Membuat suasana di rumah ini cenderung lebih ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...