Adrian mendapatkan lokasi, di mana Aisha membawa Aurora.
"Aku akan jemput Aurora dari sana."
Syahlana mengangguk. "Iya, Mas. Mudah-mudahan, Aurora dalam keadaan baik."
Hari itu, juga, Adrian berangkat ke Serang. Ternyata, Aisha membawa Aurora ke sana. Sungguh tidak disangka memang.
Polisi yang ditugaskan mencari keberadaan Aisha dan Aurora, melacak ponsel Aisha dengan GPS. Bekerja sama dengan polisi siber. Nomor itu akan terlacak, apabila pemiliknya melakukan aktivitas internet.
Polisi bernama Yahya, yang masih rekan baik keluarga Sudiro, memberikan kabar baik ini pada Rosana. "Kami akan segera menemukan cucu Mbak Ros, dan menangkap pelakunya."
"Iya, Mas Yahya! Tangkap aja pelakunya! Hukum seberat-beratnya!" Rosana sangat jengkel, karena tahu, pelakunya adalah Aisha. Hal ini menjadi kesempatan baginya untuk menyingkirkan menantu yang tidak pernah diinginkan itu.
"Tenang saja, Mbak Ros. Kami akan pastikan cucu Mbak pulang dengan selamat, dan pelakunya akan membayar perbuatannya dengan setimpal."
Menjelang malam, Aisha tidak curiga apapun. Ia memberi makan malam untuk Aurora. Anak itu juga mengikuti instruksi papanya di telepon tadi, agar jangan mengatakan apapun soal telepon mereka.
"Cepet habisin makanannya, abis itu tidur!" perintah Aisha.
"I-iya, Ma." Aurora patuh.
Kemudian, terdengar suara pintu depan diketuk. Aurora mengira itu sang papa. Ia hendak menghambur ke pintu. Tetapi Aisha melarang. "Kamu makan saja! Biar Mama yang lihat."
Aisha melihat dua orang pria berjaket kulit di depan rumah. Menunggu dibukakan pintu. Ketika dibukakan, Aisha memperhatikan mereka. Ternyata mereka tidak murni hanya berdua. Ada sebuah mobil minibus berwarna hitam di rumah mereka, juga dua orang berbadan kekar lainnya. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Apakah benar, Anda Ibu Aisha?" tanya salah seorang pria berjaket kulit.
"Be-benar," jawab Aisha. "Kalian siapa, ya?"
"Kami dari kepolisian, ditugaskan menangkap Anda, atas tuduhan penculikan anak terhadap Aurora Sudiro." Pria itu menunjukkan lencananya.
Aisha terkejut. "Apa-apaan ini? Saya tidak menculik siapapun. Aurora itu anak saya!"
"Sebaiknya, Anda jelaskan di kantor!" Polisi yang merupakan AKBP Yahya itu memerintahkan anak buahnya membekuk Aisha.
Aurora mendengar suara berisik di depan rumah. Ia pun segera melihat apa yang terjadi. "Mama?!"
AKBP Yahya sudah diceritakan oleh Rosana, bagaimana hubungan anak ini dengan Aisha, sehingga, ia menghampiri Aurora dengan tenang. "Kamu Aurora, kan? Om Polisi dikirim oleh Oma Rosana, nenek kamu, untuk membawamu pulang. Bertemu dengan Oma, juga Papa Adrian. Apakah kamu terluka?"
"Rara gak luka, Om. Tetapi kenapa kalian bawa Mama?" Aurora mulai panik.
"Aurora tenang ya, Nak. Nanti di rumah, Oma atau Papa yang akan menceritakan."
Di saat yang sama, Adrian baru sampai di rumah tempat Aisha membawa Aurora. Ia melihat Aisha ditangkap polisi.
"Aisha!"
Aisha tentu saja semakin terkejut. Bagaimana sang suami tahu tempat ini? "Kamu keterlaluan, Mas!" Ia mengira Adrianlah yang mengirim polisi. "Kamu melaporkan aku ke polisi, hanya karena membawa pergi anakku sendiri."
"Bukan aku yang melaporkan kamu. Tapi perlu kamu tahu, Aurora bukan anak kamu. Jika kamu ingin membawanya pergi, harus dengan sepengetahuan aku. Kamu melakukan semua ini, sama saja dengan menculiknya. Aku gak tahu apa-apa soal polisi ini." Ia hanya bisa membiarkan Aisha dimasukkan ke dalam mobil polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomantikAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...