Persiapan pernikahan kedua Adrian dengan Syahlana dimulai. Aisha mendamping kedua calon mempelai ke pengadilan agama, guna mengurus pendaftaran pernikahan kedua ini. Tidak ada obrolan khusus antara Adrian dan Syahlana.
Ketika ditanya mengenai kesiapan Adrian menjadi suami yang adil, dirinya terdiam sejenak, lalu berkata, "Saya akan berusaha seadil-adilnya."
Kemudian, Aisha menandatangani persetujuan atas pernikahan kedua suaminya.
Usai dari pengadilan agama, mereka mengantar Syahlana ke restoran, karena masih harus bekerja hari itu.
Rupanya, setelah mengantar Aisha pulang, Adrian kembali mampir ke restoran Syahlana. Tadinya, Adrian mau mengajaknya bicara berdua di dalam ruang kerjanya. Tetapi Syahlana menolak.
"Kita belum sah menjadi suami-istri," kata Syahlana. Lantas ia memanggil Lia untuk mendampingi.
Tetapi Adrian memintanya memakain headset agar tidak mendengar obrolan mereka dengan jelas.
"Tenang aja, Mas," kata Lia. "Lia bukan orang yang suka menguping." Ia pun memasang headset, mendengarkan musik dari ponselnya, dan duduk di sofa sambal sibuk dengan ponselnya itu.
Adrian menatap Syahlana. "Kamu bisa jelasin sama aku, kenapa?"
"Apanya yang kenapa?" tanya Syahlana.
"Aku ingin persahabatan kita balik kayak dulu aja, kamu gak bersedia," jelas Adrian yang seolah memprotes sikap Syahlana. "Tapi mau jadi istri keduaku. Maksudnya apa ini?"
"Kamu pikir, aku rela?" Syahlana tidak bisa menahan emosinya. "Aku udah berusaha menolaknya. Tapi apa yang terjadi? Aku gak mau nantinya disalahkan, kalau kesehatan mama kamu memburuk."
"Hanya itu?" Adrian tidak percaya.
"Kamu mau denger alasan seperti apa sih?" Lama-lama Syahlana jadi kesal. Baginya, sikap Adrian sudah tidak wajar.
Adrian menatap Syahlana. "Lana, Mamaku benar. Meskipun aku melupakan kamu, karena terapi tantrum itu. Tapi gak sepenuhnya lupa. Sebuah album foto mengingatkanku tentang kamu. Pernah ada rasa sedih mendalam saat kita berpisah dulu. Lana, jujur sama aku. Apa alasan kamu menerima pernikahan ini?"
"Mungkin kamu kira, aku jatuh cinta sama kamu? Engga! Aku sendiri belum pernah melupakan kamu selama ini. Hanya aja saking lamanya, aku cuma tidak ingat nama kamu. Tapi aku gak pernah punya perasaan demikian sama kamu. Aku menerima pernikahan keduamu ini, karena ingin membantu Aisha mewujudkan kebahagiaan keluarga kalian. Gak lebih. Jadi, tolong singkirin pikiran soal cinta-cintaan di antara kita. Kamu harus menghargai pengorbanan perasaan yang dilakukan Aisha." Sebenarnya tidak tega juga berkata demikian gamblang pada Adrian. "Aku mau demo masak. Kamu silakan pulang." Syahlana meninggalkan Adrian sendiri. Ia berjalan menghampiri Lia. Mengisyaratkannya untuk ikut keluar dari ruangan.
Mendekati hari H pernikahan, banyak yang diurus. Baju pengantin, cincin kawin, memesan gedung. Urusan katering, dipesan khusus dar CDM, restoran Syahlana. Lia, Juki, dan Gala yang atur semua. Menyewa gedung, dan menyebar undangan. Zivara ikut membantu Aisha melakukannya.
Tibalah hari pernikahan itu.
Begitu bahagianya Rosana membantu Adrian mengenakan jas pengantin. "Bahagiakan Syahlana, seperti kamu membahagiakan Aisha selama ini. Cuma itu pesan Mama."
"Mama jangan khawatir," kata Adrian.
Di rumah keluarga Latief, Aisha menemani Syahlana dirias dan mengenakan gaun pengantin. Di luar ruangan, Akasma dan Zivara memeriksa ulang persiapan akad nikah. Jamal menemui beberapa tamu undangan yang masih keluarga. Bahkan menyambut penghulu yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...