Ilham tidak habis pikir. Bagaimana Syahlana dengan begitu mudahnya setuju kembali pada Adrian. Setidaknya itu menurut Ilham. Bahkan anak-anak mereka sudah tahu siapa yang sebenarnya disebut orang tua kandung.
"Aku udah pikirin semuanya dengan serius, Ham. Tapi jalan ini yang akhirnya kutemukan." Syahlana menjelaskan. "Jadi, gak tepat kalau kamu bilang aku gampang memutuskan semua ini."
Sebelum menjelaskan semuanya, Syahlana sudah meminta Gala untuk membawa San bermain di luar.
"Maksud aku tuh, setelah apa yang keluarga itu lakukan sama kamu, Lana," ungkap Ilham. "Tapi ini belum terlambat, kalau kamu mau berubah pikiran." Ia menatap Syahlana. "Setelah kelar acara tahlilan ayah kamu, ayo, kita balik ke Paris! Bawa San sekalian. Kita lanjutin kehidupan yang menyenangkan di sana. Kamu gak perlu pusing mikirin semua yang di sini."
Sebelum ini, sejujurnya Syahlana sangat ingin melakukan apa yang Ilham sarankan. Namun, saat ini, pasti Adrian sudah menjelaskan pada Aurora mengenai siapa dirinya dan San. "Aku rasa, aku perlu memikirkan mengenai kembali ke Paris, Ham. Ada banyak hal yang mesti dipertimbangkan dengan baik."
Ilham gemas. "Apa lagi, Lana? Kamu mau memperjuangkan suami yang gak peka kayak Adrian? Oh, come on!"
Di tengah mereka mengobrol itu, restoran kembali kedatangan tamu. San yang pertama melihat mereka.
"Pere!" sambut San, sambil berlari menghampiri Adrian yang baru turun dari mobil.
Pria itu tidak sendirian. Dari mobil itu juga keluar Aurora yang mengenakan kaos berwarna putih, dan rok biru muda.
"Rara! Kamu juga datang!" San juga menyapa Aurora.
"Iya, San," jawab Aurora.
Lalu, Adrian menegur. "Hm... Rara, apa yang udah papa ajarin tadi? Panggil San apa?"
"Kakak San?" Aurora tertawa. "Iya, Pa. Kan Rara belum terbiasa."
"Nanti juga terbiasa, kok." dukung Adrian. Lalu ia bertanya pada San, "Maman lagi ngapain?"
"Maman lagi ada tamunya," jawab San. "Ayo, Pere kita masuk!" San menggandeng tangan Adrian, juga Aurora.
Adrian sendiri bertanya-tanya, siapa tamu yang ditemui Syahlana? Tetapi, ia melihat jawaban itu di balik kaca jendela restoran. Seorang pria berwajah blasteran, sedang berbicara dengan Syahlana. "Ee... San, siapa tamunya Maman?"
"Oh, itu Oncle Amy," jawab San. "Baru datang hari ini dari Paris. Katanya mau melayat Opa."
Jadi itu yang namanya Ilham? Kebetulan sekali. Baru dibicarakan beberapa hari lalu, tiba-tiba orangnya muncul di negeri ini. Mereka terlihat sangat akrab. Lagi-lagi, Adrian merasa cemburu.
San menggoyang-goyangkan tangan Adrian. "Pere, ayo kita masuk.!"
Adrian mengangguk. "Ayo!"
San lebih dulu memasuki ruangan restoran. "Maman! Ada Pere dan Rara, nih!"
Syahlana melihat mereka bertiga masuk ke dalam restoran. Ilham juga melihat itu. Namun bagi Syahlana, situasi ini berbeda. Ini pertama kalinya Syahlana bertemu Aurora sebagai ibu dan anak perempuannya.
"Rara," panggil Syahlana dengan suara lirih. Ia begitu terharu, sampai tidak bisa menahan kebahagiaannya.
"Maman," balas Aurora. Anak-anak memang belum mengerti apa itu emosi. Anak itu tersenyum pada Syahlana.
Syahlana langsung mendekati, dan memeluknya. "Anak aku. Maafin Maman, baru bisa memanggil kamu anak sekarang."
Aurora yang masih kecil itu hanya berkata dengan wajah gembira dan polosnya, "Gak papa, Maman. Rara seneng kok, punya dua mama yang sayang sama Rara." Ia menoleh pada San. "Juga, San sebagai kakak laki-lakinya Rara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...