Seusai salat subuh, Syahlana tidak lantas kembali tidur. Ia coba melakukan apa yang biasa mamanya lakukan saat pagi hari. Mengaji sebentar, lalu membuat sarapan. Ia memeriksa apa saja isi lemari es dan bahan makanan di dapur.
Sumi melihat nyonya muda baru itu begitu sibuk di dapur. "Non, biar saya aja yang kerjakan."
"Gak papa, Mbak. Kamu kerjakan yang lain aja," kata Syahlana. "Biasanya mereka sarapan jam berapa?"
"Biasanya jam tujuh sudah pada siap, Non," jawab Sumi. "Karena Den Adrian berangkat ke kantor jam delapan."
"Oh, oke."
Karena tidak terlalu banyak bahan makanan yang bisa Syahlana temukan di kulkas, ia berinisiatif memasak nasi goreng untuk sarapan keluarga ini. Dibantu Sumi.
Aroma lezat makanan sampai ke indera penciuman setiap orang di rumah ini. Rosana, Adrian, juga Aisha.
Saat bangun, Adrian tidak melihat istri barunya di sisi. Sepertinya, seusai sholat subuh tadi, Syahlana tidak kembali ke kamar. Ia segera keluar, mengikuti asal aroma makanan itu. Ternyata, Rosana juga terbangun. Begitu pula Aisha.
"Siapa yang masak seharum ini?" tanya Rosana.
"Coba Mama tebak...," jawab Adrian mengambang.
Sepertinya Rosana tahu, siapa.
Mereka bertiga pergi ke ruang makan. Tampaklah Syahlana yang sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka semua.
"Lana, kamu masak apa ini?" tanya Aisha.
"E, karena bahan makanannya terbatas, aku buat nasi goreng," jawab Syahlana. "Aku belum tahu kebiasaan sarapan kalian bagaimana."
Rosana langsung duduk. "Kalo Mama sih, apa aja oke."
Adrian dan Aisha juga segera duduk, dan mulai menyantap nasi goreng buatan anggota keluarga baru itu. Syahlana senang, karena mereka menyukai sarapan buatannya.
Tidak ada alasan kecapean setelah acara pernikahan bagi Adrian dan Syahlana. Mereka tidak memakai itu untuk alasan cuti bekerja.
Saat Adrian mandi, Aisha menyiapkan pakaiannya untuk ke kantor. Lalu membantunya berpakaiannya. "Mas, kamu ajak Lana pergi bareng."
"Iya. Asal dia mau," jawab Adrian.
"Sekarang dia istri kamu juga. Jangan menganggapnya orang asing. Ya?" nasihat Aisha.
"Iya," jawab Adrian lagi. "Kamu sendiri, gimana? Beneran gak papa?"
"Pertanyaan kamu itu untuk apa? Aku gak papa, kok." Aisha memasangkan dasi di leher Adrian. Seusai rapi, barulah mereka sama-sama keluar.
Rupanya, Syahlana juga sudah siap. Ia mengenakan busana muslim yang trendi. Bukan baju baru memang. Tapi nyaman dipakai saat bekerja di restoran.
"Kamu udah siap juga, Lana?" tanya Aisha.
"Iya," jawab Syahlana. "Maaf ya, sebelum acara kemarin beberapa hal ada yang belum selesai diurus, dan aku gak bisa ninggalin lama-lama."
"Gak papa, Lana. Kan kantor Mas Ian ngelewatin restoran kamu. Sekalian bareng aja." Usul Aisha membuat Syahlana salah tingkah.
"B-bareng? Semobil?" Syahlana takut salah dengar.
"Iya." Aisha membenarkan. "Udah sana, cepet berangkat. Keburu macet di jalan."
Jadilah, sekarang, Syahlana dan Adrian berada di satu mobil. Saat menarik sabuk pengaman, punya Syahlana agak macet.
"Itu memang agak macet," kata Adrian. "Sini, aku pasangin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...