Syahlana mengalami rasa sakit yang luar biasa ketika harus mengeluarkan bayinya. Ia berteriak. Tubuhnya basah berkeringat. Adrian memegangi tangannya. Membiarkan sang istri meremas kuat-kuat. Dokter Susan dan timnya membantu proses tersebut.
"Dorong lagi, Lana!" komando Dokter Susan.
Syahlana berteriak, sembari mengejan, mau mengeluarkan bayinya.
"Ayo, Sayang, lagi..." Adrian menyemangatinya.
Di luar ruangan, Akasma, ditemani Zivara, juga Rosana, menunggu hasil persalinan. Tidak lama, Aisha juga datang menyusul. Ia tahu kabar ini dari Eliza di rumah. Semuanya berharap dengan cemas.
Sampai, terdengar suara tangis bayi memecah kecemasan mereka, mengganti dengan kebahagiaan.
Dokter Susan menggendong bayi yang tali pusatnya belum dipotong, ke hadapan Syahlana. "Bayinya laki-laki, Lana," katanya. "Biar dibersihin dulu yah." Ia menyerahkannya kepada suster.
Tiba-tiba, Syahlana kembali mengalami kontraksi.
Semua orang dilanda bahagia. Syahlana melahirkan sepasang bayi kembar. Laki-laki dan perempuan. Inilah kejutan yang disembunyikan Susan untuknya.
Syahlana menggendong bayi lelakinya. Sementara Adrian menggendong bayi perempuan.
"Aku ingin menamainya Hassan," kata Syahlana. "Muhammad Hassan Sudiro." Di ruangan itu, juga ada Akasma ibunya, Zivara adiknya, Rosana, mertuanya, dan juga Aisha madunya. "Mas, biar Aisha menggendongnya juga."
Adrian pun menyerahkan bayi perempuannya pada Aisha. Wanita itu begitu bahagia karena diberi kesempatan merasakan, bagaimana rasanya menggendong bayi.
"Sha, aku ingin, kamu yang menamai bayi perempuan ini," kata Syahlana.
"Aku?" Aisha makin tidak percaya.
Syahlana mengangguk. Tidak ada yang keberatan, meski sejak tadi Rosana yang terus-terusan melengos.
"Dulu, aku pernah bermimpi ingin punya anak perempuan, aku ingin menamainya Aurora. Aurora Putri Sudiro." Aisha menyebut nama itu sembari terharu. Air matanya pun berlinang.
"Nama yang bagus," kata Syahlana. "Ya kan, Mas?" Ia meminta pendapat Adrian.
"Ya. Nama yang bagus," tukas Adrian.
Selama beberapa bulan ke depan, Syahlana tampak sibuk mengumpulkan pakaian untuk anak perempuan. Dari usia baru lahir, hingga sepuluh tahun. Ada yang ia beli, ada juga yang ia jahit, bahkan rajut sendiri. Adrian tidak banyak bertanya, Ia hanya pikir, kalau baju buat anak perempuan itu harus spesial. Tidak seperti anak laki-laki.
Suatu hari, ketika kedua bayi menginjak usia enam bulan.
"Sha, kemarilah," pinta Syahlana.
"Ada apa, Lana?" tanya Aisha.
"Gendonglah Aurora," kata Syahlana.
Aisha pun melakukan yang diminta Syahlana.
"Mulai sekarang, kamulah yang akan mengasuh Aurora."
Tentu saja Aisha terkejut. "Maksud kamu apa?"
"Aku menganggap, kelahiran bayi kembar ini sebagai suatu keadilan yang diturunkan Allah pada kita semua," ujar Syahlana. "Seperti permintaan kamu waktu itu. Akan kutinggalkan Aurora bersama kamu dan Mas Adrian. Sedangkan Hassan, akan kubawa."
Aisha paham. Rupanya, Syahlana sudah menyiapkan rencana ini sejak lama. "Lana, maafin aku. Aku gak bermaksud..."
Syahlana tersenyum. "Sudahlah, Sha. Aku tidak apa-apa. Toh, sejak awal, tugasku di dalam keluarga ini hanyalah memberikan keturunan, bukan merebut cinta Adrian dari kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...