Kehidupan Syahlana di Eropa berjalan dengan baik. Meski harus menahan rindu bertemu dengan Hassan, tetapi dirinya lebih merasa lega. Bukan berarti ia telah melupakan apa yang ditinggalkannya. Seorang suami dan madunya. Terkadang merasa bersalah akan banyak hal. Penyesalan-penyesalan yang tidak dapat ditebus. Hanya perasaan sedih tertinggal di dalam hati.
Saat ini, Syahlana bekerja pada sebuah toko pastri miliknya di Paris. Namanya Patisserie House. Lokasinya di sekitar La Defense. Tiga kilometer dari pusat kota Paris. Toko pastri itu hasil kerja sama dengan teman kuliahnya dahulu, bernama Ilham Bellamy. Seorang pria keturunan Indo-Perancis. Ibunya orang Medan, dan ayahnya asli Perancis sini. Yah, namanya juga blasteran. Bisa ditebak dong bagaimana tampangnya. Gantengnya gak ketulungan, deh. Belum lagi dengan sifat dan sikap baiknya.
Empat tahun lalu.
Ketika Syahlana tiba di Paris dengan menggendong Hassan yang masih bayi. Wajah cantiknya tidak dapat menutupi kesedihan dalam hidupnya. Ia memasuki apartemen lama yang dulu menjadi tempat tinggalnya saat sekolah memasak di Le Cordon Bleu. Uang bukan hal yang dibutuhkan. Atau bisa menjadi penolongnya. Hidupnya luntang-lantung keliling Eropa, sambil menggendong Hassan di dadanya menggunakan baby wrap. Sebuah alat menggendong bayi seperti ransel. Bahan gendongannya elastis seperti licra atau spandeks. Beruntung, bayinya begitu anteng, dan tidak rewel. Kalau pun sedang rewel, tidak begitu menyusahkan. Seolah bayi ini tahu kesusahan ibunya.
Hingga pada suatu hari, ketika Syahlana berada di Italia, ia memasuki sebuah restoran spaghetti yang terkenal dengan kelezatannya. Di sanalah ia bertemu dengan Ilham Bellamy.
"Lana?" sapa pria itu.
Awalnya, Syahlana sempat tidak ingat. Ia memiliki banyak teman berwajah blasteran. Tetapi melihat lesung pipit di pipi kanannya, langsunglah ia ingat. "Ilham?"
"Ya! Ini aku. Bagaimana kabarmu?" tanya Ilham. Ia tampak begitu senang bertemu bekas teman sekolahnya di Paris dulu.
"Alhamdulillaah, kabarku baik. Kamu bagaimana?" Syahlana bertanya balik.
"Yah, aku baik juga. Anyway, how could we met here?" Ilham cukup antusias.
Syahlana hendak menjawab, namun bayinya mulai merengek. "Eh, sebentar." Ia segera melonggarkan gendongannya. Membawa bayinya duduk di salah satu sudut restoran ini. Menyusuinya dengan dot.
Ilham melihat semua itu. Syahlana, teman sekolahnya yang sangat cantik, pintar, dan mandiri. Idaman semua pria, termasuk dirinya. Kini sudah memiliki seorang bayi. "Lana, kenapa kamu sendirian?" Pertanyaan itu akhirnya terlontar.
"Panjang ceritanya," jawab Syahlana. "Please, not now. Kamu sendiri ngapain di sini?"
"Aku kerja di sini. Sesuai dengan passion yang kumiliki." Lantas Ilham menceritakan, bahwa dirinya sudah dua tahun bekerja di restoran spaghetti ini. Sebelumnya memang sempat kerja jadi koki di beberapa restoran, di Paris seusai sekolah Cullinary Arts. "Sampai akhirnya aku menemukan yang cocok. Sebenarnya restoran ini milik teman. Tadinya hampir collaps. But i helped him."
"Wah, kamu memang hebat."
Dari pertemuan itulah, kemudian, Ilham tercetus sebuah ide. Ia ingin mengajak Syahlana bekerja sama membuka toko pastri di Paris. Karena Syahlana memang lebih hafal dengan seluk beluk Paris, dan selera orang-orang di sana. Wanita itu tidak memiliki alasan kuat untuk menolak.
Dibukalah Patisserie House. Sebuah toko roti dan kue, yang tidak hanya menjual jajanan khas Paris, namun Syahlana juga menunjukkan kemampuannya memperkenalkan jajanan khas Indonesia. Bahkan ada menu perpaduan rasa Perancis dan Indonesia.
Ilham juga ikut menjalankan toko pastri itu. Ia menjadi orang yang bisa diandalkan Syahlana dalam kehidupannya di Paris. Pria itu bahkan mau membantunya menjaga Hassan yang masih bayi.
![](https://img.wattpad.com/cover/308735644-288-k611539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...