Lagi, Aisha harus merasakan dinginnya di balik jeruji besi. Akibat perbuatannya yang tidak termaafkan. Sendirian, duduk di sudut ruangan. Menunggu keputusan hukum. Seberapa lama hendak mendekam di tempat ini.
Kenangan lama kembali menari di ingatannya. Ketika dahulu Adrian masih hanya jadi suaminya seorang. Setiap hari mengucapkan kata cinta. Lebih jauh lagi, Aisha teringat saat dulu pertama kali kenal Adrian, lalu saling jatuh cinta, dan memutuskan pacaran, pada akhirnya menikah.
Saat itu, Aisha masih tinggal di Bandung, di sebuah panti asuhan Mentari Bunda. Sebagai salah satu orang dewasa yang tinggal di panti asuhan sejak kecil, dan belum pernah diadopsi, Aisha memutuskan mengabdi di tempat itu. Nah, yayasan yang menaungi Mentari Bunda, adalah perusahaan keluarga Sudiro.
Suatu hari, di panti asuhan sedang diadakan sebuah acara untuk memperigati 17 Agustus-an. Semua anak hingga yang remaja, bahkan yang dewasa mengikuti lomba. Balap karung, sendok kelereng, tarik tambang, gigit koin, hingga panjat pinang. Aisha bertugas sebagai panitia. Dirinya sibuk mengatur acaranya. Menyiapkan peralatan dan hadiah.
Kemudian, teman sesama pengurus panti asuhan, namanya Melati mengatakan, kalau Aisha ditugasi menyambut pemilik yayasan yang hampir saja tiba di panti ini. "Kamu diminta mendampingi Bu Erni." Bu Erni adalah kepala panti.
Tanpa protes atau bertanya macam-macam, Aisha pun patuh. Setelah semua pekerjaannya beres, ia menyerahkan pada panitia lain untuk diperiksa ulang. Sementara itu, dirinya pergi ke ruangan kepala panti. Ia mengetuk sekali, lalu membuka pintu. Deg! Tidak ada Bu Erni. Tidak ada yang lain, kecuali seorang pemuda yang duduk pada sofa panjang, sendirian.
Melihat Aisha, pria itu lantas berdiri. "Kamu pengurus panti ini?" tanyanya.
Aisha mengangguk, seraya menjawab, "Benar. A-anda siapa?"
"Saya Adrian, pemilik panti asuhan ini," jawab pria itu, dingin.
Ya. Pada mulanya, Adrian adalah pria yang dingin, kaku, dan tertutup. Namun, pertemuan pertama ini, meninggalkan kesan penasaran di hati Aisha.
Hari itu, acara Tujuhbelasan menuai keriuhan yang ceria. Acaranya berlangsung lancat dan tertib. Adrian didapuk sebagai orang penting yang menyerahkan hadiah kepada para juara. Ia tersenyum, namun senyumnya palsu.
Di pertemuan berikutnya, Adrian masih sama. Dingin. Ia bahkan tidak mempedulikan keramahan orang. Senyum orang lain, dibalas dengan muka masam.
Sampai pada suatu ketika.
Salah satu bagian dari bangunan panti asuhan ini direnovasi. Menambahkan kamar tidur untuk anak laki-laki dan ruang belajar untuk anak-anak yang belum bersekolah. Ketika renovasi itu selesai, pas sekali, Bu Erni sedang pergi mengurus suaminya yang sakit di rumah sakit. Jadi, Aisha yang memang lebih paham urusan renovasi itu, harus mendampingi Adrian melihat-lihat hasilnya, dan menjelaskan jika sang pimpinan bertanya.
"Kamu sudah lama tinggal di sini?" tanya Adrian.
"Sejak SMA, saya sudah tinggal di panti asuhan ini," jawab Aisha.
Ini pertama kalinya Adrian bertanya lebih dulu. Suasana di bangunan yang masih kosong itu tiba-tiba terasa sunyi. Hanya ada Adrian dan Aisha.
"Nama kamu siapa?" tanya Adrian.
"Aisha, Mas," jawab gadis itu sembari menundukkan kepala.
Hanya ditanya nama, sudah membuat Aisha salah tingkah. Tidak bisa tidur semalaman, selama beberapa hari. Baginya, suara Adrian yang jarang terdengar itu sungguh sulit dilupakan. Jujur, memang dirinyalah yang lebih dulu merasakan jatuh cinta. Namun Aisha sadar dengan posisinya. Adrian adalah anak orang yang sangat kaya, dengan status yang jelas juga. Sedangkan dirinya hanya seorang manusia yang sebatang kara. Tinggal di panti asuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...