Meski pun diusir keluar dari rumah keluarga Sudiro, dan hanya tinggal di apartemen sendirian, tidak lantas membuat Aisha berhenti memperjuangkan kembali cinta suaminya. ia tetap memantau kondisi terkini ibu mertuanya, Rosana. Ia tahu, hari ini mertua yang tidak pernah menyayanginya itu dijadwalkan operasi bedah toraks dan kardiovaskular. Tetapi ia tidak berani datang langsung ke rumah sakit. Karena ia tahu, Adrian masih emosi soal apa yang telah terjadi. Namun, mengetahui kabar kalau operasinya berjalan lancar, Aisha berniat memperbaiki pendapat Adrian mengenai dirinya. Sekali lagi ingin menjelaskan, bahwa dirinya tidak pernah ingin mencelakai Rosana. Namun, apa yang dilihatnya?
Syahlana ada di samping Adrian. Bersikap seolah menjadi satu-satunya istri. Apalagi mendengar Adrian ingin mempertemukan Aurora dengan ibu kandungnya itu. Sungguh tidak dapat diterima oleh Aisha.
"Kamu gak punya hak melarang Syahlana bertemu dengan Aurora, apalagi mengakui hubungan darah antara Aurora dan San!" tegas Adrian.
"Aku punya hak! Aku yang merawat dan membesarkan Aurora selama ini!" Aisha masih bersikeras.
Syahlana melihat semua ini tidak akan berakhir dengan baik, jika mengarah ke pertengkaran. "Udah, udah. Jangan ribut di sini. Ini rumah sakit." Ia berusaha melerai. "Lagi pula, memang salah. Salah aku, seharusnya gak muncul di sini. Aku permisi." Syahlana pamit, segera meninggalkan tempat itu.
Namun, Adrian tidak akan lagi membiarkan istri mudanya pergi. Ia menyusul. Tidak peduli ketika Aisha memanggil-manggil namanya.
Syahlana sudah mau masuk ke mobilnya, ketika Adrian berhasil menyusulnya.
"Lana, jangan pergi. Aku gak tahu bagaimana hidup ini, kalau tanpa kamu lagi." Adrian mencegahnya.
"Kamu sudah ada Aisha, Mas. Bahagiain dia dengan baik. Lakukan tugasmu sebagai suami yang wajib menjaga dan melindungi dia. Dia yang lebih butuh kamu, bukan aku. Selamat tinggal." Ia pun masuk ke dalam mobil. Meminta sopir meninggalkan rumah sakit, secepat mungkin. Meninggalkan Adrian dengan semua kehancuran hatinya.
Adrian makin kesal melihat kehadiran Aisha di rumah sakit ini. Kemunculannya malah mengusir seseorang yang tidak seharusnya pergi. "Sebenernya apa mau kamu?"
Aisha menjawab sambil berurai air mata. "Aku hanya ingin kamu mencintai aku lagi, Mas. Seperti sebelum kamu menikah dengan Syahlana. Karena, semenjak kamu menikahi dia, aku bagaikan istri yang dibuang karena sudah gak ada gunanya lagi."
Kalimat terakhir sungguh menyesakkan hati Adrian. "Kamu tahu, aku gak seperti itu, Aisha. Semua masalah ini terjadi hanya karena kamu melihat dari sudut pandang yang salah."
Dalam perjalanan pulang, Syahlana hanya bisa menangis dalam diam. Dirinya tidak habis pikir, mengapa hanya kesalahan demi kesalahan yang ia lakukan selama ini? Bagaimana cara memperbaiki semua ini?
Keesokan harinya, menjelang siang.
Rosana siuman. Yang pertama dilihatnya adalah Adrian dan Aisha. Ia langsung membuang muka. Pemandangan yang sama sekali tidak dirindukannya. Sedangkan di sebelah kanannya, ada dokter yang menangani dirinya, Zafran.
"Bagus! Pemulihan pasien berjalan lancar. Ibu Rosana sudah melewati masa kritis pasca operasi. Hari ini, jika kondisinya terus stabil, akan segera bisa dipindahkan ke ruang perawatan." Begitu kata Zafran.
"Terima kasih, Dokter," ucap Adrian.
Rosana ingin bicara. Namun tidak keluar suaranya.
Zafran menenangkan orang-orang yang hampir saja merasa panik. "Ini wajar. Ibu Rosana masih dalam pengaruh anestesi. Sebentar lagi juga sudah bisa bicara dengan normal. Jangan dipaksa ya, Tante."
Rosana mengangguk.
Lalu, Zafran menyarankan agar Rosana dibiarkan istirahat dengan nyaman. Ia meminta semua Adrian dan Aisha keluar dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...