Suatu malam, Syahlana mendapat telepon dari Abiel, karyawannya di toko pastry di Paris sana. "Sérieusement! Mansour Bellamy a eu un accident de voiture alors qu'il se rendait au magasin la nuit dernière. (Gawat! Tuan Bellamy mengalami kecelakaan mobil saat dalam perjalanan ke toko.)"
"Comment ça va maintenant? (Trus gimana kondisinya?)" tanya Syahlana yang terkejut setengah mati.
Abiel menjelaskan, "La blessure est assez grave. Il avait des fractures aux mains et aux pieds. Le problème sérieux n'est pas là, Syahlana. (Cederanya cukup parah. Dia mengalami patah tulang dan kaki. Tapi masalahnya bukan di situ, Syahlana.)"
"Et alors? (Lalu apa?)" Syahlana bertanya lagi.
"Depuis quelques jours, le chef Dior doit se rendre en Allemagne, pour des raisons familiales urgentes. Forcément, nous n'avons pas de chef qui s'occupe des pâtisseries en cuisine. (Dalam beberapa hari ini, Chef Dior harus pergi ke Jerman, karena urusan keluarga yang mendesak.Otomatis, kita jadi tidak punya koki yang menangani pastri di dapur.)"
Syahlana pun mengerti.
Kemudian, datang Adrian, yang baru masuk ke dalam kamar mereka. Bersiap akan tidur. Ia melihat Syahlana meletakkan ponselnya di atas meja rias. Wajah cantiknya tertekuk.
"Kamu kenapa, Lana?" tanya Adrian.
"Hmm... aku harus pergi ke Paris. Ilham kecelakaan, dan koki kami akan pergi ke Jerman untuk hal mendesak. Mereka butuh aku."
Jawaban Syahlana mengejutkan Adrian. "Mendadak banget, Sayang."
"Ya. Memang. Tadinya aku akan ke Paris mungkin seminggu atau dua minggu lagi. Tapi, hal seperti ini terjadi." Syahlana tampak gusar.
"Oke. Aku pesenin tiket sekarang. Aku temenin kamu ke Paris." Adrian spontan langsung mengakses aplikasi penjualan tiket online.
"Eh, kamu mau ikut?" Syahlana memastikan Adrian tidak mengambil keputusan yang ceroboh.
"Iya. Sekalian kita bisa honeymoon kedua, mungkin?" goda Adrian.
"Kamu jangan becanda deh, Mas." Syahlana masih tidak bisa membedakan keseriusan dan becandaan suaminya ini.
"Aku serius. Aku gak mau kamu pergi jauh sendirian. Biar aku temenin." Rupanya Adrian sangat serius dengan niatnya itu.
"Trus, Aisha gimana?" tanya Syahlana.
Adrian menghela napas. "Aisha itu wanita dewasa. Dia bisa jaga dirinya sendiri. Lagi pula, kalau dia ikut juga, anak-anak gimana? Mama belum begitu sehat untuk dititipin dua anak kita yang sangat aktif itu."
Syahlana pun tersenyum. "Ya udah. Besok, kita kasih tahu mereka semua soal rencana ke Paris ini. Aku juga akan kasih tahu Mamaku dan Zivara. Aku kan harus nitipin restoran ke Zizi."
Adrian mengangguk. "Sekarang, yuk kita tidur. Aku udah sangat ngantuk."
Keesokan paginya, saat sarapan, Syahlana dan Adrian bergantian menceritakan rencana pergi ke Paris itu pada Rosana, Aisha, dan kedua anak mereka. Rencana itu menuai beberapa reaksi.
Aisha terkejut. Padahal, dirinya sudah berencana ingin terus memupuk kebaikan dalam keluarga ini. Terutama di depan Adrian. Sang suami malah akan pergi ke luar negeri bersama istri mudanya.
Sedangkan Rosana berkata, "Wah, baru aja, Mama mau merencanakan bulan madu kedua kalian. Ya udah, tiketnya biar Mama yang beliin."
"Eh, gak usah, Ma," kata Syahlana. "Aku sama Mas Adrian udah booking tiketnya, kok. Kami akan berangkat besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...