60. Kebahagiaan yang Dinanti

301 5 0
                                    

Rumah Keluarga Sudiro

Di sana sudah ada Zivara, David, Gala, Lia, dan Juki, beserta beberapa guru sekolah dari TK Bunda Pertiwi, seperti Bu Zoya dan Bu Tia. Mereka sedang bersiap, hendak menyambut kepulangan San. Hari itu, David memasak menu yang spesial untuk sang jagoan cilik.

"Mereka udah sampai mana, Beb?" tanya David.

"Kak Lana tadi ngabarin, mereka sudah di jalan tol," jawab Zivara, yang sedang memeriksa ulang dekorasi di ruang tamu, bersama Zoya dan Tia.

Lia dan Gala menata makanan di meja makan, dibantu Sumi. Sedangkan Juki ditugaskan mengupas kelapa, karena San sangat suka air kelapa muda.

Zoya memasang balon-balon di dinding, dengan diikatkan pada sebuah kawat. Tia memasang gambar-gambar di dinding. Ada tokoh Captain America kesukaan San, juga Snow White kesukaan Aurora.

"Saya kangen lihat Rara dan San main bareng di sekolah," ungkap Tia.

"Ya. Aku juga," sambut Zoya. "Rasanya sudah lama sekali, saat terakhir kali melihat mereka main bersama."

Sekitar pukul tiga sore, terdengarlah suara mesin mobil, yang berhenti di depan teras rumah. Semua orang yang di dalam segera keluar menyambut. Memang benar, yang datang adalah Adrian, Syahlana, dan kedua anak kembar mereka.

David tidak bisa menahan diri. Ia segera membukakan pintu mobil untuk anak-anak, dan ketika melihat San, ia sampai gagal menguasai emosinya sendiri. Dipeluknya anak itu. "San!! Jagoan Oncle!"

"Oncle David," sapa San.

Zivara belum pernah melihat David semelankolis itu. Sampai menangis segala, saat melihat keponakan laki-lakinya itu datang.

"San, maafin Oncle, yah, karena gagal jagain San," kata David. "Oncle sempat melihat kamu di jalan, tapi Oncle ceroboh, ngira itu bukan kamu. Sampai... sampai..." Susah betul mengatakannya.

Zivara menghampiri mereka. "Yang sudah lewat, jangan diingat-ingat lagi. Sekarang yang terpenting adalah San sudah kembali bersama kita lagi." Kemudian, ganti Zivara yang memeluk San. "Jagoannya Tante..."

Saat mereka masuk ke dalam rumah, kedua anak dikejutkan dengan dekorasi ruang tamu yang begitu bagus. Banyak balon, dan mainan, juga makanan yang biasa disukai oleh anak-anak.

Lalu, Tia mengawali sambutannya dengan mengatakan, "Selamat ulang tahun yang keenam, San dan Aurora!"

Astaga. Adrian dan Syahlana saja hampir tidak ingat momen bahagia ini.

"Juga, selamat pulang kembali, San," ucap Zoya, sembari tidak dapat menahan harunya.

"Terima kasih, Bu Zoya dan Bu Tia," ucap San.

"Terima kasih, Bu Tia dan Bu Zoya," ucap Aurora.

Kemudian, mereka merayakan ulang tahun kedua anak dengan meriah. Sebelum acara selesai, Syahlana sudah menyuruh David mengambil sesuatu di rumah Zivara. Tumpukan kado yang selama ini ia siapkan untuk Aurora setiap tahunnya.

Malamnya, Adrian dan Syahlana beserta kedua anak berada di dalam kamar utama. Duduk di sofa. Bertumpuk-tumpuk kado ada di meja. Jumlahnya sekitar dua belas kotak, dengan aneka warna kertas pembungkus, juga bentuk dan ukurannya.

"Ini punya San," kata Adrian. Ia menyerahkan sebuah kotak kecil kado ulang tahun. "Ini adalah kado ulang tahun San di usia satu tahun. Pere simpan untuk San selama ini."

San menerimanya. "Terima kasih, Pere." San membuka kotak kecil berbalut kertas kado berwarna merah motif polkadot itu. Isinya adalah sebuah selimut hoodie berwarna biru, dengan karakter lucu. San tersenyum. Ia tampak menyukainya.

Cinta Istri Muda [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang