Syahlana terkejut menerima kabar tentang Rosana yang begitu parah. Ia menelepon Susan. "Gimana kejadiannya, Susan?"
Susan menjawab, "Denger-denger sih, jatuh dari tangga. Besok baru akan menjalani operasi bedah toraks dan kardiovaskular. Karena bagian dalam dada itu retak. Mungkin kena hantam lantai apa gimana."
Mendengar kabar itu, Syahlana terkejut. Juga ikut merasa sedih.
Seusai pengajian, Syahlana memberitahu Akasma, Zivara, dan David.
"Ma, menurut Mama, Lana harus gimana?" tanya Syahlana, meminta pendapat semua orang.
"Gimana, ya..." Zivara ikut bingung. "Kalau Kakak ke sana, si Aisha itu pasti gak suka. Takutnya menimbulkan masalah baru."
"Tetapi, bagaimana pun Lana, Mbak Ros masih mertua kamu. Kamu juga secara negara, masih istri sah Adrian. Mama tidak bisa memberikan saran yang pasti. Semua keputusan ada di tanganmu."
Semakin tidak menentulah perasaan Syahlana.
"Kalau Kakak butuh ditemenin untuk menjenguk Tante Ros, Zi siap nemenin," kata Zivara.
"Gak perlu. Kamu lebih baik di sini, nemenin Mama dan ngurus pengajian. Mengenai apakah Kakak akan ke sana atau tidak, harus bener-bener dipertimbangkan dengan baik."
Zivara heran dengan sikap Syahlana. Apa yang membuatnya tidak bisa langsung datang saja ke sana. Hanya demi agar tidak membuat Aisha sedih, agaknya tidak relevan. Tapi, apa yang bisa ia katakan sekarang? Syahlana tidak akan mendengarkannya bicara soal masalah ini.
Sementara itu, rumah sakit tempat Rosana dirawat, mendatangkan dokter ahli bedah toraks dan kardiovaskular dari luar negeri. Dokter muda yang asli Indonesia, hanya saja lama mengabdi di rumah sakit Korea Selatan. Namanya Zafran Tasleem. Ia memilih mengakhiri tugasnya di negara orang, karena ingin segera mengabdi di negara sendiri.
"Keluarga tenang saja. Kondisi pasien tidak sekrusial yang dikatakan para dokter sebelumnya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menolong pasien." Begitulah yang dikatakan Zafran.
"Terima kasih, Dok," ucap Adrian.
Rekam jejak Zafran Tasleem sebagai dokter bedah toraks dan kardiovaskular sangat baik. Selama 10 tahun berkarir sebagai dokter, belum pernah ada pasien yang meninggal dalam penanganannya. Operasi paling sulit dan langka juga pernah menjadi kasusnya. Dan pasien selamat.
Harapan dari rekam jejak karir Dokter Zafran ini yang dipegang oleh Adrian.
Di rumah, Aurora merasa sedih dengan kondisi yang dialami neneknya. Terlebih, dia melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri. Sang nenek bukan sepenuhnya jatuh sendiri. Namun, ia terlalu takut untuk mengatakannya pada sang papa. Anak sekecil itu harus menyaksikan sesuatu yang di luar cara berpikirnya. Aurora sudah sedih tidak bisa bertemu dengan San, kini mendapatkan serangan pikiran seberat ini.
Di sekolah, Aurora tidak semangat belajar. Ia lebih banyak melamun.
Membuat Bu Tia jadi bertanya-tanya. "Rara, kamu kenapa, Nak? ibu perhatikan, kamu seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat."
"Bu Tia, Rara ini sedang bingung," jawab Aurora.
"Bingung kenapa, Sayang?" Dengan sabar, Bu Tia mendengarkan cerita Aurora.
"Neneknya Rara sakit, Bu. Jatuh dari tangga. Tapi, jatuhnya itu...." Sampai sini, Aurora berhenti bilang.
"Jatuhnya kenapa, Nak?" tanya Bu Tia lagi.
Aurora tidak menjawab lagi. Anak itu malah menghindar. Meninggalkan ibu gurunya. Ia masuk ke kelas.
Mendekati jam pulang sekolah, Aurora tampak semakin lemas. Bel berbunyi. Waktunya pulang sekolah, ketika Bu Tia mengizinkan mereka semua keluar kelas. Aurora hendak berdiri, kemudian, jatuh pingsan.
![](https://img.wattpad.com/cover/308735644-288-k611539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...