Beberapa hari setelah pengajian, Ilham Bellamy pamit hendak kembali ke Perancis. Alasannya, ia mendapat telepon dari Abiel, kasir toko pastri, toko sedang sangat ramai, beberapa hari ini, menjelang Paris Fashion Week bulan ini, kota fashion dunia itu akan sangat ramai. Bidang kuliner pasti kecipratan. Walau alasan sesungguhnya bukan seperti itu. Ilham tidak mau melihat Syahlana menikah lagi dengan Adrian. Ia tidak akan bisa menahan dirinya.
Syahlana tidak bisa menghalangi. Dirinya juga tahu, kalau pas Fashion Week, betapa ramainya toko pastry mereka.
Sebulan setelah 40 hari meninggalnya Jamal, Syahlana dan Adrian mempersiapkan acara mbangun nikah. Mbangun nikah adalah dilangsungkannya akad nikah untuk yang kedua kali oleh pasangan suami istri karena suatu alasan. Alasan tersebut adalah untuk memperindah perkawinan, memperkokoh atau untuk kehati-hatian.
Aisha menjadi orang yang paling sibuk mempersiapkan acara tersebut. Mengundang penghulu, mengundang beberapa teman, dan dibantu David soal makanan. Persiapan berlangsung selama satu minggu. Karena memang acaranya sederhana. Acaranya sendiri akan diadakan di rumah lama keluarga Latief, yang selama ini ditinggali Zivara dan San.
Seorang penghulu sudah duduk di salah satu sisi meja panjang. Tamu-tamu juga sudah datang. Seperti Dokter Susan, Dokter Zafran, dan pegawai di restoran Syahlana. Ya. Tamunya hanya mereka.
Tidak seperti pernikahan sebelumnya, yang mengharuskan Syahlana diam di ruangan lain, sembari menunggu pernikahan sah, kini ia dan Adrian duduk bersama di depan penghulu. Adrian mengenakan kemeja putih dengan dasi dan balutan jas hitam. Sedangkan Syahlana mengenakan gamis berwarna senada, dengan hijab model pashmina berwarna putih juga. Hanya ada corak hitam, agar tidak membuat dirinya terkesan pucat.
Prosesi akad nikah secara agama pun dilaksanakan.
Penghulu menjabat tangan Adrian, seraya mengucapkan, "Saya nikahkan dan kawinkan engkau Adrian bin Ramadhan Sudiro dan Syahlana Latief binti Jamal Latief, dengan mas kawin berupa seperangkat alat salat, dibayar tunai."
Adrian pun mengulanginya. "Saya terima nikah dan kawinnya Syahlana binti Jamal Latief, dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!"
Prosesi akad untuk memperbarui pernikahan itu pun sah, baik di mata hukum, juga agama.
Mulai hari itu, Syahlana kembali tinggal di kediaman keluarga Sudiro, bersama Adrian lagi, juga kedua anak mereka, San dan Aurora. Keluarga kecil itu berkumpul di dalam sebuah kamar. Kamar lama yang dulu pernah Syahlana tinggali. Memadu cinta kasih dengan Adrian, setelah sah menjadi istri kedua.
"Maman, mulai sekarang, kita akan tinggal bareng-bareng, kan?" tanya San.
Syahlana mengangguk, dan berkata, "Iya. Mulai sekarang, kita akan tinggal bersama. Sama Pere, juga Rara. Ingat ya, San. Sekarang San jadi seorang kakak, harus menjaga dan kasih contoh yang baik untuk adik kamu, Rara."
"Maman, yang ada tuh, Rara jagain San," sahut Aurora.
"Rara, jangan berlagak, deh!" San tidak terima. Sambil bergurau, ia berkata pada ayahnya, "Pere, San mau belajar karate!"
"Pere sih, iya iya aja. Eh, tapi kalau itu mendingan izin Maman dulu," jawab Adrian.
San menoleh pada ibunya. Dengan wajahnya yang jadi begitu khas ketika memelas.
"Apapun yang mau San pelajari, Maman harap, semua itu bisa San terapkan dengan tanggung jawab. Gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat." Begitu yang Syahlana katakan.
"Jadi, boleh apa gak, nih, Maman? tanya San lagi.
Syahlana mengangguk. "Boleh."
Kedua anak pun merasa senang. Keduanya pun pindah main di balkon kamar yang memiliki pagar tinggi, sehingga aman bagi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...