Setahun lalu, ketika prosesi mammanu'-manu', yaitu ketika calon mempelai laki-laki akan mendatangi orang tua mempelai perempuan dan meminta izin untuk mempersunting gadis pujaannya. Dan ketika momen ini juga dimanfaatkan untuk membahas besaran nilai uang panai dan mahar, jika memang keluarga mempelai perempuan menerima pinangan sang laki-laki.
Kedua orang tua Jannah yang merupakan orang asli Jawa Timur, kurang paham dengan adat mereka. Maka, mereka meminta Pak RT yang juga keturunan Bugis, mewakili keluarga ini untuk mendampingi mereka menjalani prosesi tersebut. Acaranya cukup meriah. Dihadiri banyak tetangga mereka, kala itu.
Pada acara ini pula, selain menentukan uang panai, kedua mempelai juga menjalani proses pertunangan. Nah, untuk pertunangannya ini, Ibunya Jannah meminta adat Jawa. Namun, karena terbatasnya pengetahuan orang Bugis mengenai lamaran atau pertunangan adat Jawa ini, maka dilaksanakan secara informal.
Kala itu, Naing menyatakan keseriusannya untuk melamar Jannah, sebagai istrinya. "Saya merupakan keturunan bangsawan Bugis. Saya memiliki pekerjaan yang mapan di PT. Bumi Agro Sawit, sebagai asisten manajer, yang mana kelak karir saya masih bisa meningkat. Saya memiliki aset berupa beberapa rumah, kendaraan seperti mobil dan motor, juga tabungan. Saya mencintai Jannah dengan sepenuh hati. Saya ingin menjadi suami yang mencintai, menjaga, dan melindunginya sampai akhir hayat. Kiranya, Om dan Tante bersedia merestui lamaran saya ini."
Tentu saja, Naing tidak datang seorang diri. Ia didampingi kedua orang tuanya yang datang langsung dari Makassar, juga Lintang sekeluarga, dan Pak Kades yang masih terhitung kerabatnya.
Sejak mereka memutuskan berpacaran, sebenarnya kedua orang tua masing-masing juga sudah mengetahui. Mereka saling mengenal pasangan anak-anaknya. Sehingga tidak sulit bagi kedua orang tua Jannah untuk merestui putrinya menikah dengan Naing. Pemuda baik dan bertanggung jawab.
Acara puncaknya pada hari itu, Naing dan Jannah bertukar cincin pertunangan yang Ayah Jannah dalam bisnisnya belum memungkinkan untuk melaksanakan pernikahan anaknya dalam waktu dekat. Apalagi, Naing baru naik jabatan juga, dari mandor kebun, sekarang jadi asisten manajer. Mereka memutuskan akan merencanakan kembali tanggal pernikahan yang tepat, biar semuanya sama-sama merasa tidak terbebani.
Hingga setahun berikutnya, barulah Naing tidak mau membuat Jannah menunggu lebih lama. Rupanya niat baiknya disambut baik pula oleh orang tua Jannah.
Di tahun ini, prosesi pernikahan pun dimulai. Karena terbatasnya pengetahuan orang setempat akan adat pernikahan Jawa, agar tidak merepotkan, maka sudah diputuskan akan menggunakan adat Bugis saja.
Diawali dengan mappetuada. Proses yang belum dilaksanakan setelah mammanu'-manu' waktu itu. Diputuskan akan dilanjutkan sekarang. Acara ini bertujuan untuk mengumumkan apa yang telah disepakati sebelumnya mengenai tanggal pernikahan, mahar dan lain-lain. Biasanya di mappetuada, pinangan diresmikan dengan diberikan hantaran berupa perhiasan kepada pihak perempuan.
Acara itu diadakan di rumah Jannah. Halaman rumah disulap jadi tempat acara. Bahkan para tetangga ikut sibuk membantu membuat makanan.
Masing-masing perwakilan keluarga berkumpul di tempat yang telah disediakan. Disaksikan para hadirin yang merupakan tetangga-tetangga sekitar. Mereka mengumumkan soal mahar, dan tanggal pernikahan yang telah disepakati keluarga. Mahar dan seserahan lainnya diterima oleh perwakilan keluarga mempelai wanita. Tampak, Adrian juga ikut diajak menjadi salah satunya.
Ayah Jannah menerima kotak berisi berbendel-bendel uang yang masih ada segel kertanya, bertuliskan sepuluh juta. Ia diminta menghitung dan menunjukkan pada semua orang, berapa jumlahnya. Ada lima belas bendel, berarti total jumlah uang mahar itu adalah seratus lima puluh juta rupiah. Belum lagi emas hantarannya, seberat 50 gram. Menurut perwakilan dari tetua adat, jumlah itu sangat terhormat. Sangat sesuai dengan predikat Jannah sebagai seorang sarjana dan putri dari keluarga terpandang di Jawa sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Istri Muda [COMPLETED]
RomanceAdrian dan Aisyah telah menikah lebih dari dua tahun. Tetapi belum juga mendapatkan momongan. Setelah diperiksa kesuburannya, rahimnya memiliki masalah, sehingga harus diangkat. Pernikahan yang tadinya jauh dari restu Rosana, ibunda Adrian pun kian...