14. Berbanding Terbalik

436 69 280
                                    

Eliza mengomel. "Kamu tuh baiknya aja boleh kebangetan. Tapi bodoh jangan ikut kebangetan pula, lah!"

"Aku cuma gak mau jadi obat nyamuk saat mereka bulan madu, Za," kilah Aisha.

"Tapi kamu punya perasaan gak rela kan, membiarkan mereka pergi berdua sejauh itu, selama itu? Dua minggu, loh!" Eliza benar-benar jadi kompor dalam pikiran Aisha.

"Udah, ya, Za," kata Aisha, yang masih waras. "Aku gak mau lagi denger kamu ngerecokin rumah tangga kami. Keputusanku bulat. Aku gak akan ikut mereka."

Tibalah saatnya Adrian dan Syahlana berangkat berbulan madu ke Singapura. Sumi dibantu Ujang memasukkan tas koper bawaan mereka ke bagasi mobil. Rosana dan Aisha sama-sama mengantar mereka ke mobil.

"Pokoknya, Mama akan menunggu kabar baiknya!" pesan Rosana.

Mereka hanya tersenyum, tidak mengatakan apapun. Lalu, Adrian menghampiri Aisha. "Kamu baik-baik di rumah ya, Sayang."

Aisha mengangguk. "Iya. Kalian juga bersenang-senanglah."

Maka, berangkatlah Adrian dan Syahlana berbulan madu.

Sendiri. Aisha memendam semua kecemburuan dan kesedihannya. Memang benar, keikhlasan tidak semudah yang direncanakan. Terlebih sudah jauh dari kenyataan. Menyesali sebuah keputusan yang bak nasi telah jadi bubur juga percuma.

Singapura.

Pesawat mendarat mulus di Bandara Changi. Adrian dan Syahlana sama-sama turun dari pesawat. Keduanya menyeret masing-masing satu koper. Satu tangan Adrian terus menggandeng tangan Syahlana, sampai keluar dari bandara, dan menemukan sebuah taksi. Selain tiket pesawat, Rosana juga sudah memesankan hotel di sana. Tidak main-main... Marina Bay Sands, untuk dua minggu.

"Mama ngabisin uang sebanyak ini buat kita," kata Syahlana.

Adrian menatap Syahlana. "Mama sangat sayang sama kamu. Lebih saya sama kamu, daripada aku malahan."

"Masa sih?" Syahlana tidak percaya gombalan Adrian. "Gak, lah. Kamu kan anaknya. Mama tuh sayang sama kita semua, sama rata. Hanya mungkin beda cara menyampaikannya."

Baru sampai di kamar hotel, belum apa-apa, Adrian langsung menarik Syahlana ke pangkuannya. "Kamu jadi orang terlalu rendah hati, Sayang."

Syahlana tersenyum. Mereka berciuman. Menghabiskan malam pertama di Singapura hanya di dalam kamar hotel.

Petualangan bulan madu dimulai keesokan harinya.

Mengunjungi Gardens by The Bay, sebuah taman unik yang berada di sekitar Marina Bay. Seperti layaknya taman, Gardens by The Bay mempunyai banyak pohon dan tumbuhan hijau. Yang membuat unik di sini adalah terdapat beberapa pohon buatan raksasa. Terbuat dari baja, dan berfungsi menampung air hujan dan energi matahari.

Selain itu, ada lagi tempat wisata yang tidak kalah romantis untuk pasangan yang sedang berbulan madu. Yaitu Singapore Flyer. Bentuknya seperti bianglala, dan ini yang terbesar di dunia. Setinggi gedung 42 lantai. Di dalam salah satu kabin yang tengah berputar pelan, Adrian dan Syahlana menikmati pemandangan Singapura.

Adrian membiarkan Syahlana bersandar di pundaknya, menikmati semua pemandangan ini, dan diri mereka yang tersiram cahaya matahari sore, menghangatkan.

"Aku punya sesuatu buat kamu," kata Adrian.

"Apa?" tanya Syahlana.

Adrian mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin bulan bintang dari saku celananya. "Kamu adalah salah satu bintang paling terang, yang menemani bulan di kesepian malamnya."

Syahlana tersenyum. "Dari mana kamu belajar mengucapkan kalimat sepuitis itu?"

"Dari... yah, tadi nyontek di Google," jawab Adrian sambil tertawa.

Cinta Istri Muda [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang