Kata orang, cinta pertama tidak akan pernah bisa kita gapai. Tapi yang lebih menyakitkan lagi, cinta pertama yang tak pernah bisa tergapai itu juga tak akan pernah bisa dilupakan. Cinta pertama akan terus ada mengahantui kita di setiap hubungan baru yang kita jalin. Sampai terkadang, tanpa sadar kita selalu membandingkan sosok yang ada di hidup kita sekarang dengan cinta pertama kita. Sialnya, begitulah kira-kira gambaran perasaan Dinda terhadap Putera.
Lelaki itu adalah cinta pertama untuk Dinda. Dari sejak duduk di bangku SMP dan melihat Putera yang sedang berjalan dengan biasa saja di depan kelasnya, entah mengapa jantungnya tiba-tiba memutuskan kalau dia memilih pangeran muda itu sebagai laki-laki pertama yang dia cintai. Dinda tak pernah berani berbuat apa-apa untuk menunjukan perasaannya itu. Dia pikir, itu perasaan biasa yang nantinya akan hilang seiring waktu. Tapi ternyata tidak. Semakin hari, perasaan deg-degan dan tak karuan setiap dia melihat Putera tak pernah berubah. Apalagi kalau sudah melihat Putera bermain gitar di sosial medianya, rasanya dia bisa jumpalitan sendiri di atas tempat tidur karena salah tingkah!
Dinda cantik, baik, pintar dan populer, banyak laki-laki yang mendekati dan menyukai dia. Beberapa Dinda tanggapi tapi beberapa lagi hanya dia senyumi dengan ramah. Dia senang saat ada lelaki yang menyukainya, dan seperti remaja pada umumnya, dia bagikan semua cerita-cerita itu pada ketiga sahabatnya.
Tapi kalau soal Putera, dia tak pernah menceritakan apapun tentang pria itu kepada siapapun, termasuk sahabat-sahabatnya.Bagi Dinda, Putera sudah terkunci rapat pada satu ruangan khusus di dalam hatinya. Setiap bertemu Putera dia selalu menghindari pandangan dari lelaki itu. Lagipula, lelaki itu pun tak pernah ada kepentingan atau berbicara khusus dengan dirinya. Putera lebih sering berkomunikasi dengan Gisel, Tata dan Meta, karena mereka berasal dari kalangan yang sama yaitu kalangan konglomerat. Sedangkan Dinda, hanyalah anak dari pegawai yang memiliki jabatan lumayan tinggi di perusahaan orangtua Gisel. Atau bisa dibilang, Papanya Dinda adalah salah satu orang kepercayaan Papinya Gisel. Hubungan mereka sangat dekat sudah seperti saudara. Dari kecil Dinda dan Gisel sudah sengaja didekatkan agar Gisel yang anak tunggal memiliki teman.
Walaupun ketiga sahabatnya itu tidak pernah membedakan status sosial mereka tapi tetap saja jauh di dalam sana ada perasaan minder yang kadang muncul kalau mereka sedang bersama. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa sayang Dinda pada ketiga sahabatnya itu sama sekali, mereka saling menyayangi dengan sangat tulus.
Dan soal perasannya pada Putera, kenapa dia simpan itu semua sendiri? Karena dia cukup tahu diri. Putera adalah seseorang yang tak mungkin bisa Dinda tembus. Temboknya terlalu tinggi dan jurangnya terlalu dalam. Sudahlah anak konglomerat, lelaki itu juga adalah keturunan ningrat! Dari kecil Putera sudah disiapkan untuk menjadi pemimpin perusahaan raksasa milik keluarganya dan juga sekaligus menjadi pangeran dari Kesultanan yang sekarang dipimpin oleh eyang nya. Soal jodoh, Putera juga tidak bisa memilih, keputusannya mutlak ada di tangan kedua orangtuanya. Kalau tidak dijodohkan dengan Puteri konglomerat, lelaki itu pasti akan dijodohkan dengan keluarga bangsawan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...