Satu bulan setelah pertunangan antara Putera dan Tata, kondisi bisnis publisher majalah milik Tata mengalami goncangan yang lumayan hebat. Seperti perkiraan, semua project yang menggunakan jasa Event Organizer mereka banyak dicancel dan ditolak oleh klien yang kebanyakan teman-teman Tata. Mereka enggan menggunakan jasa dari perusahaan Tata karena rumor tentang Tata sebagai CEO perusahaan tersebut yang merebut pacar sahabatnya sendiri beredar luas dikalangan para sosialita. Apalagi kebanyakan dari mereka juga mengenal Dinda, entah itu teman semasa sekolah dan kuliah di Amerta atau sekedar tahu dari circle pertemanan kalangan atas yang sangat sempit ruang lingkupnya.
Tata jelas sangat sedih dan stress menghadapi situasi ini, karena dia sudah bekerja begitu keras membangun lini usaha Event Organizer itu dari nol. Dia juga yang promosi secara langsung dari mulut ke mulut kepada orang-orang yang dia anggap teman. Tapi kini, saat sebuah rumor tidak mengenakan mencuat, semua orang yang Tata anggap teman itu berbalik menyerangnya. Followersnya di social media juga turun lumayan banyak.
Satu bulan ini dia seudah mencoba berbagai cara untuk kembali meningkatkan order di bagian Event Organizer nya, tapi tetap saja belum memperlihatkan hasil. Untung saja penjualan majalah-majalah dan beberapa kanal video mereka kini sudah mulai sustainable. Beberapa sponsor mulai berdatangan dan beberapa bahkan sudah memesan slot built in products selama setahun penuh. Tulang punggung dari perusahaan ini pelan-pelan beralih dari Event Orginzer menjadi penjualan majalah dan digital content.Dari awal Putera sebenarnya sudah memperkirakan tentang hal ini. Oleh karena itu pria itu membantu Tata untuk lebih meningkatkan penjualan majalah dan digital konten dibandingkan harus bergantung pada Event Orginzer. Walaupun pendapatan yang diperoleh dari EO lebih besar tapi kemungkinan bias dari lini bisnis tersebut besar. Putera juga sengaja mengulur waktu pertunangan mereka agar perusahaan yang begitu diupayakan oleh Tata itu stabil terlebih dahulu. Dia tidak mau semua usaha Tata hancur hanya karena pernikahan mereka.
Tata tengah berada di ruang tengah apartemen Putera saat sang pemilik apartemen datang. Tata terlihat melamun sambil membelai lembut bulu-bulu halus kucing kesayangannya. Sangking jauhnya lamunan gadis itu, dia sampai tidak sadar kalau Putera sudah berdiri di belakang sofa yang dia duduki.
"Kenapa? Kok ngelamun?" Putera membelai lembut kepala Tata.
"Eh udah pulang? Aku tadi udah izin ke kamu by chat kalo aku mau main ke apart sama Puwi." Tata menoleh sambil mencoba tersenyum.
"Iya, ngapain pake izin segala? Aku kan bilang ini apart kamu juga."
Tata kembali tersenyum, tapi Putera menyadari kalau senyuman itu seperti kosong. Pasti ada yang sedang mengganggu pikiran tunangannya itu.
"Ngelamunin apa? Kok tadi sampe gak sadar ada orang segede gini masuk rumah?"
"Yaaah biasalah, kerjaan!"
Putera melepas jas yang dia kenakan dan kini hanya tersisa kemeja putih dengan dasi berwarna coklat yang sedang dia longgarkan.
"Apa aku lepasin aja ya perusahaan itu, Put?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...