Renata's Rebel Era

457 23 0
                                    


Hai All! Selamat malam minggu dan selamat menikmati cerita yang cukup panjang di bab ini ya!
Semoga bisa dinikmati dan gak bikin bosen! 🥰


Perlawana Pertama

Siang itu di tengah teriknya cuaca Jakarta, Renata dibuat semakin gerah dengan telepon dari Ibu. Iya, Ibunya Putera menelepon Tata untuk mengabarkan bahwa Eyang Puterinya Putera, mengundang Tata datang ke istana! Sebagai manusia berakhlak minus, Tata tentu saja ketar ketir saat harus menghadapi seseorang yang begitu dihormati seperti Eyang nya Putera. Beliau adalah salah satu istri dari Sultan Yogyakarta sebelumnya. Atau singkatnya, beliau adalah ibu dari Raja Yogyakarta sekarang!

Membayangkannya saja sudah membuat Tata merinding ketakutan! Ibu menjelaskan bahwa udangannya itu berkenaan dengan rencana perjodohan antara Putera dengan Tata. Sang Eyang Puteri ingin melihat dan berkenalan langsung dengan calon cucu menantunya itu. Sekedar informasi, Ibunya Putera adalah adik tiri dari Raja Yogyakarta yang berkuasa sekarang. Mereka memiliki ayah yang sama tetapi Ibu yang berbeda. Sehingga Mas Mahen dan Putera tidak berada pada garis utama keturunan Sultan. Mereka adalah sepupu dari calon penerus utama kerjaan Yogyakarta. Oleh karena itu, kehidupan keluarga Atmadja bisa lebih bebas daripada keluarga kerjaan yang berada di garis keturunan utama.

Bagaimanapun juga, Tata akan menjadi bagian dari keluarga besar kerajaan, bahkan dia akan mengemban gelar baru di depan namanya nanti. Jadi wajar kalau sang Eyang ingin berkenalan dan mengetahui lebih jauh tentang siapa gadis yang kelak akan mendampingi salah satu cucu kesayangannya itu.

Saat mendapatkan kabar itu dari Ibu, Tata jelas ingin sekali menolaknya. Tapi bagaimana caranya dia menolak undangan dari orang sepenting itu? Dengan pasrah, Tata mengiyakan undangan itu dan dari seberang telepon, Ibu terdengar sangat senang.

Sambungan telepon berakhir, Tata terdiam duduk di atas sofa ruangan kerjanya. Pikirannya menerawang jauh, menyesali keputusan yang baru saja dia ambil. Sekarang muncul pertanyaan-pertanyaan yang harus dia cari tahu jawabannya. Apa yang akan dia lakukan nanti di depan eyang puterinya Putera? Apa lagi pertemuan itu akan berlangsung di istana! Harus bagaimana dia bersikap? Bagaimana dia harus berbicara? Dan baju apa yang harus dia pakai? Rasanya walaupun dia bongkar semua baju yang ada di walking closetnya, tidak satu baju pun yang pantas untuk dia kenakan saat menghadap beliau.

"Mati lah gw! Mati!" Tiba-tiba gadis itu berteriak, panik sendiri!

Gadis penyuka hura-hura itu dua tahun terakhir ini tengah mencoba bekerja untuk menghasilkan uang sendiri. Dia mengambil alih perusahaan media cetak yang dulu dipegang oleh mendiang Maminya. Selama ini, perusahaan itu berada di bawah Adisusilo Group dan keadannya hampir sekarat! Kita tahu sendiri kalau media cetak apalagi di Indonesia, semuanya hampir mati suri. Orang-orang sudah beralih ke media digital yang lebih murah dan praktis. Padahal media-media cetak yang berada di bawah naungan Adisusilo Group adalah media cetak kelas atas yang isinya kebanyakan membahas fashion terkini dari brand-brand ternama. Beberapa majalah yang sekarang masih bisa diselamatkan adalah Bazaar, Vouge, HerWorld, GQ, Cosmopolitan dan W magazine. Semua majalah-majalah papan atas itu, sudah dibeli lisensinya oleh Adisusilo Group dan sekarang ada di bawah kepemimpinan Renata.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang