Tata mengetahui dari grup chat 'ciwi-ciwi' kalau Meta tidak akan datang ke acara ulang tahun Rangga malam ini. Entah alasannya apa, mungkin karena mereka berdua sedang ada masalah yang belum bisa mereka selesaikan sampai sekarang. Karena hal itu, Tata jadi mengiyakan tawaran Putera untuk berangkat bersama ke acara ulang tahun Rangga. Dia pikir tak apa kalau hanya berangkat bersama, nanti di dalam ruangan pestanya baru mereka akan pisah.Sepanjang perjalanan menuju ke lokasi acara, Putera menanyakan satu pertanyaan yang begitu mengganjal di hatinya.
"Aku sebenarnya heran deh, kenapa kamu gak kasih tau soal perjodohan kita ke Meta?"
"Sengaja, aku memang gak mau kasih tahu dia." Tata menjawabnya dengan santai.
"Alasannya?" Putera makin terlihat keheranan.
"Aku gak mau membiarkan Dinda jadi yang paling terakhir tahu dan hal itu pasti akan membuat dia merasa sendirian. Aku juga gak mau menempatkan Gisel dan Meta dalam posisi yang sulit. Kalau mereka tahu lebih dulu dari pada Dinda, seolah-olah mereka juga terlibat dalam penghianatan yang aku lakukan. Jadi biarin aja Meta tahu belakangan, biarin aja dia marah sama aku dan biarin Meta ada di sisi Dinda."
Putera yang berada di kurus kemudi mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti tapi sebenarnya dia tidak begitu mengerti. Harusnya, Tata ceritakan saja semuanya kepada Meta sadari awal.
"Kemaren kan juga Gisel tahu karena gak sengaja ngeliat kita pelukan, sebenarnya aku gak mau dia tahu."
"Tapi bukannya kamu butuh sahabat-sahabat kamu di saat-saat sulit?"
"kayaknya Dinda lebih butuh. Aku sendiri juga gapapa, aku udah nyiapin diri aku dari lama kok. Jadi tenang aja." Tata masih tersenyum dengan santai.
"Kamu gak sendiri, kan ada aku juga Ta. Ada Gisel juga, dia udah paham banget sama situasi kita."
"Kalau kamu, case-nya beda Put. Walaupun Kita sama-sama penghianat di dalam kisah kamu dan Dinda, tapi kamu sekarang bukan siapa-siapa nya Dinda. Kamu gak punya kewajiban apapun untuk jelasin ke dia. Sedangkan aku? Aku sahabatnya, Put! Selamanya aku akan tetap jadi sahabatnya. Jadi aku tetap harus bertanggung jawab sama Dinda."
"Enggak gitu, kalau benar kita berdua adalah penghianat. Maka yang paling berkhianat adalah aku, Ta. Dari saat aku cium kamu di LA, aku sudah jadi penghianat. Dan satu lagi, sejak aku setuju menerima perjodohan kita, kamu adalah tanggung jawab aku, Ta! Jadi kamu gak sendirian!"
Tata tersenyum dengan penuh rasa ragu, apakah lelaki ini tetap bisa mengatakan hal yang sama saat nanti mereka berada tepat di depan Dinda? Bahkan Tata yakin, kalau Putera belum sama sekali move on dari sahabatnya itu. Kalau sampai Putera tau jika Dinda sudah menerima cincin dari laki-laki lain, pasti dia akan sangat hancur berkeping-keping hingga lupa dengan semua janjinya untuk melindungi Tata.
"Kamu, masih suka kontakan sama orang yang namanya Raka-Raka, itu?" Tanya Tata tiba-tiba, setelah diam yang lumayan lama di antara mereka.
"Raka? Raka Trihatmodjo?" Tampak ada raut keheranan di wajah Putera.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...