Shock after Shock

621 46 6
                                    

Sepulang Tata dari US, Gisel langsung menghampiri sahabatnya itu di kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang Tata dari US, Gisel langsung menghampiri sahabatnya itu di kantornya. Dia sebenarnya ingin ikut ke LA dan membantu Tata dalam menyelesaikan masalahnya dengan Dinda. Tapi Arga melarangnya, karena menurut suaminya itu, akan lebih baik kalau Tata, Putera dan Dinda menyelesaikan masalah mereka sendiri. Dan Gisel fokus saja dengan Meta yang butuh perhatian lebih saat ini.

"Gimana setelah ketemu sama Dinda?" Tanya Gisel dengan penuh kecemasan.

"Ya gitu Sel, suram!"

"Dia marahin lo?"

"Ya pasti lah, bahkan awalnya dia gak mau ketemu gw dan nyuruh gw pulang. Tapi untung Putera dateng dan setelah itu kita ngobrol bertiga."

"Waduh, gw gak kebayang sih gimana atmosfer nya."

"Kayak neraka Sel, sumpah kayak neraka! Gw cuma bisa diem dan nerima semua kekesalan Dinda ke gw."

"Dia bilang apa aja?"

"Seperti biasa, Dinda selalu baik. Dia terlalu baik sama gw Sel!" Air mata mulai menggenang di kelopak mata Tata. "Dia bilang dia gak bisa marah sama gw dan dia bilang memaafkan gw adalah soal yang mudah buat dia. Tapi dia ngerasa sakit hati banget karena dibohongin sama gw dan Putera. Sepertinya dia masih gak bisa terima hal itu. Menurut Dinda lebih baik gw dan Putera jujur aja dari awal. Lo tau sendiri kan Dinda paling benci kalau dibohongin."

Gisel mengusap-usap lengan Tata, berupaya menguatkan sahabatnya itu.

"Dan yang paling bikin gw sedih adalah Dinda gak mau dateng ke tunangan atau pernikahan gw. Gw tau sih, kalau dia melakukan itu mungkin untuk kebaikan gw dan Putera juga, biar gak canggung atau gimana lah. Tapi dari dulu gw selalu membayangkan kalau pernikahan gw akan didampingi sama kalian bertiga. Kayak pernikahan lo sama Arga, Sel."

"Gw sebenarnya setuju dengan pilihan Dinda, apalagi lo tunangan seminggu lagi. Dia pasti belum siap. Terus pernikahan lo juga kan tiga bulan lagi kan? Pasti masih awkward. Dia juga pasti gak mau killing joy, Ta. Jadi tolong dimengerti aja."

"Iya, tapi susah." Tata menunduk sambil memainkan jarinya, pertanda gugup. "Kalau Meta gimana Sel?"

"Gw udah jelasin semua sama Meta tentang perjodohan lo sama Putera, termasuk soal surat perjanjian mendiang nyokap lo. Tapi dia kayaknya tetep belum bisa terima."

Tata hanya diam sambil menganggukkan kepala karena semuanya sesuai dengan perkiraannya. Dibanding Dinda sendiri, Meta akan lebih sulit memaafkan dirinya karena pandangannya terhadap cinta dan perselingkuhan.

"Lo sabar ya, Ta. Meta sebenarnya sayang kok sama lo. Cuma buat dia, perkara selingkuh begini tuh sensitif banget. Apalagi yang melakukan hal ini adalah lo terhadap sahabat kita sendiri. Gw bukannya bilang kalau lo selingkuh sama Putera, tapi ini dari perspektif nya Meta. Menurut dia, mau apapun alasan lo dan Putera, apa yang kalian lakukan itu tetaplah sebuah pengkhianatan."

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang