❤❤❤
Hai semuanya!!
Ada yang kangen sama
Tata dan Putera gak? HihihihiSemoga ada ya! Karena daku kembali dengan ekstra part yang aku janjikan!
Sorry banget karena lama, ide-idenya lagi banyak bermunculan buat
karya aku yang baru 😅Terus part ini juga aku rombak berkali-kali karena menghindari adegan yang terlalu vulgar!
Takuuuut aku kak!Semoga gak mengurangi pesan
yang ingin aku sampaikan
di cerita ini ya!
So, enjoy gaes!
Semoga menghibur ya!❤❤❤
-------------------------------------------------------------
Malam mendebarkan untuk sepasang suami istri yang baru saja tadi pagi dinyatakan sah oleh penghulu, akhirnya datang juga. Dari beberapa hari yang lalu, sebelum menyandang gelar sebagai Nyonya atmadja, Tata sudah merasa resah sendiri memikirkan malam ini. Mau bagaimana pun, momen malam pertama dengan pasangan sah dan didasari perasaan saling sayang, pasti akan sangat berkesan.
Jauh-jauh hari dia sudah mempersiapkan semuanya. Perawatan luar dalam secara intensif, beberapa ritual perawatan sesuai adat Jawa atas anjuran ibu dan juga pemilihan baju yang akan dia kenakan pada saat malam pertama, malam kedua dan malam-malam berikutnya! Wajah sang gadis tak kunjung berhenti memerah membayangkan dia memakai pakaian minim seperti ini di depan Putera! Aaaaaaaaaak! Rasanya dia ingin berteriak tiap kali mengingatnya. Akhirnya semua koleksi lingerie lucunya bisa dipakai dengan tidak percuma.
Pesta pernikahan mereka malam ini selesai tepat pukul sembilan malam. Putera sempat mengantarkan istrinya untuk ke kamar yang ada di hotel berbintang lima, tempat acara pernikahan mereka berlangsung. Setelahnya dia mengobrol-ngobrol sebentar dan mengantarkan anggota keluarganya ke mobil. Setelah memastikan para tamu sudah pulang dan tidak ada yang tersisa lagi, dia baru kembali ke kamar pengantin mereka untuk menyusul istrinya. Eghmm.. Sebenarnya Putera masih sangat canggung dengan kata-kata suami dan istri. Pipinya masih memerah setiap kali tanpa sadar mengucapkan atau mendengar kata-kata itu.
Putera berjalan dengan agak terburu-buru menuju kamar pengantin dirinya dan Tata. Perasaannya kini campur aduk, walau lebih dominan bahagia dan gugupnya. Walaupun dia sudah kenal lama dengan Tata, sudah dekat dalam kurun waktu satu tahun, sudah sering melakukan kontak fisik dan bahkan sudah saling mengucapkan kata cinta, tapi tetap saja berada satu kamar dengan 'istri' sendiri pasti rasanya jauh berbeda! Ada ketegangan tersendiri yang kini dia rasakan, bahkan saat dirinya belum sampai di ruangan itu.
Tanpa mengetuk pintu, lelaki itu masuk ke dalam ruangan yang kini sudah didekor dengan begitu cantik dan romantis. Cahaya lampu yang remang, berhiaskan lilin-lilin kecil yang berjejer di beberapa sudut ruangan, taburan kelopak bunga mawar merah asli hampir ada di seluruh tempat dan juga aroma wewangian percampuran antara Oud, vanila dan rose yang begitu mewah.
Tapi dari semua keindahan dan keselarasan itu, ada satu hal yang paling indah dan membuat nafas Putera berhenti sejenak. Seorang wanita cantik yang kini sudah resemi dia panggil sebagai istrinya! Wanita itu kini mengenakan kimono gaun malam berwarna merah yang mengkilap dan terbuat dari sutera. Renata dan warna merah selalu menjadi kombinasi yang magis dan mempesona. Seolah warna merah tercipta untuk Renata dan begitu pun sebaliknya. Wanita itu terlihat sibuk dengan beberapa bungkusan kado yang ada di atas meja lengkap dengan satu buket bunga mawar merah di tangannya. Entah ada berapa tangkai bunga mawar yang terangkai di sana. Seratus mungkin? Tidak ada yang tahu pastinya. Yang jelas cantiknya ratusan bunga mawar itu tak bisa mengalahkan pesona senyuman Renata, di mata Putera saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...