Rumor Spreaded

369 17 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Om saya mohon, jangan naikan berita tentang saya dan Tata ke media!" Suara Putera terdengar tegas di tengah-tengah ruang keluarga yang berada di paviliun utama mansion keluarga Adhisusilo.

"Loh kenapa? Ibu kamu dan Om sudah setuju kalau momen ini baik untuk mengungkapkan hubungan kalian ke publik. Atau? Kamu takut menyakiti hati pacar kamu itu?"

"Om! Bila berita ini ter-blow up, yang hancur bukan cuma saya dan Dinda. Tapi juga Tata!"

"Soal Tata itu bisa Om atur. Lagipula keluarga karton juga menyambut baik pemberitaan tentang kamu dan Tata untuk menutupi skandal yang sekarang sedang menimpa keluarga keraton."

"Skandal apa yang Om maksud?"

"Skandal penobatan raja perempuan yang masih ditentang sebagain masyarakat Yogya. Dengan ter-blow up nya berita tentang kamu dan Tata yang seperti kisah di dongeng-dongeng, maka perhatian masyarakat akan beralih ke kalian. Tata juga perlu menikah dengan keluarga terhormat seperti keluarga Atmadja, guna memperbaiki citranya. Om gak mau ada laki-laki pengecut macam Edwin yang merendahkan anak Om lagi!"

"Jadi maksud Om, saya dan Tata dikorbankan demi kepentingan keraton dan juga kepentingan citra keluarga Om?"

"Kenapa tidak ya kan? Selagi kedua belah pihak saling diuntungkan?"

Putera menatap Tuan Joddy dengan tatapan nanar tak percaya. Bisa-bisanya beliau mengatakan semua itu dengan enteng. Putera kini dalam situasi yang terjepit. Kalau dia diam saja maka akan kacau semua rencananya yang sudah dia buat untuk Dinda.

Tapi kalau dia melawan, maka hal ini akan berakibat fatal untuk kesehatan Ayah dan pasti Ibu akan sangat kecewa dengan dirinya.

"Om, apa keputusan om sudah bulat? Apakah tidak bisa dipertimbangkan lagi?"

"Menurut Om, ini sudah yang terbaik. Karena sepertinya dari kamu sendiri belum ada pergerakan apa-apa untuk menyelesaikan hubungan kamu dengan kekasihmu itu!"

Mendengar itu, tubuh Putera seketika menegang. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Dinda besok saat melihat berita-berita tentang dirinya dan Tata beredar. Sampai akhirnya Putera menempuh cara terakhir. Dia jatuhkan harga dirinya sampai ke level terbawah hanya untuk menyelamatkan perasaan Dinda. Tiba-tiba dia berlutut di depan Tuan Joddy. Hal itu cukup membuat lelaki paruh baya yang ada di hadapannya terkejut.

"Apa-apaan kamu Putera? Bangun!"

Putera tidak bergeming, dia berharap kalau lelaki penuh logika di depannya ini masih punya belas kasihan sedikit saja pada dirinya.

"Om, saya janji akan segera menyelesaikan hubungan saya dengan Dinda.." Putera mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, menahan gejolak lara di dalam hatinya. "Tapi saya mohon.. Biarkan saya menggunakan cara saya sendiri. Tolong jangan biarkan berita dan foto-foto antara saya dan Tata beredar ke publik."

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang