Truth Or Drink!

339 21 4
                                    

Malam semakin larut, kini pesta ulang tahun Dinda masih berlanjut di rooftop dari restauran yang terletak di lantai paling atas sebuah gedung berlantai 33 itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, kini pesta ulang tahun Dinda masih berlanjut di rooftop dari restauran yang terletak di lantai paling atas sebuah gedung berlantai 33 itu.

Arga dan Gisel sudah pulang duluan. Biasa, mereka ada keributan kecil yang harus mereka selesaikan berdua. Jadi tinggal lah Renata, Dinda, Putera, Meta dan Rangga di meja itu. Mereka semua dalam keadaan yang lumayan tipsy, kecuali Putera. Dia tidak boleh sampai mabuk, karena dia harus mengantar tuan puterinya pulang ke apartemen dengan selamat.

Tadi saat Arga dan Gisel pergi, mereka sedang di tengah keseruan bermain game truth or dare. Game paling seru sekaligus menyeramkan bagi orang-orang yang memainkannya. Lihat saja, sudah satu pasangan yang berantem dan sampai pulang duluan gara-gara permainan ini.

Semua orang di meja itu sudah mendapatkan giliran untuk memilih antara truth atau dare dengan cara pemutaran botol. Kini, inggal tersisa dua orang lagi yang belum mendapatkan giliran, yaitu, Tata dan Dinda.

"Gimana nih? Lanjut lah ayo! Gak adil kan masa kita semua udah bongkar-bongkar rahasia, tapi Dinda sama Tata belum?!"

"Bener! Setuju gw! Monkey satu ini harus kena giliran juga!" Meta menujuk Tata dengan wajah penuh dendam, karena tadi gadis itu menanyakan hal yang sangat sensitif dan menyulitkan kepadanya.

Tata yang ditunjuk begitu oleh Meta, hanya bisa tertawa bangga dengan pertanyaan yang tadi dia ajukan pada sahabatnya itu. Bagaimana Meta tidak kesal, tadi bisa-bisanya secara gamblang Tata bertanya di depan semua orang di meja ini "Dari tiga cowok yang ada di sini, cowok mana yang paling pengen lo cicipin?"

Gila kan? Dia pikir cowok-cowok itu adalah rujak yang bisa dicicip? Apalagi dua dari tiga lelaki itu, jelas-jelas sudah punya pasangan! Sisanya hanya Rangga! Najis! mana mungkin dia akan memilih mantannya itu! No! Big No! Meta dan semua orang di meja itu geleng-geleng dengan pertanyaan nyeleneh dari Tata.

"Dendam banget kayak nya lo sama gw?"

"Ya iyalah! Pokoknya lo juga harus kena giliran!"

"Iya.. Iya.. boleh, gw akan pilih dare aja!" Ucap Tata dengan yakin.

"Dare?" Tanya Meta meremehkan. "Enggak! Kalo dare sih gampang buat lo! Gw mau lo pilih truth!"

"Setuju!" Rangga mendukung mantan kekasihnya itu. "Kita main truth or drink aja sekarang! Gak ada dare!"

"Nah loh Ta! Gimana nih nasib kita?" Dinda terlihat agak takut.

"Tenang aja Din, silahkan tanya yang nakal-nakal ke gw! Gw gak takut! Akan gw jawab sejujur-jujurnya!"

"Yakin?" Tanya Meta.

Tata mengangguk dengan yakin.

"Janji ya bakal jawab jujur?"

"Janji! Gw mana pernah bohong sih!"

"Hmmm buaya betina!" Ledek Rangga yang langsung ditertawakan oleh teman-temannya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang