Luka

438 20 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tata terbangun dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Dia seperti terlonjak dari tidurnya yang lelap lalu gadis itu berteriak dan menangis histeris.

"MAMIIII!!!" Teriakan itu yang terdengar menggema di kamar mewahnya itu.

Tata tak hanya merasakan ketakutan, tapi dia juga merasa kepalanya begitu sakit. Dan perutnya terasa sangat Mual! Dengan susah payah wanita itu berjalan menuju ke toilet untuk mengeluarkan isi perutnya yang mendobrak ingin keluar. Beberapa kali gadis itu tersungkur di lantai kamarnya karena jalannya yang masih sempoyongan dan kepalanya yang terasa sangat berat.

"Champagne sialan!" Umpat Tata dalam hati. Tubuhnya memang tidak pernah bisa bersahabat dengan minuman jenis champagne, tapi tadi dia terpaksa harus meminumnya.

Tata memuntahkan isi perutnya di dalam toilet, semua rasa tidak nyaman berkumpul di perut, kepala, leher, dan juga mulutnya. Saat dirasa sudah mengeluarkan semuanya, gadis itu terduduk dan menangis di dalam toilet. Dia teringat akan mimpi buruk yang beberapa hari ini terus berulang di tidurnya. Dia bermimpi Maminya datang ke Vila mereka di Yogya, lalu membelai kepalanya dengan lembut sambil berkata "Terimakasih ya Nak, karena kamu sudah mau memenuhi janji yang Mami buat." Dan setelahnya sang Mami terjun dari tebing yang berada di sana. Tata berteriak dengan histeris dan ketakutan lalu terbangun dalam keadaan sendirian.

Sepi, lelah, kosong dan ngilu. Semua rasa itu berkumpul dan menghajarnya secara bersamaan sekarang.

Renata paling benci menangis sendirian. Saat dia menangis, dia ingin sekali ada seseorang yang memeluknya dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Walaupun itu semua hanya retorika belaka, tapi dia sangat membutuhkannya! Kata-kata positif seperti itu adalah sesuatu yang tak mampu dia ucapkan kepada dirinya sendiri.

Mungkin, kalau tubuh Tata bisa menuntut ke pengedilan, maka dia akan menurut Tata atas tuduhan menyakiti dan mencelakakan diri sendiri. Seumur hidup, gadis itu tidak pernah baik terhadap dirinya sendiri. Dia selalu menyalahkan dirinya atas hal-hal buruk yang menimpanya. Dia juga tidak merasa menyayangi dirinya sendiri. Buktinya gadis itu secara sadar, terus masuk ke dalam perangkap pria-pria brengsek yang dia tahu akan menyakitinya. Atau kalau dia bertemu dengan pria yang baik, maka dirinya sendiri yang akan merasa tidak pantas dan berakhir dengan menyakiti lelaki itu.

Setelah puas menangis selama beberapa menit di dalam toilet, Tata bangkit berdiri menatap wajahnya yang sangat kacau di depan cermin. Dia ambil air di gelas untuk berkumur dan menggosok gigi agar bisa menghilangkan rasa tidak enak di mulutnya sehabis jackpot. Beberapa kali juga dia membasuh wajahnya, lalu mendadak perasaannya menjadi nelangsa saat melihat matanya yang bengkak dan lingkaran hitam di bawah matanya sebagai tanda ia telah lelah menangis.

Tata kembali ke tempat tidurnya. Dengan tubuh yang masih lemas, dia duduk di pinggiran tempat tidur dan matanya melihat benda asing yang ada di sebelah tempat tidurnya.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang