Tukar Cincin

528 38 11
                                    

Malam ini keluarga Putera datang ke kediaman keluarga Adhisusilo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini keluarga Putera datang ke kediaman keluarga Adhisusilo. Agendanya adalah makan malam bersama dan sekaligus membahas suatu hal penting yang Tata juga belum tahu pasti. Saat dua hari lalu Ibu mengabari Tata bahwa Ibu, Ayah dan Putera akan datang ke rumahnya, gadis itu menjadi sangat resah. Jantungnya bagaikan kehilangan ritme nya yang biasa. Dia sulit tidur dan fokusnya pada saat bekerja pun terbagi. Padahal sekarang perusahaannya sedang gencar-gencarnya melakukan promosi terhadap majalah edisi terbaru mereka yang menampilkan salah satu Idol K-pop pria sebagai model covernya. Antusiasme para Kpopers Indonesia bahkan mancanegara cukup tinggi, tapi target yang perusahaan patok juga tak kalah tinggi. Sehingga diperlukan promosi yang cukup massive di berbagai platform media mereka.

Sebenarnya, Tata sudah mencoba bertanya pada Putera tentang maksud dan tujuan kedatangan kedua orangtuanya ke rumah gadis itu, tapi Putera bilang kalau mereka hanya ingin silaturahmi. Kan selama ini Ayah dan Ibu nya Putera, sebagai pihak laki-laki, belum pernah secara resmi datang ke rumah calon mempelai perempuan. Jadi saat kondisi kesehatan Ayah mulai membaik, beliau bersikeras meminta Putera mengaturkan jadwal untuk datang ke kediaman keluarga Adhisusilo.

Bellarosa sebagai Nyonya di rumah ini terlihat begitu sibuk menyiapkan semuanya, bahkan beliau yang memasak semua hidangan untuk makan malam bersama. Tata sih sebenarnya risih dengan tingkah 'sok keibuan dan si paling repot' dari ibu tirinya itu. Tapi yasudah lah, dia tidak punya energi lebih untuk meributkan hal itu.

Dan disinilah seorang Renata sekarang, duduk di meja makan, tepat di seblah abangnya. Di depannya ada Putera yang sepertinya hari ini tidak pergi ke kantor, atau mungkin dia pulang ke rumahnya dulu? Karena dia sekarang tidak mengenakan pakaian kerjanya seperti biasa melainkan mengenakan batik berwarna biru dongker dan celana bahan warna hitam. Putera tampil begitu gagah dalam balutan kemeja batik tangan panjang itu. Garis rahangnya yang tegas, alis tebal yang membingkai wajahnya, dagunya yang sedikit belah dan kumis tipis-tipis yang samar berjajar di bawah hidung bangirnya seolah semakin menegaskan darah Jawa yang ada di tubuh lelaki itu. Manis. Manis sekali!

Tadi siang, Ibu juga sudah mengirimkan salah satu gaun untuk Tata ke rumah. Gaun itu berwarna sama dengan batik yang Putera kenakan. Panjangnya menutupi sampai lutut dengan kerah berbentuk V dan lengannya berbentuk pleated. Perpotongan antara perut ke pinggang dari dress itu membuat Tata terlihat begitu ramping. Rambut panjang Tata sengaja ia kuncir kuda agar bisa memamerkan detail di bagian leher, bahu dan lengan dari gaun berwarna biru dongker itu.

Putera dan Tata belum sempat berkomunikasi sedari tadi, mereka hanya saling lihat-lihatan dan melempar senyum satu sama lain. Oh tidak, tadi juga mereka sempat cipika cipiki sebagai salam pertemuan di hadapan semua orang. Tentunya mulut comel Bang Jeff tidak bisa diam, dia mengeluarkan suara ledekan yang disambut oleh Mas Mahen dan ditertawakan oleh semua orang yang ada di sana. Kedua sejoli yang terlihat malu-malu itu semakin kikuk dibuatnya.

Obrolan santai terjadi di meja makan panjang yang di bagian pucuk nya terdapat sang tuan rumah. Sedangkan di sisi kanan dan kiri diisi oleh kedua belah pihak keluarga dengan urutan sesuai usia masing-masing, semakin muda maka akan semakin ujung juga posisinya. Tata dan Putera sebagai anak bungsu duduk saling berhadapan pada barisan ke empat. Di sebelah Tata ada Bang Jeff yang terus memaksanya untuk berkomunikasi aktif dalam pembicaraan di atas meja makan itu. Tentu saja hal itu tidak mudah! Bayangkan saja bagaimana rasanya harus berkomunikasi dengan luwes di depan calon mertua, apalagi mereka datang dari keluarga ningrat! Selip-selip, Tata yang biasanya sembrono bisa saja salah bicara. Akhirnya, dari pada terlihat ramah dan supel, Tata lebih terlihat canggung dan malu-malu! Tumben sekali! Biasanya seorang Renata mau diceburin ke pesta mana saja, pasti akan dengan sangat cepat membaur dan menjadi pusat dari pembicaraan itu.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang