Poles Apart

306 14 2
                                    

Putera : Halo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putera : Halo.. Ibu..

Ibu : dalem cah bagus..

Putera : Bu, tiba-tiba Putera kangen sama masakan mie godok ibu.

Ibu : Yo sini tho pulang, nanti ibu masakin

Putera : Ibu bukannya masih di Yogya?

Ibu : iya, Yogya kan deket nak.

Putera : Ah ibu ada-ada saja, keburu gak kepingin bu kalau aku ke Yogya dulu.

Ibu : Yo wis, mau ibu minta mbok mirnah masakin buat kamu?

Putera : ndak usah bu, Putera masak sendiri aja

Ibu : owalah, anak'e ibu udah bisa jago masak sekarang?

Putera : biar banyak cewek yang suka sama aku bu.

Ibu : halah! Inget loh ya gak usah pacar-pacaran. Kalo suka-sukaan aja ndak papa.

Putera : enggeh.. Bu. Yowis bu, ayo kita mulai masaknya.

Ibu : loh ini kamu beneran toh?

Putera : loh iya to bu beneran

Ibu : ibu kira kamu cuma pengen gangguin ibu aja.

Putera : hehehe sekalian juga sih

Ibu : Dasar anak pinter!

Dinda yang berdiri tak jauh dari Putera bisa mendengar dengan jelas percakapan yang sangat hangat antara ibu dan anak ini. Tanpa sadar dari tadi dia tersenyum-senyum saat mendengar bagaimana Putera sangat suka mengusili ibunya dan tanggapan dari sang ibu yang sangat lucu.

Putera sama sekali tak mengizinkan Dinda untuk membantunya, dia memerintahkan kekasihnya itu untuk duduk manis di meja bar yang ada di dapur.

"Kalau pengen nonton aku masak boleh, tapi kalau bantuin gak boleh!" Putera sedikit berbisik agar sang ibu di seberang telepon tidak mendengar mereka.

"Ih tapi aku pengen belajar, pengen bantuin!" Dinda membalasnya dengan berbisik, sambil mengambil beberapa barang yang Ibu sebutkan dari kulkas.

"No! You are my Queen, jadi kamu duduk  manis aja, tunggu sampai masakannya jadi! Don't touch anything! Ok?"

"Ih nyebelin!" Setelah percobaan beberapa kali akhirnya Dinda menyerah dan menuruti perintah sang kekasih untuk duduk diam menontonnya memasak mie godok spesial keluarga Atmadja.

Hati Dinda yang melihat bagaimana sikap sang kekasih kepada ibu nya terasa sangat hangat. Dia merasa rasa sukanya pada lelaki ini meningkat menjadi beberapa kali lipat. Kelak kalau dia punya anak, dia ingin memiliki anak yang seperti Putera, manis dan penyayang. Tetapi dari interaksi antara ibu dan anak itu juga, Dinda menyadari satu hal. Yaitu, Ibu nya Putera merupakan sosok ibu yang sangat baik dan pintar. Buktinya dia berhasil mendidik dan membesarkan anak seperti Putera. Kalau diberi kesempatan, rasanya Dinda ingin sekali bertemu dan mengucapkan rasa terimakasih kepada beliau. Terimakasih karena sudah melahirkan dan memebesarkan anak sebaik Putera. Terimakasih juga karena Ibu sudah berhasil mendidik seorang anak laki-laki yang sangat sopan dan memperlakukan wanita dengan baik.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang