WHAT??

546 15 0
                                    

Tak berhenti sampai mengantarkan Dinda ke kampus, Putera juga nekat menunggu dan memaksa Dinda untuk pulang bersamanya setelah selesai kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak berhenti sampai mengantarkan Dinda ke kampus, Putera juga nekat menunggu dan memaksa Dinda untuk pulang bersamanya setelah selesai kelas. Sepertinya Putera tak main-main dengan pernyataannya yang ingin menjadikan Dinda sebagai Ratunya untuk satu hari ini. Sebelum pulang lelaki itu juga sempat "menjebak" Dinda untuk  makan malam bersamanya terlebih dahulu.

"Terimakasih Putera udah nganterin gw pulang dengan selamat dan terimakasih juga udah traktir makan malem enak!"

"Sama-sama My Queen!"

Dinda tersenyum meremehkan saat mendengar panggilan yang Putera sematkan untuknya. Rasanya panggilan manis seperti my Queen, my princess, my baby dan seterusnya itu seperti sudah kehilangan arti. Karena lelaki ini sudah mengatakannya ke banyak perempuan lainnya.

"Hati-hati di jalan!" Dinda hendak keluar dari mobil Putera dan mengakhiri sesi tatap-tatapan mereka, lalu tiba-tiba tangan Putera dengan cepat menyambar lengan gadis itu.

"Eh Din, gw mau tanya deh"

"Apa?" Dinda menoleh dengan wajah yang terkejut dan gugup. Matanya memandang ke arah jemarinya yang sekarang sedang digenggam erat oleh Putera.

"Lo kenapa sekarang gak panggil gw pake 'Kak' lagi?"

"Abis kedengarannya kayak pick me banget!"

"Hah?"

"Iya, semua temen-temen gw manggil lo pake nama doang. Masa gw tetep bertahan manggil pake Kak? Kesannya gw pengen beda gitu dari yang lain. Jadi gw panggil pake nama aja deh, gapapa kan?"

"Gapapa sih, terdengar lebih akrab. Tapi kadang gw kangen juga lo panggil pake 'kak' "

"Ini lagi gombal apa enggak?"

"Yaampun! Enggak lah Din! Semua aja kata yang keluar dari mulut gw lo bilang gombal!"

Dinda terkekeh dengan cantiknya, rasanya Putera sangat betah menonton pameran gigi putih bersih yang berjajar rapi di mulut gadis itu saat dirinya tertawa lebar seperti ini. Apalagi lesung pipinya, Manis sekali!

"Udah ya, gw pamit beneran nih."

Putera belum juga melepas genggaman tangannya dari Dinda. Dia menarik nafas dalam, lalu menoleh ke arah kaca depan mobilnya.

"Jadi, kita beneran putus nih ya malem ini? Gak mau extend gitu Din?" Putera sepertinya mencoba menggoda gadis itu.

"Maksudnya?"

"Ya... Kenapa gak pacaran beneran aja gitu kita?"

Dinda menatap Putera dengan tidak percaya! Bisa-bisanya dia ngajak pacaran kayak ngajak ke indomaret!

"Gak! Makasih gw masih kenyang!"

"Hah? Kok gitu jawabnya?" Putera setengah tertawa.

"Itu gw lagi sarkas! Lo ngajak pacaran kayak ngajak orang makan mie ayam!"

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang