Begging

516 29 9
                                    

"Putus? Putus lo bilang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Putus? Putus lo bilang?"

Putera mengangguk dengan pasrah. "Gw kira Dinda udah cerita sama lo.

"Brengsek! Lo bener-bener brengsek Put! Brengsek!!!" Wanita itu kembali bereaksi dengan keras.

Putera yang mendengar segala caci maki dari mulut Tata, hanya bisa diam dan menerima.

"Kenapa lo se-tega itu sih sama Dinda?" Air mata Tata kembali menggenang di matanya. "Bisa-bisanya lo langsung putus gitu aja sama Dinda setelah lima tahun?! Gila! Lo jahat banget!"

"Gak ada jalan lain, ini udah jalan terakhir."

"Lo bisa bawa Dinda ke depan Ayah dan Ibu Put! Atau lo bisa kabur bawa Dinda ke mana kek gitu!"

"Terus lo pikir gw bisa bahagia kalau Ayah dan Ibu gw hancur hatinya karena gw? Kalau Ayah gw kondisinya semakin parah gimana? Lo pikir Dinda mau dibawa kabur sama gw? Lo pikir Dinda mau dinikahin sama gw tanpa restu dari orang tua gw? Terus masa depan Dinda gimana? Impian-impian dia gimana?"

Putera yang biasanya tenang sekarang terlihat begitu kalut dan sedih.

"Kalo gw kabur sama Dinda, itu berarti gw harus kabur ke luar negeri! Terus gw harus struggle buat bisa menghidupi Dinda dengan layak di sana. Dan ada kemungkinan gw gak berhasil di sana. Apa iya gw mau membawa Dinda susah? Dan gimana cara gw buat biayain kuliah S2 nya Dinda? Gimana cara gw buat mewujudkan impian dia untuk punya karir yang cerah di bidang yang dia suka? Apakah semua itu cukup dengan cinta Ta?"

Perlahan Tata mulai mengerti cara berpikir Putera. Lelaki ini mungkin tidak sejahat itu, tapi hanya realistis.

"Kalau gw kabur bersama Dinda, itu sama saja dengan gw membunuh impian Ibu dan juga impian Dinda!" Putera tertunduk sambil melepaskan blangkon dari kepalanya. Setelah itu lelaki yang terlihat sangat kacau itu mengacak-acak rambutnya sendiri. Dia juga sakit, dia juga frustasi dengan ini semua!

"Lo ngerti kan Ta maksud gw? Gw gak ada maksud sama sekali untuk menyakiti atau mencampakkan Dinda! Justru gw lakuin ini semua demi dia. Demi Ibu.."

"... "

"Dari dulu, impian Dinda adalah menjadi wanita karir yang sukses agar dia bisa hidup mandiri, tidak seperti mamanya. Lalu kalau nanti sudah mapan, dia juga ingin bisa membawa mamanya pergi dari rumah! Dia tidak mau kalau Papanya menyakiti Mamanya lagi. Kalau gw bawa Dinda kabur, terus gimana dengan mamanya Dinda?"

Tata tidak menyangka kalau Putera berpikir sampai kesitu.

"Kalau gw bawa kabur Dinda, itu akan sangat tidak adil untuk Mamanya Dinda. Karena Dinda adalah satu-satunya alasan beliau bertahan dalam hubungan rumah tangganya yang toxic selama berpuluh tahun. Beliau bertahan agar Dinda tetap punya keluarga yang utuh, beliau bertahan agar Dinda tetap hidup layak dan sekolahnya selesai. Terus, gimana gw bisa tega membawa kabur Dinda?" Putera menatap mata Tata dengan penuh harapan, dia harap wanita ini akan mengerti dengan semua keputusan berat yang terpaksa dia ambil.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang