The Glimpse of Us

691 49 8
                                    

Gaes! Akhirnya Aurora viewsnya udah nembus 8K! Huhuhu aku terharu! Makasih yaa yang sudah baca dan vote sampe sini! I Wooffff you all! ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaes! Akhirnya Aurora viewsnya udah nembus 8K! Huhuhu aku terharu! Makasih yaa yang sudah baca dan vote sampe sini! I Wooffff you all! ❤

Btw, chapter kali ini 6 ribu kata lebih!
So enjoy every
spectrum of the Aurora gaes!

--------------------------------------------------------------

Kegalauan yang tengah menyelimuti Putera akhirnya membawa pria itu sampai ke penthohse milik pasangan suami istri baru, Arga dan Gisel. Dia tidak tahu lagi harus bercerita ke siapa, dia butuh perspektif dari seorang perempuan. Dan sayangnya, Putera tidak punya teman dekat seorang perempuan. Jadi dia berpikir kalau Gisel adalah seorang yang paling tepat untuk bisa memberikan perspektif lain tentang masalah yang kini sedang dia hadapi. Dan keinginan Putera itu disambut baik oleh Gisel dan Arga. Mereka sampai menyiapkan makan malam khusus untuk Putera, Sop Iga spesial buatan Gisel! Dan hangatnya Sop Iga itu, berhasil membuka sebuah obrolan hangat di ruangan makan bergaya Eropa Timur itu.

"Sel, gw bingung mau cerita ke siapa lagi. Gw gak punya temen cewek dan gw anggep lo sebagai salah satu temen gw. Apalagi lo kenal Tata dari kecil dan lo juga kenal gw dari lama."

"Ada apaan sih kenapa kayak serius banget?" Gisel memberikan perhatian penuh pada Putera.

"Temen lo itu aneh Sel! Tata aneh!"

"Aneh gimana?" Gisel terlihat khawatir. Sedangkan Arga yang masih asik mengunyah makanannya terlihat tersenyum geli. Dia salut pada Tata yang mampu membuat sahabatnya yang biasanya tenang ini jadi galau begini.

"Gw bingung gimana cara komunikasi dan memperlakukan temen lo itu dengan benar. Perasaan, gw udah coba dengan cara yang paling sopan dan halus. Tapi gw masih aja salah."

Kali ini Arga bukannya prihatin malah tertawa puas sekali. Dia sampai hampir tersedak. Dengan cekatan sang istri memberikannya air putih.

"Keselek kan lo! Makanya jangan ngetawain gw!"

"Nasib lo Put! Ngadepin perempuan setengah gila kayak Tata!"

"Sembarangan bilang temen aku gila! Enggak ya! Palingan si Putera nih salah kasih treatment. Coba lo jelasin dulu gimana cara lo memperlakukan dia."

"Yaampun Sel, sumpah! Gw udah pake cara yang paling sopan. Gw mau ngapa-ngapain aja izin dulu sama dia. Tapi tetep aja kita ribut!"

"Makanya, coba lo ceritain dulu ada apa? Biar gw sama Arga bisa bantuin lo."

Setelahnya Putera menceritakan semua yang terjadi di hari kepulangannya dari Toronto itu. Mulai dari coklat yang sengaja dia belikan untuk Tata, mengajaknya ke shelter kucing yang sudah resmi menjadi miliknya, mengadopsi Pui, main salon-salonan dan juga  first kiss mereka. Lelaki itu bahkan menceritakan bagaimana dia dengan sangat hati-hati menyentuh Tata saat itu.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang