Tata memasuki sasana tinju, sebenarnya di depan pintunya di jaga ketat baik oleh anak-anak FEB maupun anak Teknik agar tak sembarangan orang bisa masuk dan mengganggu jalannya pertandingan. Tapi saat mereka datang suasananya sudah kacau, ada beberapa anak fakultas teknik dan FEB yang berkelahi. Dinda yang ketakutan melihat situasi yang sangat ricuh itu terlihat gemetar dan hanya memegang erat baju Tata yang berjalan di depannya.
"Ta, kita pulang aja yuk, ini ngeri banget Ta! Salah-salah, kita bisa jadi sasaran!"
Apa yang dikatakan Dinda ada benarnya, tapi Tata yang sudah terlanjur melihat Rangga dari kejauhan, tak bisa mundur begitu saja.
"Din, itu Rangga Din! Dia berdarah-darah!" Tata sudah gemetaran dan air matanya menggenang di pelupuk matanya.
Dinda melihat ke arah yang Tata tunjuk, dan apa yang dia lihat semakin membuat tubuhnya gemetar ketakutan. Rangga terlihat babak belur dengan darah yang mengalir di beberapa titik di wajahnya. Lelaki itu juga terlihat lemas saat dipapah oleh Arga.
Dengan tergesa Tata berjalan mendekat ke arah Rangga. Sedangkan di sisi lain gadis itu juga melihat Johnny yang sedang digotong oleh beberapa temannya. Seperti lelaki itu tidak sadarkan diri. Rasa bersalah semakin berkecamuk di hatinya.
Tiba-tiba ada segerombolan laki-laki yang sepertinya anak Fakultas Teknik menunjuk-nunjuk ke arah kedua gadis itu. Keduanya langsung panik dan kehilangan fokus mereka.
"Ta! Kita kayaknya beneran harus cabut deh dari sini! Lo liat itu mereka kayaknya mau jalan ke arah kita!" Dinda sudah pucat karena takut.
"Tapi gw harus ketemu Rangga dulu!"
"Udah nanti aja! Nanti gw bantu cari keberadaan Rangga, sekarang kita kabur dulu!"
Belum sempat kedua gadis ini melangkah, tiba-tiba ada tangan lelaki yang menarik tangan mereka. Keduanya jelas kaget dan tercekat!
"Ngapain kalian di sini!? Ayo keluar!" Teriak si lelaki dengan mata yang berjaga-jaga. Untung saja ternyata orang itu adalah Putera! Hampir saja mereka teriak dan menangis histeris karena ketakutan.
"Gw mau ketemu Rangga!" Tata menjawab sambil menangis.
"Iya, tapi jangan di sini! Bahaya! Ayo buruan keluar lewat pintu samping!"
"Put, tapi Rangga mana? Gimana keadaannya?" Tata bertanya sambil terus berjalan mengikuti Putera. Sedangkan Dinda, masih shock bukan hanya karena sedang terjebak di sebuah tawuran antar fakultas tapi juga karena Putera sekarang sedang menggandeng tangannya dengan erat.
"Dia udah dibawa Arga keluar. Nanti kita ketemu di luar, ok? Jangan nangis, gapapa kok!" Seperti biasa Putera selalu bisa bersikap tenang ditengah huru hara seperti sekarang. Dengan segera mereka berlari menuju pintu samping yang letaknya dekat dengan posisi mereka sekarang.
Setelah berhasil keluar melewati pintu samping, Putera segera membawa kedua gadis ini ke parkiran. Tempat Arga membawa Rangga, seperti yang tadi telah mereka sepakati.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...