Pagi hampir menjelang, jarum pada jam dinding menunjukkan pukul tiga dinihari. Ternyata susu kayu manis yang biasanya selalu ampuh untuk membuat Dinda terlelap, kini kehilangan tajinya. Gadis itu masih terjaga jua sampai hitungan domba yang ke 246. Tapi tenang, karena ternyata Dinda tak sendirian. Tiba-tiba dia merasa Tata yang tadi sudah terpejam di sebelahnya kini bangkit dari tempat tidur dan menuju ke toilet yang berada di dalam kamar itu. Dari tempatnya berbaring, Dinda bisa melihat sahabatnya itu mengenakan kaos dan celana milik Putera yang terlihat kebesaran di badannya. Entah mengapa ada perasaan aneh saat melihat pakaian milik Putera dipakai oleh perempuan lain. Perasaan aneh itu bukanlah cemburu, tapi semacam canggung? Biasanya Dinda yang paling suka memakai kaos milik Putera. Menurutnya kekasihnya itu pintar dalam memilih kaos yang kualitas kainnya sangat nyaman dan tetap adem kalau dipakai tidur.
"Ta? Lo kebangun?" Tanya Dinda saat Tata keluar dari toilet. Sahabatnya itu terlihat sedikit tersentak karena kaget.
"Ih Dinda!!! Kenapa ngagetin sih!"
"Muka lo lucu banget kalau ketakutan gitu!" Dinda tertawa dengan suaranya yang sudah serak.
"Gak lucu! Kok lo bangun?"
"Bangun apaan? Gw gak bisa tidur!"
"Jadi dari tadi lo belum tidur?"
"Belum, entah gak bisa tidur gw."
"Yaudah sini mau gw peluk gak biar bisa tidur?"
"Tumben! Biasanya lo yang selalu minta dipeluk!"
"Udah jam berapa sih ini?"
"Jam tiga!"
"Waah masih panjang nih waktunya, ayo tidur lagi." Ajak Tata.
"Lo gak mau curhat? Biasanya lo suka ngejer-ngejer gw buat curhat."
"Curhat? Gak, gak ada yang mau gw ceritain."
"Yaudah gw aja deh yang tanya ke lo!"
"Tanya apaan?"
"Tanya tentang kehidupan lo selama beberapa bulan ini lah. Gw kayaknya banyak ketinggalan cerita deh."
"Enggak kok.. Gak ada cerita apa-apa." Tata masih berusaha menghindar.
"Lo menghindar dari gw ya Ta?" Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dari bibir Dinda. Tanpa ada persiapan apapun dari pihak Tata. Kini gadis itu diam dan otaknya tak bisa berpikir jernih karena panik.
"Apaan sih Din? Menghindar gimana?"
"Apa gw berbuat sesuatu yang menyinggung lo?"
"Enggak, lo kan tau kalau gw tipe yang langsung labrak bukan ngambek-ngambek."
"Terus kenapa dong?"
"Gapapa Din, gw lagi sibuk ngurus perusahaan penerbitan gw yang mau bangkrut."
"Gimana perkembangannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...