Putera membawa Tata ke sebuah ruangan yang sepertinya adalah sebuah kamar tidur. Tata tak bisa berpikir tentang apa pun, raganya hanya mengikuti kemana Putera mengajaknya.
"Ta, gapapa ya kita ngomongnya di sini?"
Tata hanya mengangguk.
"Ini kamar gw, tapi tenang gw gak akan macem-macem kok."
Tata lagi-lagi hanya mengangguk.
"Lo butuh ke kamar mandi dulu gak? Cuci muka dulu atau kalau lo malu nangis di depan gw, lo boleh nangis di kamar mandi gw. Gw akan tungguin biar tangisan lo reda dulu. Abis itu kita baru ngobrol."
Putera seperti paham dengan apa yang gadis itu butuhkan. Dengan perlahan Tata kembali mengangguk.
"Yaudah, ayo gw bantu jalan ke kamar mandi."
Putera dengan telaten merangkul wanita yang terlihat lemas itu. Sebenarnya Tata agak bingung, kenapa di kamar mandi? Dari semua tempat di rumah yang sangat luas ini, kenapa Putera malah menyuruhnya menangis di kamar mandi?
Namun setelah melihat kamar mandi yang dimaksud, Tata jadi mengerti. Karena daripada kamar mandi, tempat ini lebih cocok disebut taman belakang! Semi outdoor bathroom ini, tidak hanya di lengkapi dengan bath tub dan pepohonan alami, tapi juga ada kolam ikan di yang berisi ikan emas koi beraneka warna. Di dalam kolam itu ada air terjun kecil buatan yang menimbulkan suara gemericik air yang menenangkan. Ada juga sepasang burung lovebird yang dari tadi terus berkicau dari kandang.
"Ini tempat gw ngelamun kalau lagi pengen sendirian. Biasanya gw duduk di sini, diem-diem sambil ngerokok atau minum wine, biar gak ketahuan sama Ibu."
"..."
"Di rumah ini agak susah cari tempat yang sepi dan tidak ada orang sama sekali. Karena di sana sini ada yang jaga."
Tata masih diam, "lo mau wine? Atau rokok, mungkin?"
Tata menggeleng.
"Yaudah, gw sediain air putih dingin aja ya?" Karena Tata tidak menjawab, Putera mengeluarkan sebuah teko air putih dari dalam kulkas kecil yang ada di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomanceSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...