Rangkaian acara inti dari pertunangan antara Putera dan Tata sudah selesai digelar. Para tamu undangan satu per satu sudah mulai pulang. Suasana di halaman belakang mansion keluarga Adhisusilo sudah mulai sepi. Hanya tersisa beberapa keluarga dekat dan sahabat-sahabat dari keduanya saja. Setelah berjam-jam berkeliling menyalami para tamu dan juga melakukan press conference dengan puluhan media, Putera dan Tata terlihat kelelahan.
Keduanya duduk di sebuah meja bundar yang terletak di bagian paling depan area meja VVIP, di depan mereka ada beberapa kue dan minuman yang sedang mereka nikmati dengan lahap. Jujur saja mereka berdua kelaparan. Karena dari pagi mereka tidak sempat makan apapun. Tata sengaja tidak mau makan karena takut perutnya buncit, sedangkan Putera tidak sempat sarapan karena terlalu nervous.
Tak lama, muncul Meta dan Gisel yang sengaja datang untuk mengganggu kedua orang yang terlihat sedang lahap menyantap makanan dan minuman yang ada.
"Gimana? Capek gak?" Ledek Gisel, sebuah pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab oleh keduanya, karena dari wajahnya saja sudah terlihat jelas. "Nanti waktu nikahan 2x lipat lebih capek dari ini!" Gadis itu duduk sambil menarik Meta untuk ikut duduk juga di sebelahnya.
"Asli! Capek banget!" Keluh Tata dengan nada manjanya. "Kalian udah pada makan kan?"
"Udah! Gelatonya juara! Dari restoran lo ya, Put?"
"Yoi! Masih inget aja lo, Sel!"
Ada senyuman simpul di bibir Gisel "gw masih suka jajan gelato lo kok. Gila rasanya gak berubah sama sekali! Keren banget standarisasi nya."
"Thank you!"
"Met, lo udah coba dessert boxnya?" Tanya Tata pada Meta, keduanya sama-sama penyuka makanan manis jadi Tata pikir pasti Meta akan sangat menyukainya.
"Udah, enak banget!" Jawab Meta sambil menoleh ke arah sepasang calon mempelai itu. Pemandangan di depannya ini begitu asing, tapi dia harus mulai membiasakannya. Bagaimanapun ini semua sudah menjadi keputusan Tata dan Dinda. Kalau Dinda saja bisa menerima ini semua, maka Meta juga harus lebih bisa.
"Yang tiramisu kan?" Tata menyadari kalau dari tadi Meta seperti memandangi dirinya dan Putera dengan tatapan canggung. Mungkin dia belum terbiasa melihat kebersamaan antara Putera dan dirinya. Pasti aneh rasanya, karena selama ini Putera selalu berdampingan dengan Dinda. Tapi kali ini berganti dengan Tata.
"Iya." Jawab Meta singkat sambil mencoba tersenyum senatural mungkin.
"Nanti lo kalo tunangan wajib ada juga dessert box tiramisu dari merek ini ya? Biar nanti gw yang abisin!" Tata mencoba mencairkan suasana.
"Tunangan? Tunangan sama siapa??" Meta menjawab sambil tertawa.
"Sama gw lah!" Tiba-tiba Rangga datang dan menjatuhkan diri tepat di kursi sebelah Meta. Tidak lupa tangannya juga dengan asal merangkul pundak Meta, jelas saja Meta langsung menampiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
RomansaSelamat datang di kisah rumit antara Putera, Dinda dan Renata (Tata) yang akan membawa kita pada kenyataan pahit yang harus diterima oleh masing-masing dari mereka. Sudah mencoba sekuat tenaga melawan takdir, tapi tetap saja mereka berujung pada kep...