🍂 Part 03 🍂

820 70 4
                                    

🍂🍂🍂

"Alden!!!!" Morris membentur-benturkan kepalanya ke pintu.

Alden dan gadis misterius masih tak berani bergerak. Mereka terdiam dan membeku di bawah tangga.

"Bukankah kita harus melakukan sesuatu, Kak?" tanya Alden.

"Tidak." Gadis itu menggeleng. "Tidak hanya menularkan virus lewat gigitan, mereka juga menularkan lewat cairan hitam yang ke luar dari tubuh mereka. Jadi, intinya kita tidak boleh gegabah."

Alden menelan saliva. "Kakakku masih di luar. Apakah dia baik-baik saja?" gumamnya.

Sementara itu, Alma telah sampai di rumahnya. Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Wanita itu mematikan kran dan melihat ke cermin. Pandangannya tertuju pada cairan hitam yang masih tersisa di rambutnya.

Namun, ada sesuatu yang mengerikan yang membuat Alma merinding. Cairan hitam itu berdenyut-denyut seperti hidup. Karena panik dan ketakutan, Alma segera membuka seluruh pakaiannya dan langsung mandi.

Kembali pada Alden dan si gadis misterius.

"Apakah ini kiamat zombie?" tanya Alden.

"Entah," sahut sang gadis pelan. "Siapa namamu?" Ia menatap wajah Alden.

"Alden," jawab anak laki-laki itu.

"Namaku Ezlyn," kata gadis misterius.

Terdengar suara anjing menggonggong.

"Itu suara Lolly," kata Alden. Ia beranjak dari tempat persembunyiannya, tetapi Ezlyn menahannya dengan meraih tangan mungil anak laki-laki itu.

"Bisa jadi anjing itu juga terinfeksi virus zombie. Kita tidak pernah tahu. Jangan pernah ke luar dari rumah ini, jangan pernah membuka pintu," ucap Ezlyn memberikan peringatan.

Alden mengurungkan niatnya dan menuruti perkataan Ezlyn. Ia kembali duduk di samping gadis itu.

"Alden?" suara Morris yang terdengar begitu dekat.

Ezlyn dan Alden menoleh ke kaca di samping anak tangga. Keduanya menjerit kaget melihat wanita paruh baya yang sudah menjadi zombie itu berdiri di luar jendela dengan membawa tongkat bisbol di tangannya dan siap diayunkan.

"Lari, Alden!" Ezlyn menarik tangan Alden dan berlari menuju ke dapur.

Morris mengayunkan tongkat bisbol di tangannya dan menghantam kaca jendela. Terdengar bunyi pecahan kaca yang berjatuhan ke lantai. Wanita tua itu masuk ke dalam ruangan.

Kepala Morris bergerak ke kiri dan ke kanan seolah sedang melihat kondisi di sekelilingnya. Di balik selaput yang menutupi mata, bola matanya bergerak-gerak.

Lolly melompat masuk lewat jendela yang dipecahkan oleh majikannya itu. Kondisinya tidak jauh berbeda dari Morris. Kedua mata anjing itu tertutup selaput. Mulutnya menganga menunjukkan gigi kotornya yang runcing dan mengeluarkan cairan hitam.

Anjing itu menggonggong mencari keberadaan Alden dan Ezlyn dengan indera penciumannya. Ia mengendus-endus lantai.

Di kamar mandi dapur, Ezlyn dan Alden sedang bersembunyi. Mereka tampak gemetar karena ketakutan.

Tiba-tiba terdengar suara hantaman keras dari luar. Lolly telah menemukan tempat persembunyian mereka. Ia membenturkan kepalanya ke pintu kamar mandi sembari menggonggong.

Morris mendatangi sumber suara, yaitu tempat di mana anjingnya berada. Dengan tongkat bisbol di tangannya, wanita tua itu menghantam pintu kamar mandi berkali-kali dibantu Lolly yang membenturkan kepalanya ke pintu.

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang