🍂 Part 53 🍂

343 39 0
                                    

🍂🍂🍂

Halo, semuanya. Terima kasih sudah membaca novelku sampai sejauh ini. Terima kasih atas vote dan komentar yang kalian tinggalkan. 

Selamat datang kepada para pembaca baru. Semoga kalian suka dengan novel-novelku yang memiliki beragam genre. 

Untuk mendukung penulis, silakan follow, vote, comment, dan add this story to your reading list. 

Follow juga instagram penulis @ucu_irna_marhamah dan promotor @novellova untuk mendapatkan kabar terbaru tentang novel. 

Lanjut ke Part 53.

🍂🍂🍂

Devon sebenarnya bukan seorang pemburu. Ia merupakan mantan anggota militer yang kemudian direkrut oleh Avis. 

Mana ada pemburu memiliki banyak senjata beragam dan stok amunisi yang menumpuk. Kebanyakan pemburu hanya memiliki senapan angin untuk berburu, bukan senjata lengkap. Tentu ia memiliki itu karena sebelumnya ia adalah anggota militer. Ditambah lagi, ia anggota pasukan Avis yang diberikan sokongan penuh oleh organisasi. 

Devon memberikan senjata itu pada para pemuda agar membantunya membantai habis para zombie. Padahal jika para zombie itu ditangani oleh Lincoln dan kapsulnya, kemungkinan mereka akan kembali menjadi manusia normal seperti apa yang terjadi pada Edgar saat ini. 

Namun, memang itulah tujuan pemerintah, memusnahkan semua orang dan menjadikan tubuh mereka sebagai ladang pertanian. 

Berbeda dengan Avis Merah yang bertugas di dalam Wilayah __misalnya Idenville yang seisinya diawasi oleh Avis Merah__, Avis Biru bertugas di luar enam wilayah yang dijadikan objek operasi Arexofetal. 

Avis Biru menangani masalah di luar wilayah seperti melarang masuk orang luar ke dalam. Tugas lainnya adalah mengantarkan 'anak-anak' spesial ke laboratorium negara untuk kemudian diberikan kehidupan dan identitas baru. 

Kabel di menara Distrik 03 dicabut oleh Devon sesuai perintah dari Kapten Avis Biru __yang sebelumnya. Ia adalah salah satu orang yang menghasut para pemuda lainnya untuk mencurigai James. 

Devon berbaur dengan warga Idenville, terutama orang-orang di Distrik 05. Ia bertindak seperti pria dewasa yang bertanggung jawab dengan ikut serta memberikan keamanan pada warga. 

Namun, sebenarnya ia adalah salah satu penyebab banyaknya korban yang berjatuhan di super market waktu itu. 

Ia menyuntikkan cairan Arexofetal pada seorang pria tinggi besar yang berjaga hingga membuat pria itu berubah menjadi zombie, lalu menyerang Blake dan Sean hingga terinfeksi. 

Devon memberikan laporan secara berkala pada Kapten Avis Biru. Ia juga menaburkan serbuk logam ke pakaian dan rambut orang-orang agar posisi mereka bisa dilacak oleh Kapten Avis Merah yang bertugas di dalam wilayah. 

Setelah Kapten Biru tewas karena sebuah insiden, maka Devon adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggantikan kedudukannya. Ia dipanggil untuk segera datang ke markas Avis Biru di wilayah ibu kota. 

Devon memasang alat pelacak pada kalung salah satu anak perempuan ketika tertidur. Ia hanya berjaga-jaga apabila serbuk logam yang ia sebarkan pada Ezlyn dan kawan-kawan menghilang. Maka, alat pelacak itu bisa dijadikan petunjuk ke mana mereka pergi. 

Saat Devon dan Eric membantu Harsa memindahkan anak-anak ke dalam mobil, Devon melihat ada zombie air. Ia pun mengorbankan diri dengan membiarkan si zombie air membawanya. 

Dengan begitu, orang-orang akan berpikir kalau ia adalah seorang pahlawan. 

Di dalam sungai, si zombie menggigit tengkuk Devon dan mengalirkan cairan hitam dari hidungnya. Namun, Devon mengeluarkan pistol tembak-ledak. Ia menembak kepala si zombie. Dalam waktu beberapa detik, kepala si zombie pun meledak. Ledakannya membuat Devon terpental. 

Devon berenang menuju ke tepian. Ia melihat mobil Harsa melaju pergi meninggalkan tempat itu. Devon membuka pakaiannya. Terlihat banyak sekali bekas luka gigitan dan cakaran di tubuhnya. 

Sebagai mata-mata di dalam ruang lingkup warga, tentunya Devon berkali-kali mendapatkan serangan dari para zombie ketika ia lengah. Namun, karena ia mengikuti TKL7 dengan nilai tinggi, jadi ia mendapatkan penangkal Arexofetal. Sama halnya dengan orang-orang spesial seperti Ezlyn, Alden, dan Alma. 

Meski Avis adalah pasukan khusus, pemerintah tidak menyediakan penangkal Arexofetal untuk mereka. Itu karena Avis punya pakaian khusus yang tak akan membuat mereka terinfeksi meski digigit zombie. Namun, pistol berjarum masih bisa membuat mereka menjadi zombie jika terkena tembakan. 

Devon kembali ke markas Avis Biru setelah ia dianggap mati oleh Ezlyn dan yang lainnya. Di markas Avis Biru, Devon dinobatkan menjadi kapten baru menggantikan kapten sebelumnya. Ia pun memegang kendali penuh atas semua pasukan Avis Biru di markas. 

Kapten Avis Merah memberitahu Devon kalau Ezlyn dan kawan-kawan telah mati dibunuh oleh Ashley, menyisakan satu orang anak spesial. 

Devon menatap ke layar di mana saat ini ia sedang melakukan video call dengan Kapten Avis Merah. "Kau percaya pada Ashley?"

"Ya, dia telah bersama satuan Merah selama beberapa tahun terakhir. Dia termasuk bawahan kesayanganku," sahut Kapten Avis Merah dari seberang sana. 

Devon menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Selama di militer, aku mengenal Ashley dengan baik. Dia tidak sejahat itu. Sama seperti ayahnya, Profesor Lincoln, yang lunak. Dia tak akan tega membunuh siapa pun. 

Kau ingat dengan alat pelacak pada kalung bocah yang aku berikan padamu? Ashley telah berbohong dengan mengatakan padamu kalau dia telah membunuh semua orang. Padahal dia menyisakan satu orang bocah."

Kapten Avis Merah terdiam. 

"Kapten Merah, jangan menggeledah rumah Profesor Lincoln di waktu yang sama setiap harinya. Datanglah secara tiba-tiba dan kita akan menemukan kebenarannya," tutur Devon. 

Kapten Avis Merah tampak berpikir. "Kau benar. Mungkin saja mereka masih ada di sana dan disembunyikan."

"Aku juga ingin datang ke sana untuk mengambil dua anak spesial," kata Devon. 

"Apakah bocah perempuan itu?" tanya Kapten Avis Merah. 

"Bukan, tapi bocah laki-laki dan seorang gadis," sahut Devon. 

"Baiklah, kita pergi ke sana besok. Aku akan menghubungimu lagi." Kapten Avis Merah mengakhiri panggilan video secara sepihak. 

Devon membuang napas kasar. "Si Kapten Merah ini. Bisa-bisa dia membunuh semua orang tanpa tersisa jika aku tidak segera membawa Ezlyn dan Alden," gumamnya. 

Rupanya Devon menentang kebijakan Kapten Avis Merah yang membunuh semua orang, bahkan zombie pasif dan 'orang spesial' sekali pun. Tentu saja itu bertentangan dengan keinginan pemerintah. 

Di hari yang sudah ditentukan, Pasukan Avis Merah dan Pasukan Avis Biru mendatangi rumah Lincoln. Mereka menodongkan senjata pada kepala Lincoln yang sedang menyiram tanaman. 

Beberapa anggota pasukan Avis menyelinap masuk. Mereka menculik Ezlyn dan Alden. 

Saat Alma keluar untuk memberitahu Lincoln masakannya telah matang, para anggota Avis menodongkan senjata pada Alma dan menyuruhnya memanggil semua orang di dalam. 

Dalam posisi terdesak itu, mereka tak bisa melawan. Kedua tangan diikat ke belakang. Para pasukan Avis membawa mereka masuk ke dalam mobil, termasuk anak-anak. 

Salah satu anggota Avis mengirimkan video penangkapan mereka __terhadap Lincoln dan yang lainnya__ pada Kapten Avis Merah.

Sementara itu, rumah Lincoln telah dihancurkan dan ditabur Arexofetal di atas tanahnya. 

🍂🍂🍂

Karya asli Ucu Irna Marhamah 

21.28 | 14 Februari 2019 

Follow akun instagram @ucu_irna_marhamah dan @novellova

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang