🍂🍂🍂
Don't forget follow, vote, comment, and add this story to your reading list. Thanks you so much.
🍂🍂🍂
Kapten Avis membuang napas kasar. "Sepertinya Anda telah menyembunyikan sesuatu dan bersekongkol dengan putri Anda," ucapnya sembari melirik ke arah Ashley yang ternyata adalah anak dari Lincoln.
Lincoln menatap Ashley, putrinya. "Semenjak dia keluar dari kemiliteran dan bergabung dengan Avis, kami sudah tidak sejalan. Bahkan, dia dengan tega menghabisi semua orang tak berdosa di depan rumahku, di depan kedua mataku," ucapnya dengan suara bergetar.
Ashley mengalihkan pandangannya.
Kapten Avis terdiam. Tampaknya ia kembali mempercayai Ashley. Kapten Avis beralih pada Lincoln. "Profesor, kami harus memeriksa seisi rumah Anda untuk memastikan tak ada yang Anda sembunyikan," ucapnya.
Lincoln memberikan jalan.
"Kalian, periksa seluruh ruangan. Ashley, kau tetap diam di sini," ucap Kapten Avis.
Para pasukan Avis pun memasuki rumah Lincoln dan mulai menyisir seluruh ruangan. Sementara Lincoln, Ashley, dan Kapten Avis tetap berada di luar.
Tak ada apa pun di laboratorium pribadi Lincoln dan di lantai tiga. Namun, para pasukan Avis menemukan seorang anak perempuan yang bersembunyi di dalam lemari. Mereka pun membawanya pada Kapten Avis.
"Ashley, sepertinya kau melewatkan satu orang," kata Kapten Avis. Ia berjongkok di depan gadis kecil itu yang merupakan salah satu dari anak-anak yang datang bersama Ezlyn dan kawan-kawan.
"Dia tidak terinfeksi meski telah ditembak menggunakan peluru Arexofetal," jelas Ashley.
Kapten Avis mendongak menatap Ashley. "Tapi, bukan berarti kau menyembunyikannya dan merahasiakannya dariku."
Ashley terdiam.
"Mana peluru Arexofetal?" Kapten Avis mengulurkan tangan pada salah satu anggota pasukan Avis.
Anggota pasukan Avis tersebut memberikan peluru jarum berisi cairan Arexofetal.
"Apa yang akan kau lakukan pada anak itu?" tanya Ashley.
Tanpa memberikan jawaban, Kapten Avis menyuntikkan peluru Arexofetal pada lengan si bocah perempuan. Bocah itu meringis kesakitan.
"Apa yang kau lakukan?" Lincoln berniat menghentikan Kapten Avis, tapi ditahan oleh dua anggota Avis.
Tidak ada yang terjadi pada bocah itu setelah beberapa menit berlalu.
"Hentikan semua ini!" teriak Ashley sembari membanting helmnya ke tanah yang membuat para pasukan Avis terkejut dengan tindakannya. Mereka menoleh pada Ashley, begitu pula dengan Kapten Avis.
Ashley menunjuk Kapten Avis. "Kau membunuh semua orang, bahkan anak-anak. Kau membunuh para zombie pasif meski pemerintah melarang!" hardiknya. Setelah berkata demikian, Ashley berlalu pergi sembari menangis.
Lincoln bersuara, "Setidaknya biarkan anak ini hidup. Dia spesial karena memiliki nilai tinggi dalam TKL7."
Kapten Avis melihat kalung yang dipakai si bocah yang ternyata terdapat alat pelacak di dalamnya. Kapten Avis bangkit, lalu menghampiri Ashley yang menangis di belakang mobil.
"Kau tidak suka dengan caraku memerintah kalian?" tanya Kapten Avis.
"Jangan bicara padaku," gerutu Ashley.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRIK 05
AdventureKetika zombie menguasai wilayah tempat tinggalmu, apa yang akan kau lakukan? Kau yakin akan bertahan di dalam rumahmu? Mereka sangat peka dengan suara dan bau tubuh manusia.