🍂🍂🍂
Kondisi di Kompleks D terlihat kacau. Beberapa hewan besar seperti sapi dan kuda berkeliaran di mana-mana. Mereka telah terinfeksi virus zombie. Siapa pun yang terdeteksi akan disundul. Baik sesama hewan mau pun manusia yang juga terinfeksi, semuanya sama-sama terkena sundulan.
Di salah satu rumah, tepatnya rumah Harsa, terlihat gudang makanan di halaman samping yang ambruk. Di bawah reruntuhan, Harsa dan Amber tampak tak sadarkan diri.
Perlahan kedua mata Amber terbuka. Gadis kecil itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Ibu," panggilnya.
Amber menggerakkan kepala melihat tangan Harsa yang menggenggam erat tangannya. Sang ibu tampak terbaring di sampingnya.
"Ibu." Amber mengguncangkan tangan Harsa.
Suara Amber mengundang perhatian para zombie yang langsung menghampiri reruntuhan. Mereka berbondong-bondong mengorek dan menyingkirkan papan-papan kayu itu.
Amber yang panik berteriak meminta tolong. Justru itu membuat zombie lainnya ikut mendekat dan mengorek-ngorek reruntuhan.
Terdengar suara ledakan di kejauhan. Hal tersebut membuat perhatian para zombie teralihkan.
Tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki menghampiri reruntuhan. Seseorang itu menyingkirkan papan kayu yang menumpuk.
"Tolong, tolong aku," tangis Amber.
Ternyata Alma yang datang. Gadis itu segera membawa Harsa yang terluka tidak terlalu parah __di bagian lengan dan pinggang__ dengan susah payah ke dalam rumah dibantu oleh Amber.
Sebagai seorang perawat, tentu saja Alma tahu dengan apa yang harus ia lakukan. Wanita itu memberikan penanganan terbaik pada Harsa.
"Di mana saudari kembarmu?" tanya Alma.
"Sapi dan kuda zombie menyeruduk gudang makanan hingga roboh, aku tak sadarkan diri. Ketika terbangun, Abby sudah tidak ada di sampingku, hanya ada ibu," kata Amber.
Alma menatap ke luar jendela. "Mungkin dia tidak pingsan dan pergi meminta pertolongan," gumamnya.
Amber terlihat khawatir.
Terdengar suara pergerakan di plafon seperti ada seseorang yang sedang merangkak. Amber dan Alma mendongak menatap ke atas. Mereka segera membawa Harsa ke dalam kamar, lalu mengunci pintunya.
Suara merangkak di atas plafon masih terdengar dan menuju ke kamar di mana mereka berada sekarang. Timbul keretakan pada plafon seolah tidak mampu lagi menahan beban berat si sesuatu yang merangkak itu.
Alma dan Amber panik ketika plafon hancur, lalu sesuatu jatuh dari atas sana. Kedua perempuan itu berteriak kaget melihat zombie kucing berukuran cukup besar dengan seekor tikus yang terjebak di mulutnya.
Tikus malang itu dikunyah secara perlahan oleh si kucing, kemudian ditelan habis. Kucing itu menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan untuk mendeteksi keberadaan mangsa lain.
Alma membekap mulut Amber agar tak berteriak atau mengeluarkan suara apa pun. Daun telinga si kucing bergerak-gerak. Tadi ia sempat mendengar suara teriakan Amber dan Alma. Ia yakin kedua manusia itu masih berada di ruangan tersebut.
Terdengar suara ketukan pada pintu kamar. PerhaAlma dan Amber teralihkan pada pintu, begitu pula dengan si kucing yang langsung membenturkan kepalanya ke pintu.
Alma mengambil lampu di meja, lalu menghantam kepala si kucing zombie menggunakan benda tersebut. Pecahan kaca lampu mengenai selaput yang menutupi mata si kucing hingga robek. Bola mata si kucing terlempar ke luar disusul dengan mengalirnya cairan hitam dari lubang tengkorak matanya.
Amber berteriak ketakutan melihat itu.
Si zombie kucing telah mendeteksi keberadaan Alma dan Amber. Ia berniat menyerang mereka berdua, tetapi muncul suara Ezlyn dari luar ruangan.
"Zombie penakut! Datang ke mari!" ucap Ezlyn sembari menggedor pintu untuk mengalihkan perhatian si zombie kucing.
Tampaknya itu berhasil, di mana si kucing kembali membentur-benturkan kepalanya ke pintu.
Alma dan Amber melihat seseorang di luar rumah, tepatnya di halaman samping. Itu adalah Edgar yang bersiap dengan pistolnya. Laki-laki itu melesatkan tembakan, menembus kaca jendela hingga pecah, dan berhasil mengenai kepala si kucing zombie.
Alma dan Amber menghela napas lega.
Namun, kelegaan itu tak berselang lama di mana suara letupan pistol Edgar barusan mengundang perhatian para zombie yang langsung mendatangi sumber suara.
"Buka pintunya!" gerutu Ezlyn sembari menggedor pintu kamar.
Alma membukakan pintu.
Ezlyn menarik lengan Alma dan Amber. "Ada mobil di rumah tetangga! Cepat, kita harus segera pergi dari sini."
"Tapi, bagaimana dengan Nyonya Harsa?!" sahut Alma.
Ezlyn yang masih memakai helm menatap Harsa yang tak sadarkan diri di ranjang.
Edgar menerobos kaca jendela yang sudah pecah untuk memasuki ruangan. "Kalian, cepatlah pergi ke garasi rumah Tony! Ada mobil di sana. Aku yang akan membawa Nyonya Harsa!" ucapnya.
"Cepat!" Ezlyn menarik Alma yang menggendong Amber. Mereka pun pergi ke pintu belakang, tetapi ada zombie juga yang berkeliaran di sana.
Ezlyn membuka helmnya. "Dengar, apa pun yang terjadi, jangan bersuara. Mereka buta, tapi pendengaran mereka tajam. Paham?"
Alma dan Amber mengangguk bersamaan. Refleks keduanya merapatkan mulut.
Edgar menendang tubuh zombie kucing yang tak berhenti mengeluarkan cairan hitam ke dekat jendela. Pria itu menyalakan korek api. Ketika para zombie berlarian ke arahnya, Edgar melemparkan korek api yang menyala di tangannya ke bangkai si kucing zombie sehingga api langsung menyebar membakar segalanya yang terkontaminasi oleh cairan hitam.
Dalam kesempatan tersebut, Edgar mengangkat tubuh Harsa dan membawanya pergi.
Para zombie tidak takut dengan api. Mereka tetap menembus kobaran api dan mengejar Edgar meski dalam keadaan tubuh yang terbakar. Karena terdapat cairan hitam di dalam tubuh mereka, para zombie itu lebih mudah terbakar.
Sementara itu, Ezlyn sedang membuka selot kunci pintu belakang dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara sedikit pun.
Alma dan Amber berada di belakangnya.
Pintu berhasil dibuka.
Ezlyn melihat situasi di halaman belakang. Ada pagar tanaman yang membatasi halaman samping rumah Harsa dengan halaman samping rumah Tony yang tingginya hanya satu meter.
Perhatian Ezlyn tertuju ke kolam ikan di halaman belakang. Terdapat lampu taman yang terpasang di pinggir kolam ikan tersebut. Gadis remaja itu berpikir keras.
Sebuah ide terlintas dalam benak Ezlyn. Gadis itu mengayun dan melemparkan helmnya ke kolam ikan. Sontak perhatian para zombie teralihkan ke kolam ikan. Mereka berlari ke kolam ikan dan menyerbu ikan-ikan yang ada di dalam kolam tersebut.
"Cepat pergi," bisik Ezlyn.
Alma dan Amber pun bergegas pergi ke garasi rumah Tony.
Ezlyn mengeluarkan katapel dan melontarkan batu ke arah lampu taman hingga pecah. Gadis remaja itu memecahkan semua lampu. Dan yang terakhir, Ezlyn menargetkan kran air mancur sebagai sasaran berikutnya.
Lontaran batu melesat cepat, tapi tidak berhasil mengenai kran dan malah mengenai kepala salah satu zombie hingga tersungkur jatuh. Ezlyn kembali mencoba dan yang kedua ini berhasil. Air mancur pun menyala.
Ezlyn menekan sakelar lampu taman di pinggir kolam ikan. Terjadi korsleting listrik yang menyebabkan para zombie itu kesetrum. Ezlyn meninju udara karena senang rencananya berhasil.
🍂🍂🍂
Karya asli Ucu Irna Marhamah
21.28 | 14 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRIK 05
AdventureKetika zombie menguasai wilayah tempat tinggalmu, apa yang akan kau lakukan? Kau yakin akan bertahan di dalam rumahmu? Mereka sangat peka dengan suara dan bau tubuh manusia.