🍂 Part 42 🍂

368 33 0
                                    

🍂🍂🍂

Tanpa diduga, muncul zombie dari semak belukar di samping mereka dan langsung menyerang. Si zombie berhasil menggigit Edgar. 

"Tidak!" Alma dan Alden berteriak berbarengan. 

"Sial!" Edgar menendang si zombie dan menembaknya. 

Eric dan Devon menjauh dari Edgar karena khawatir jika pria itu akan berubah menjadi zombie. 

Benar saja. Edgar terlihat kesakitan dan memegangi luka gigitan di pahanya. Pria itu jatuh terduduk di tanah. Urat-urat menonjol di wajahnya. Muncul selaput yang mulai menutupi bola matanya. Kesadarannya mulai menipis. 

"Nyonya Harsa, bawa anak-anak pergi ke Distrik 01! Cepat!" teriak Max. 

Harsa keluar dari mobil dan pindah ke mobil anak-anak, kemudian melajukannya meninggalkan tempat itu menuju ke Distrik 01.

Alma dan Alden membeku dengan air mata yang sudah menetes membasahi pipi. 

"Eric, bawa yang lainnya pergi.  Kau bisa menyetir, kan?" suruh Devon. 

Eric mengangguk. Ia ke luar dari mobil dan menarik Ezlyn agar segera pindah ke mobil yang tadi dikendarai Harsa dan Edgar. 

Ezlyn menatap Edgar dengan tatapan sedih. 

"Cepat!" bentak Devon. 

Ezlyn dan Eric masuk ke mobil. Eric melajukan mobil tersebut meninggalkan lokasi. 

"Edgar!!!!" teriak Alma. 

"Kakak." Alden menangis dan mengelap air mata yang terus menetes. 

"Maafkan aku, Alden," ucap Max. Ia beralih pada Edgar dan menodongkan pistolnya. "Maaf, Edgar."

Devon mengalihkan pandangannya karena tak bisa melihat temannya yang sudah menjadi zombie itu mati. 

Sebelum Max menarik pelatuknya, Edgar lebih dulu bergerak dan menyerang kedua pria itu. Devon mengeluarkan pistolnya dan menembak Edgar. Peluru melesat mengenai lengan pria zombie itu. Namun, Edgar tak tumbang. Ia berlari mengejar dua mobil yang melaju pergi. 

"Gawat!" Max menggerutu karena Edgar tak bisa dihentikan. Ia memegangi dadanya yang terkena cakaran Edgar. 

Devon juga mendapatkan luka cakaran di wajahnya. 

Tak ada pilihan lain. Mereka berdua segera mendorong mobil agar ke luar dari lubang untuk mengejar Edgar. 

Sementara itu, Eric melajukan mobil dengan kecepatan sedang. 

Di kursi belakang, Ezlyn mengusap rambut Alden mengingat bocah itu kini tak memiliki siapa-siapa lagi seperti dirinya setelah Edgar berubah menjadi zombie dan dieksekusi oleh Max dan Devon. 

Alma menutup wajahnya dengan kedua tangan sembari menangis. 

"Aku turut berduka untuk Kak Edgar," ucap Eric pelan. Pandangannya tertuju pada spion tengah. Ia terkejut melihat Edgar zombie berlari mengejar di kejauhan. 

"Sial," gumam Eric. Ia mempercepat laju mobil. 

Alma, Ezlyn, dan Alden memasang sabuk pengaman. 

Edgar mempercepat larinya. Bahkan, kini ia sudah berada di samping mobil mereka, menyamai kecepatan mobil. 

"Ada apa dengan zombie ini?" gerutu Eric. Ia kehilangan kendali sehingga mobilnya berbelok dan terperosok ke kubangan lumpur. 

Edgar meninju kaca jendela mobil dan berniat melukai Alden. Namun, Ezlyn menendang dada pria itu. 

Eric memundurkan mobil untuk ke luar dari kubangan lumpur, tapi tidak bisa. "Ayah, aku berjanji lain kali aku akan belajar menyetir dengan benar," gumamnya. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang