🍂 Part 50 🍂

359 38 0
                                    

🍂🍂🍂

Lincoln membuka pintu kapsul berisi Eric. Terlihat remaja laki-laki itu sudah kembali normal. Tak ada selaput yang menutupi bola mata kirinya, tak ada urat-urat yang muncul di wajah. 

Lincoln membantu Eric keluar dari kapsul.

Eric merasakan tubuhnya yang ringan. Ia terhuyung, tetapi seseorang menahannya agar tak jatuh. Ternyata itu adalah Ezlyn. Gadis itu memapah Eric dan membawanya ke luar dari laboratorium. 

Alma tengah membantu Lincoln. Ia menatap punggung kedua remaja yang ke luar dari ruangan. Pandangannya teralihkan pada kapsul Edgar. Ia merasa khawatir. 

"Sekitar tiga jam lagi," ucap Lincoln. Yang ia maksud adalah Edgar. Pria itu akan dikeluarkan dari kapsul setelah tiga jam. 

Alma menganggukkan kepala. 

Di dapur. 

Eric duduk di kursi meja makan. Ia memperhatikan Ezlyn yang sedang memasak dan menyajikan makanan ke meja. 

"Terima kasih sudah memasak untukku," kata Eric. 

Ezlyn hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. 

"Kau tidak makan?" tanya Eric dengan mulut penuh. 

"Aku sudah sarapan tadi," jawab Ezlyn. Ia duduk di samping Eric dan memperhatikan laki-laki itu ketika makan. 

Eric melirik ke arah Ezlyn. "Atas semua yang kau lakukan padaku ini, aku mulai berpikir kalau kau mungkin menyukaiku."

Ezlyn tak menunjukkan ekspresi apa pun. "Jangan berbicara hal yang tidak mungkin," ucapnya. 

"Itu mungkin saja. Aku laki-laki yang peka dan mudah memahami situasi," kata Eric yang menatap Ezlyn dengan tatapan senang. 

"Itu artinya kau orang yang mudah salah paham, bukan orang yang peka," sanggah Ezlyn. 

"Kenapa kau menolak mengakuinya?" goda Eric. 

Ezlyn menjelaskan, "Aku bersikap baik padamu karena kau juga bersikap baik padaku. Alasan lainnya adalah karena kau satu-satunya orang yang seumuran denganku di sini. Dan sepertinya kau lebih muda dariku."

Eric bertanya, "Berapa umurmu?"

"Sekarang 17 tahun," sahut Ezlyn. 

"Usiaku 18 tahun. Aku kelas 3 SMA," tutur Eric. 

Ezlyn terdiam. Ia tak percaya jika laki-laki petakilan di hadapannya ini berusia satu tahun lebih tua darinya. 

"Tapi, kau payah dalam menyetir. Bukankah di usiamu yang sekarang seharusnya kau sudah punya SIM?" celetuk Ezlyn. 

Eric terdiam. Ia menunduk galau. 

Ezlyn terkekeh. Ia mengusap punggung laki-laki itu. "Maaf jika ucapanku benar."

Di laboratorium lantai dua. 

Alma sedang berdiri menatap ke luar jendela. Sesekali ia melihat jam tangannya. 

Pintu dibuka dari luar. Lincoln masuk dan membuka pintu kapsul Edgar. Alma menghampiri dan membantu Lincoln. 

Melihat Edgar yang berubah kembali menjadi manusia, Alma menangis terharu. "Syukurlah."

Jam 4 sore. 

Edgar terbaring di atas ranjang. Perlahan kedua matanya terbuka. Ia merasakan tangan kecil yang menggenggam tangannya. Edgar menggerakkan matanya dan melihat Alden duduk di tepi ranjang. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang