🍂 Part 44 🍂

340 42 0
                                    

🍂🍂🍂

Halo, semuanya. Terima kasih sudah membaca novelku sampai sejauh ini. Terima kasih atas vote dan komentar yang kalian tinggalkan. 

Untuk mendukung penulis, silakan follow, vote, comment, dan add this story to your reading list. 

Follow juga instagram penulis @ucu_irna_marhamah dan promotor @novellova untuk mendapatkan kabar terbaru tentang novel. 

Lanjut ke Part 44.

🍂🍂🍂

Eric sedang berkeliling di belakang restoran. Ia ingin menghirup udara segar. 

Terdengar suara anak kecil yang sedang menangis. Perhatian Eric tertuju pada bocah yang berjongkok di sudut halaman belakang sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tubuh bocah perempuan itu berguncang karena sedang menangis.

Tampaknya bocah itu bukanlah salah satu dari anak-anak yang datang bersama Eric dan kawan-kawan. Mungkin bocah itu adalah bocah pribumi. 

"Apakah kau baik-baik saja?" tegur Eric. 

Bocah itu mendongak menatap Eric. Bola matanya putih semua. Urat-urat muncul di wajahnya. Ia adalah bocah zombie. 

Eric segera mundur dan menodongkan pistol pada bocah zombie itu. 

Di dapur restoran, Ezlyn sedang membereskan piring kotor ke wastafel. "Untuk apa repot-repot mencuci pirla, tidak akan ada yang datang ke restoran ini."

Ezlyn tersentak kaget saat mendengar suara letupan senjata di halaman belakang. Ia pun segera memeriksanya. Terlihat bocah zombie yang tergeletak bersimbah cairan hitam di tanah. Perhatiannya teralihkan pada Eric yang memegangi lengannya. Rupanya, laki-laki itu terkena gigitan. 

"Eric! Kau terkena gigitan." Ezlyn yang panik menghampiri Eric. 

"Jangan mendekat," ucap Eric dengan suara bergetar. 

Langkah Ezlyn terhenti. 

"Aku bisa merasakannya," kata Eric lagi. 

Ezlyn menelan saliva. 

Muncul urat-urat yang menonjol di bagian kiri wajah Eric. Muncul juga selaput yang perlahan menutupi bola matanya. 

"Eric." Ezlyn panik. 

Eric mengambil pistol dan berniat menembak kepalanya sendiri, tetapi Ezlyn menendang tangan Eric hingga pistol itu terlempar jauh. 

"Pergi!" bentak Eric sembari memegangi kepalanya. Cairan hitam menetes dari hidungnya. 

Ezlyn tak kunjung pergi. Ia menatap Eric dengan tatapan sendu. 

Tiba-tiba Eric menyerang Ezlyn dan menindihnya. Namun, laki-laki itu mencoba melawan virus zombie yang mulai menguasai kesadarannya. 

"Tembak aku," geram Eric. 

"Tidak!" teriak Ezlyn. 

Eric meremas bahu Ezlyn, lalu ia mengigit leher gadis itu. 

Ezlyn merasakan lidah Eric yang bergerak di lehernya. Ia refleks menendang perut Eric dan menamparnya. 

"Sialan! Apa yang kau lakukan barusan?!!" teriak Ezlyn. 

Eric mengelap mulutnya. "Maaf."

Max dan Harsa mendatangi halaman belakang karena mendengar keributan dan suara letupan pistol Eric. Mereka berdua terkejut melihat Eric yang bagian kiri tubuhnya berubah menjadi zombie. Dan juga Ezlyn yang memiliki luka gigitan di lehernya. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang