🍂 Part 13 🍂

524 46 3
                                    

🍂 Flashback On 🍂

Di salah satu rumah, di Distrik 07.

Seorang wanita paruh baya berambut sebahu terlihat sibuk memasak di dapur. 

Terdengar suara langkah kaki memasuki dapur. Rupanya itu adalah Ezlyn yang mengenakan seragam SMA. Tampaknya ia baru pulang sekolah. 

"Bagaimana harimu, Ezlyn?" tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibunya. 

"Tidak ada yang menarik," sahut Ezlyn, kemudian duduk di kursi meja makan. Gadis itu mengeluarkan ponsel dan mengotak-atiknya. 

Namun, kucing kesayangannya melompat dan bermanja di pangkuannya. Ezlyn pun meletakkan ponsel ke meja dan mengusap-usap kepala si kucing dengan lembut. 

Ibunya Ezlyn menyajikan makanan ke meja, lalu duduk berhadapan dengan putrinya.

Ezlyn menikmati hidangan yang dibuat oleh ibunya dengan lahap. "Aku menyukainya. Seperti biasa, masakan Ibu sangat lezat," ucapnya. 

Si ibu hanya tersenyum. "Ezlyn, Marcus tidak seburuk itu," ucapnya seraya menatap sang putri. 

Ezlyn mendongak menatap ibunya. "Aku tidak suka. Dia pria yang buruk. Ibu bisa menemukan pria yang lebih baik dari dia," tuturnya. 

"Dia memang memiliki latar belakang yang buruk, tapi sekarang dia sudah berubah. Ibu sangat mencintainya," ucap sang ibu. 

Ezlyn tak merespon. Setelah selesai menyantap makanannya, ia berlalu pergi. 

Jam 5 sore. 

Ezlyn sedang berada di kamar dan menyelesaikan PR. Ia mendengar suara di ruang tamu, suara pria dan wanita yang sedang berbicara. 

Sejenak Ezlyn menghentikan aktivitasnya dan beranjak dari kursi. Gadis itu membuka pintu kamar, lalu menuruni tangga. 

Sesampainya di pertengahan tangga, Ezlyn berhenti. Ia melihat ibunya sedang berbicara dengan seorang pria tinggi besar dan bertato. Pria itu adalah Marcus, kekasih ibunya. Mereka berdua tengah berbincang-bincang ria. 

"Marine, kau bisa saja," ucap Marcus kemudian tertawa. 

Marine, ibunya Ezlyn, juga tertawa. 

Karena tidak ingin mengganggu kebersamaan mereka berdua, Ezlyn pun bergegas kembali ke kamar. Ia duduk di kursi dan merenung. 

Ada banyak hal yang berkecamuk dalam benaknya. Ezlyn ingin ibunya bahagia dan memiliki pasangan, tapi ia tidak ingin ibunya menikah dengan Marcus. Ezlyn tidak ingin pria itu menjadi ayah tirinya. 

Jam dinding menunjukkan pukul 7 malam. 

Ezlyn tersentak bangun karena mendengar suara kucing yang berkelahi di luar rumah. Rupanya ia ketiduran ketika sedang belajar. 

Suara percakapan di ruang tamu sudah tidak terdengar lagi. Mungkin Marcus dan ibunya sudah tidur. 

Namun, suasana malam itu agak berbeda. Tanpa alasan, Ezlyn merasakan kegelisahan yang teramat sangat. Ia pun membuka pintu kamar dan melangkah ke luar. 

Ruang tamu tampak berantakan  seakan-akan sudah terjadi pertempuran di sana. Ezlyn semakin panik. Ia bergegas mencari ibunya ke seluruh ruangan. 

"Ibu?" panggilnya. Ezlyn tak menemukan ibunya di mana pun. 

Tinggal satu ruangan yang belum diperiksa, yaitu dapur. "Ibu?" panggil Ezlyn ketika ia memasuki dapur. Di ambang pintu dapur, Ezlyn __yang tidak memperhatikan langkahnya__ terpeleset jatuh di atas genangan cairan hitam yang ia injak di lantai. 

Terdengar suara geraman dari depannya. Ezlyn mendongak menatap ke depan. Kedua matanya terbelalak lebar ketika melihat Marcus yang kesetanan menggigit leher ibunya. Tidak hanya digigit, tapi juga dimakan. 

Melihat itu, Ezlyn membeku. 

Marine yang terlihat lemah hanya bisa menggerak-gerakkan tangan sebagai kode untuk putrinya agar segera pergi dari sana. 

Namun, Ezlyn yang marah pun mengambil linggis panjang dari bawah kulkas. Tanpa ba-bi-bu, dihantamnya kepala Marcus dari belakang dengan sangat keras. Cairan hitam menciprat ke mana-mana. 

Ezlyn baru menyadari jika cairan hitam itu berasal dari tubuh Marcus. 

Bukannya mati atau pingsan setelah dipukul linggis oleh Ezlyn, justru Marcus berbalik ke arah Ezlyn. 

Melihat urat yang mencuat di wajah Marcus dan juga selaput yang menutupi kedua bola mata pria itu, Ezlyn berteriak ketakutan. Ia terpundur. 

Marcus beralih menyerang Ezlyn. 

Karena sudah lama memendam kekesalan pada Marcus, Ezlyn balas menyerang Marcus dengan senang hati. Ia menusuk dan menghajar pria zombie itu dengan tenaga penuh. 

Ezlyn mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bela diri di sekolahnya. Ia tidak kesulitan melawan Marcus. Namun, pria itu seolah abadi karena tak bisa dikalahkan. Bahkan, ketika tenaga Ezlyn habis, Marcus masih memiliki banyak energi untuk mencelakai gadis itu. 

Ezlyn mengambil jalan nekat dengan berniat membunuhnya menggunakan tongkat besi pembakaran. Meski ada rasa takut karena tak pernah membunuh, akhirnya ia memantapkan diri untuk menusuk jantung pria itu. 

Cairan hitam menetes dari ujung besi pembakaran yang menancap di dada Marcus. Pria itu pun mati. 

Ezlyn mendorong mayatnya ke lantai. "Makhluk apa ini?" batinnya. Ketika menoleh pada Marine, wanita itu sudah tak ada di tempatnya. 

"Ibu?" Ezlyn mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Ibu? Ibu di mana?"

Tanpa disadari oleh Ezlyn, Marine bergelantungan pada langit-langit ruangan. Wanita itu tampaknya telah terinfeksi virus zombie setelah digigit dan dimangsa sebagian tubuhnya oleh Marcus tadi. 

Marine melompat ke arah Ezlyn hingga keduanya jatuh ke lantai di mana Ezlyn ditindih oleh Marine. 

Marine menggeram di depan wajah Ezlyn yang terkejut melihat sang ibu telah terinfeksi virus zombie, sama seperti Marcus. Kedua matanya tertutup selaput dan urat-urat menonjol menghiasi wajahnya. 

"Ibu! Ini aku!" jerit Ezlyn sembari menahan kedua bahu sang ibu yang berniat menggigitnya. 

Marine terdiam untuk sesaat. Tampaknya ia masih memiliki sedikit ingatan mengenai siapa dirinya. 

"Ibu! Sadarlah!" tangis Ezlyn. 

Marine beringsut menjauh dari Ezlyn, lalu mengambil pisau dan menusuk jantungnya sendiri. 

"Ibu!" Ezlyn menghampiri sang ibu dan berniat menghentikannya, tetapi Marine mendorong Ezlyn hingga tersungkur. 

Marine menusuk lebih dalam lagi sembari meraung keras dengan cairan hitam yang mengalir dari dadanya. Wanita itu pun tersungkur dan tewas. 

Ezlyn menangis histeris. Ia tampak syok dengan apa yang baru saja terjadi. 

Terdengar suara keributan di luar rumah. Ezlyn mengintip dari jendela. Rupanya para zombie sudah menguasai Distrik 07. 

Ezlyn segera menutup seluruh pintu dan jendela dengan rapat untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. 

Ketika kembali ke dapur, jasad Marcus sudah menghilang secara misterius. Ezlyn panik. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. 

Bahkan, hal mengejutkan terjadi ketika Ezlyn melihat jari tangan Marine bergerak-gerak. 

Karena ketakutan, Ezlyn berlari kabur ke kamarnya dan mengunci pintu. Zombie-zombie itu tidak mati walau ditusuk berkali-kali, bahkan saat jantungnya sudah ditusuk pun mereka masih bisa bertahan. 

Ezlyn pergi ke kamar mandi yang merangkap dengan kamar untuk mencuci tangan. Saat melihat tangannya yang ternodai cairan hitam si zombie, Ezlyn terbelalak kaget melihat cairan itu bergerak seperti gumpalan yang berdenyut-denyut dan berpindah walau secara perlahan. 

Karena takut, Ezlyn pun segera membersihkan cairan hitam itu yang menodai kulit dan bajunya. 

Terdengar suara gedoran pada pintu. Ezlyn ke luar dari kamar mandi. Ia mengintip lewat lubang pintu. Tiba-tiba mata yang tertutup selaput menatap ke lubang pintu. Ezlyn tersentak hingga terpundur. 

🍂🍂🍂

Karya asli Ucu Irna Marhamah 
21.28 | 14 Februari 2019

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang