🍂🍂🍂
"Siapa yang menyebabkan semua ini? Pasti kau, kan?!" tuding Tony sembari menunjuk wajah Ezlyn.
"Apa maksudmu, Tuan Tony? Kenapa kau menuduhnya?" gerutu Alma. "Dari tadi dia bersamaku dan dia baik-baik saja."
Ezlyn terlihat memasang ekspresi datar seperti biasa.
"Dia tidak bersamamu!" bentak Tony. "Dia tadi berada di ruangan lain. Lalu, tiba-tiba anak-anak berlarian. Dia pasti orang yang telah menyebarkan virus zombie ini."
Abby bersuara, "Kak Ezlyn tidak melakukan apa pun. Bocah tadi tiba-tiba berubah menjadi zombie entah apa penyebabnya."
"Iya, Kak Ezlyn tidak bersama kami, kok," sahut Alden.
Anak-anak yang lain juga membenarkan.
"Aku tidak peduli! Dia orang asing. Apakah tidak ada satu pun orang yang mencurigainya?" gerutu Tony.
Seseorang memukul bagian belakang kepala Tony. Pria itu pun terkulai pingsan. Rupanya Sherin yang memukul kepala ayahnya sendiri.
"Maaf, ayahku memang suka membuat masalah," kata Sherin.
Akhirnya, ketegangan pun mereda. Orang-orang membersihkan seluruh ruangan yang terkena cipratan cairan hitam. Sementara itu, tubuh para zombie dibakar di bagian belakang super market oleh Edgar dan kawan-kawan.
James, Devon, dan Sean tampak berjaga dengan senjata masing-masing.
Beberapa pria lainnya membersihkan area depan dan samping super market agar tak ada lagi hewan yang mengonsumsi cairan hitam yang menggenang di sekitar sana.
"Di situasi seperti ini, bahkan kita belum menemukan cara untuk keluar dari permasalahan. Tetapi, para zombie itu telah bermutasi menjadi lebih kuat," gumam Danny.
"Dengan hanya memiliki indera pendengaran yang tajam saja kita sudah kerepotan. Apalagi sekarang, mereka bisa melihat," sahut Devon.
Sean menatap James yang sedari tadi diam dengan tatapan curiga. "Pak James, bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
James menoleh pada Sean, lalu menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Cairan apa yang kau suntikkan ke tubuhmu saat kita mendatangi menara jaringan di Distrik 03?" tanya Sean. Rupanya ia sempat melihat James menyuntikkan cairan ke dalam tubuhnya.
"Aku menyuntikkan insulin ke tubuhku karena aku memiliki penyakit diabetes," ujar James.
Sean dan Devon tampaknya masih curiga pada James.
"Kau sepertinya mengetahui sesuatu, Pak James," tuduh Sean.
Danny melerai ketegangan di antara ketiga pria itu.
Edgar menghampiri mereka. "Pak James, bisakah kau menunjukkan cairan insulin yang kau maksud?" tanyanya.
James mengeluarkan tabung kaca berukuran kecil dari dalam tas mini yang terpasang pada sabuknya. Ia memberikannya pada Edgar.
"Aku perlu memastikannya sendiri untuk mengakhiri perdebatan yang menimbulkan kecurigaan ini," ucap Edgar, kemudian berlalu ke dalam.
Sementara itu, Ezlyn sedang berdiri di depan jendela lantai atas. Ia tengah memperhatikan kondisi Distrik 05 yang sepi. Tak ada zombie yang lewat. Sungguh pemandangan yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Alma menghampiri Ezlyn. "Kau belum makan, kan?" Ia menyodorkan satu cup mie instan yang tinggal dimakan.
"Kenapa repot-repot?" kata Ezlyn, tetapi ia menerimanya dan langsung memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRIK 05
AdventureKetika zombie menguasai wilayah tempat tinggalmu, apa yang akan kau lakukan? Kau yakin akan bertahan di dalam rumahmu? Mereka sangat peka dengan suara dan bau tubuh manusia.