🍂 Part 38 🍂

404 49 4
                                    

🍂🍂🍂 

Dua hari kemudian di pagi yang cerah. 

Kondisi Alden telah membaik. Ia kembali bermain bersama teman-temannya. 

Raphael duduk di pinggir tak ingin berbaur. Setelah kejadian waktu itu, ia menjadi penyendiri karena dikucilkan. 

Alden melihat Raphael yang menyendiri. Ia pun menghampiri dan mengajaknya bergabung. Awalnya Raphael menolak karena merasa tak enak dan canggung. Namun karena Alden memaksa, akhirnya ia pun ikut berbaur. 

Tampaknya anak-anak lain juga sudah memaafkan Raphael walau bocah laki-laki itu tak mengucapkan permintaan maaf. 

Di ruangan utama, terlihat Alma yang sedang menyiram tanaman di pot yang ditata di rak dagang. 

Edgar menghampiri. "Ada yang bisa aku bantu?" tanyanya. 

"Tidak ada. Terima kasih," jawab Alma. 

Namun, Edgar tetap membantu meski hanya membawakan ember berisi air. 

"Ke mana yang lainnya?" tanya Alma berbasa-basi. 

"Max dan Devon baru selesai berjaga. Mereka sedang merokok di halaman belakang, Ezlyn dan Eric giliran mengawasi sekitar, Nyonya Harsa memberi makan ikan di akuarium, anak-anak bermain di ruangan lain," jawab Edgar. 

"Oh." Alma mengangguk mengerti. 

"Alma, terima kasih banyak untuk segalanya," ucap Edgar. 

Alma menoleh sebentar pada Edgar. "Kau hampir setiap hari mengatakan itu. Aku benar-benar jadi tidak enak," ucapnya. 

"Kalau begitu, maafkan aku." Edgar menggaruk kepalanya yang yang tidak gatal. 

Harsa berdiri di ambang pintu. Ia memperhatikan Edgar dan Alma yang sedang berbicara. Wanita itu hanya tersenyum sembari menggeleng pelan. 

Sementara itu, di atap bangunan. 

Ezlyn dan Eric duduk sembari mengawasi sekitar dengan drone. Ada camilan di antara mereka. Tak ada satu pun pasukan Avis yang berjaga di perbatasan hari ini. Tampaknya tugas mereka __yang hanya berdiri tanpa melakukan apa pun__ sudah selesai. 

Eric mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Edgar. "Tidak ada pasukan khusus yang berjaga di perbatasan." 

"Lebih baik kita pergi sekarang. Ini kesempatan yang bagus," ucap Edgar dari seberang sana. 

"Okay." Eric menutup panggilan, kemudian bangkit dan mengambil drone-nya yang sudah diparkirkan. 

"Ayo, kita akan pergi sekarang," ucap Eric. 

Ezlyn beranjak dari tempat duduknya. "Aku benar-benar khawatir." Ia menyentuh dadanya merasakan jantung yang berdegup kencang.

Eric mengusap bahu Ezlyn. "Semuanya akan baik-baik saja," hiburnya. Ia pun melenggang pergi dikuti oleh Ezlyn. 

Di ruangan lain. 

Edgar memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. "Bersiaplah, sekarang juga kita akan pergi ke Distrik 02."

Alma mengangguk. 

Setelah bersiap-siap, akhirnya mereka pun pergi dengan tiga mobil. Di mobil pertama, Edgar yang menyetir. Ada Alma di sampingnya, Alden dan satu orang anak laki-laki duduk di kursi belakang. 

Di mobil kedua ada Harsa yang menyetir. Penumpangnya adalah Amber, Abby, Raphael, dan tiga anak lainnya. 

Di mobil terakhir, Devon yang menyetir. Lalu, ada Max, Ezlyn, dan Eric. 

DISTRIK 05Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang